Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(587)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Perahu getek melaju pelan. Kuda-kuda pun tenang dipegang oleh mereka yang mengendalikan. Para tukang satang pun merasa ringan, jauh lebih ringan daripada ketika menyeberangkan empat ekor kerbau tadi.
Para tukang satang yang sesungguhnya sedikit heran, orang muda yang membantu itu sepertinya tidak canggung memegang satang dan menggunakannya.
“Apakah orang ini juga tukang satang di penyeberangan lain…..?” Batin tukang satang yang sesungguhnya.
“Ia pun cekatan ikut mendorong perahu tadi ketika kami mengalami kesulitan…..!” Lanjut batin tukang satang itu.
Perjalanan perahu getek telah lewat separuh dari lebar sungai.
Tiba-tiba Raden Mas Danang Sutawijaya terkejut ketika mendengar ringkik kuda di sisi timur sungai. Ia hafal benar bahwa itu adalah ringkik kuda miliknya. Kuda yang ia tambatkan agak jauh dari tepian sungai. Agak jauh agar tadi kerbau-kerbau tidak takut.
Raden Mas Danang Sutawijaya semakin terkejut ketika melihat ada tiga orang yang di sekitar kuda miliknya. Dan ia melihat ada dua ekor kuda agak jauh dari kuda miliknya.
Kuda milik Raden Mas Danang Sutawijaya kembali meringkik lebih keras. Ia melihat ada seseorang yang mendekati kudanya.
Raden Mas Danang Sutawijaya semakin terkejut ketika ia melihat seseorang ingin melepas tali ikatan di pohon. Dan di punggung kuda itu masih menggelantung perbekalan milik Raden Mas Danang Sutawijaya yang sangat bernilai. Raden Mas Danang Sutawijaya tak ingin kehilangan barang-barang miliknya sebagai bekal perjalanan yang bisa lama.
Semua orang yang menyaksikan terkejut bukan kepalang, ketika tiba-tiba Raden Mas Danang Sutawijaya sedikit berlari di atas perahu. Ujung bawah galah satang ia acungkan ke depan dan kemudian dihujamkan ke air. Kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya meloncat dengan galah itu seakan melayang di pucuk galah itu. Semua orang takjub ketika Raden Mas Danang telah mendarat di tepian. Tak terkecuali mereka yang sedang mengendalikan kuda-kuda di atas perahu. Galah dibiarkannya hanyut di sungai. Para tukang satang pun tak sempat meraih galah satang tersebut.
Mereka kemudian melihat orang yang meloncat tadi melemparkan sesuatu. Dan sekejap kemudian terdengar jerit seseorang dan kemudian disusul oleh dua jeritan berikutnya.
“Auuuch….., auuuch……, auuuch……!” Yang kemudian disahut ringkik kuda.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian berlari sangat cepat menghampiri orang-orang yang menjerit kesakitan tersebut.
Mereka yang di atas perahu bisa menyaksikan dengan jelas apa yang dilakukan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Apa yang dilakukan tadi hanya bisa dilakukan oleh orang yang berilmu sangat tinggi. Dan itu mustahil dimiliki oleh seorang tukang satang biasa.
Sesungguhnya, orang-orang yang memegang kendali kuda di atas perahu juga orang-orang yang berilmu tinggi. Namun demikian mereka tetap takjub dengan yang dilakukan oleh orang muda tersebut.
“Tak salah lagi…..! Dia adalah orang yang aku lihat di Pajang dahulu….! Tetapi mengapa menjadi tukang satang di tempat ini…..? Bukankah dia sedang membangun Mataram…..?” Batin orang muda yang sedang mengendalikan kuda dan berwajah tampan itu. Ia melihat bagaimana orang muda tadi juga melemparkan batu dan tepat sasaran ke arah tiga orang yang tidak dekat. Hanya orang yang berilmu sangat tinggi saja yang mampu melakukannya. Ia pun juga melihat bagaimana orang muda itu berlari sangat cepat di lereng yang sedikit menanjak.
Sesungguhnya, orang berwajah tampan itu juga mampu melakukan seperti yang dilakukan orang muda tadi jika keadaan mendesak. Namun tidak ia lakukan.
Dari kejauhan mereka melihat tiga orang yang tadi menjerit kesakitan, kini bersimpuh di hadapan orang muda tadi. Mereka tidak mendengar apa yang mereka perbincangkan, namun mereka melihat orang muda itu kemudian mengikat tangan ketiga orang itu di belakang punggung.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.
di beberapa episode Penerus Trah Prabu Brawijaya, ini ada beberapa yg bersinggungan dg cerita Api dibukit menoreh, embuat saya semakin tertarik mengikuti cerita ini. Sekarang jelas Raden mas Danang Sutawijaya berjumpa dg Agung Sedayu, Swandaru Geni dan istrinya serta Sekar Mirah diatas dan gethek penyebrangan.
Kelak mereka ini ikut terlibat peperangan melawan Pasukan Panjang ditepi kali opak. dan peranannya sangat membantu Mataram. karena mereka di bantu Glagah Putih dan Kyai Grinding melawan orang2 sakit yg bukan prajurit pajang tapi bergabung ikut menyerang Mataram.
Semoga ada di cerita ini tadi….