Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(599)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Orang dari perguruan Kaliangkrik itu kemudian menawarkan kepada Raden Mas Danang Sutawijaya. Apakah mereka akan bermalam di alam terbuka atau di banjar kademangan. Kalau di alam terbuka bisa di tepi kali Elo, di sana ada gubuk sederhana dan ada gua yang tidak begitu dalam. Kedua tempat itu bisa untuk beristirahat dan dekat dengan sungai. Atau di banjar kademangan Mungkid. Salah seorang dari perguruan Kaliangkrik itu pernah bermalam di banjar kademangan itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya memilih akan bermalam di kademangan Mungkid saja. Bukan karena ia tidak mau bermalam di alam terbuka, tetapi karena Mataram ingin menjalin persahabatan dengan para demang di sekitar Mataram. Dengan demikian, keberadaan Mataram bisa diterima oleh para demang dan warganya.
“Sebaiknya kita bermalam di banjar kademangan Mungkid saja, aku ingin berkenalan dengan beliau…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baik Raden, kita akan sampai di banjar kademangan Mungkid sebelum petang…..!” Berkata orang yang pernah bermalam di banjar kademangan Mungkid itu.
Sebelum petang, mereka telah sampai di pendapa kademangan Mungkid. Ki Demang Mungkid menerima dengan senang hati mereka atau siapa pun yang ingin bermalam. Banjar kademangan itu sudah terbiasa untuk menginap mereka yang kemalaman di perjalanan. Walau banjar itu bukanlah sebuah penginapan. Ki Demang dengan suka rela menerima siapapun. Namun orang yang pernah bermalam itu merasa bahwa tanggapan Ki Demang dan keluarganya sangat baik.
“Maaf Ki Demang, kami merepoti Ki Demang lagi….! Kami ingin bermalam di banjar kademangan. Saya sendiri pernah bermalam di banjar itu…..!” Berkata orang dari perguruan Kaliangkrik setelah mereka saling berkabar keselamatan.
“Ooo….. yaa…., aku ingat. Bukankah Kisanak dari Kaliangkrik yang dahulu bersama keluarga…..?” Bertanya Ki Demang.
“Benar Ki Demang. Saat itu kami akan ke Deles…..!” Jawab orang itu.
“Baiklah…..! Silahkan ber-bersih diri dahulu, nanti kita bisa berbincang di pendapa…..! Biarlah kuda-kuda itu nanti ada yang mengurus…..!” Pinta Ki Demang Mungkid.
“Di banjar sederhana itu nanti Kisanak sekalian akan beristirahat…..!” Lanjut Ki Demang Mungkid.
Raden Mas Danang yang belum memperkenalkan diri merasa bahwa tanggapan Ki Demang Mungkid cukup baik dan ramah. Nanti Raden Mas Danang Sutawijaya tidak akan menutupi jati dirinya. Ia akan berterus terang karena memang persahabatan yang diinginkan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Bahkan Raden Mas Danang Sutawijaya juga akan berterus terang bahwa mereka akan ke Bukit Tidar. Namun tentu saja tidak akan mengatakan bahwa tiga orang yang bersamanya itu pernah akan merampok kudanya.
Ki Demang Mungkid telah menunggu di pendapa kademangan bersama Ki Jagabaya. Ketika kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya bersama tiga orang yang bersamanya telah datang di pendapa. Bahkan minuman hangat telah disajikan bersama sukun kukus.
“Marilah Kisanak, kita berbincang. Ini aku perkenalkan Ki Jagabaya, jagabaya kademangan ini. Walau kumisnya tebal namun tidak galak…..!” Seloroh Ki Demang.
Mereka pun tertawa mendengar canda Ki Demang yang memang ramah itu.
“Silahkan diminum wedang jahe gula merah ini…..!” Lanjut Ki Demang.
“Terimakasih Ki Demang…..!” Jawab mereka hampir berbarengan.
Orang yang pernah bermalam di banjar kademangan itu kemudian memperkenalkan kawan-kawannya yang juga berasal dari Kaliangkrik. Namun ia kemudian mempersilahkan Raden Mas Danang Sutawijaya untuk memperkenalkan diri.
“Biarlah beliau ini memperkenalkan diri sendiri…..!” Berkata orang itu sambil melirik kepada Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya pun tidak mengelak.
Ki Demang Mungkid dan Ki Jagabaya memang merasa orang yang paling muda dan tampan itu berbeda dengan tiga orang yang lain. Ada wibawa yang terpancar dari pembawaannya.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.