Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(605)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Nyi Singa Dangsa pun ikut berkerut jidatnya. Ia kemudian memusatkan pendengarannya.
“Benar Ki……! Ada lebih dari dua kuda yang aku dengar…..!” Berkata Nyi Singa Dangsa.
“Datangnya dari arah selatan…..! Jika orang-orang Lembah Merapi Merbabu pasti dari arah timur…..!” Berkata Ki Singa Dangsa.
“Siapa tahu mereka sengaja dari arah selatan…..!” Dalih Nyi Singa Dangsa.
“Lhaaa aku kok belum mendengar…..!” Sela salah seorang dari mereka yang hadir di pertemuan itu.
“Dasar kau budeg – tuli……!” Bentak Ki Singa Dangsa.
Kemudian Ki Singa Dangsa melanjutkan kata-katanya.
“Cepat kepung halaman ini….! Tetapi biarkan mereka masuk perangkap kita sampai di halaman depan, baru nanti pintu gerbang ditutup. Jangan biarkan mereka lolos, siapapun mereka…..!”
Mereka para lurah yang setiap lurah membawahi lebih dari sepuluh orang. Mereka segera berlarian untuk mengumpulkan anggotanya masing. Mereka kemudian mengatur anak buahnya untuk mengepung halaman perguruan Bukit Tidar itu namun tidak semata-mata mencolok mata. Mereka mengepung halaman itu secara berlapis. Siapapun orangnya jika sudah masuk perangkap di halaman itu dan terkepung seperti itu mustahil untuk bisa meloloskan diri. Apalagi mereka yang mengepung telah siap dengan senjata telanjang.
Siapapun yang datang dan berapa pun jumlahnya, nanti hanya akan ditemui oleh Ki Singa Dangsa dan Nyi Singa Dangsa. Suami istri itu tak akan khawatir dengan keselamatannya. Keduanya adalah orang-orang yang berilmu tinggi. Nyi Singa Dangsa adalah putri satu-satunya dari Ki dan Nyi Sima Lodra tokoh-tokoh sakti pada zamannya. Ia telah mewarisi ilmu dari ibunya yang bersenjatakan kuku-kuku baja di sepuluh jarinya. Jika Nyi Singa Dangsa telah memakai kuku-kuku baja itu akan sulit bagi siapapun untuk bisa lolos dari terkamannya. Dan jika lawan telah tergores oleh ujung kuku itu, maut pasti menjemput.
“Kuda-kuda itu berhenti Nyi….! Mungkin mereka akan berjalan kaki untuk sampai di atas bukit ini…..!” Berkata Ki Singa Dangsa.
“Benar Ki…..! Sepertinya kuda-kuda mereka dititipkan di warung di bawah…..!” Sahut Nyi Singa Dangsa.
Beberapa saat kemudian Ki Singa Dangsa tidak terkejut ketika anak buahnya berlari-lari menghadap.
“Heee….! Katakan segera, siapa yang datang dari arah selatan…..?” Berkata Ki Singa Dangsa yang memang telah yakin bahwa anak buahnya akan ada yang melapor.
“Ada seorang yang saya kenali, Ki….! Dia adalah Ki Jagabaya Mungkid yang kumisnya tebal. Mereka berenam Ki…..!” Berkata anak buah Ki Singa Dangsa.
“Heee…..! Mau apa Jagabaya itu….? Apa dikira aku takut dengan kumisnya? Kita di sini hanya tidak ingin mengganggu tetangga terdekat. Tetapi jika kademangan Mungkid ingin mencari gara-gara akan kita tumpas juga….!” Ancam Ki Singa Dangsa.
Orang itu hanya mengangguk-angguk tidak menjawab. Karena jika salah ucap bisa menjadi sasaran marah dari Ki Singa Dangsa.
“Sudah pergilah…..! Awasi mereka…..!” Perintah dari Ki Singa Dangsa.
Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya beserta mereka yang menyertainya memang menitipkan kuda-kuda mereka di sisi selatan dari Bukit Tidar. Mereka memilih berjalan kaki ketika mendaki Bukit Tidar. Mereka tidak mengalami kesulitan karena Ki Demang Mungkid dan Ki Jagabaya telah sering naik ke Bukit Tidar.
“Sepertinya banyak mata yang mengawasi kita, Raden…..!” Berkata Ki Demang Mungkid.
“Yaaa…., aku juga melihat mereka. Biarlah mereka asal tidak mengganggu kita…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Mungkin sekali Ki Singa Dangsa telah mengetahui kedatangan kita…..!” Berkata Ki Demang Mungkid.
“Mungkinkah itu….?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya yang sesungguhnya juga yakin bahwa ada orang yang mengawasi jalan masuk sebelum naik ke Bukit Tidar.
“Biasanya demikian…..! Setiap kami datang, pasti Ki Singa Dangsa telah mengetahui sebelum kami sampai…..!” Berkata Ki Demang Mungkid.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…