Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(614)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Ki Sura Patil adalah pimpinan perguruan Lembah Merapi Merbabu. Perguruan Bukit Tidar sudah sejak lama berseteru dengan perguruan Lembah Merapi Merbabu.
Ia diberi sebutan Sura Patil karena bersenjatakan sepasang belati yang menyerupai Patil ikan lele.
Sejak mudanya, Ki Sura Patil dan Ki Singa Dangsa sering terlibat perkelahian. Namun selama itu mereka seimbang dalam ilmu. Setelah separuh baya ini, mereka jarang bertemu. Yang sering terjadi perselisihan adalah anak buah mereka. Kejadian yang terakhir adalah perkelahian antara anak buah Ki Singa Dangsa dengan Ki Sura Patil di pasar Sawangan. Saat itu satu orang anak buah Ki Sura Patil tewas dan beberapa lainnya luka-luka, bahkan ada yang luka parah. Sedangkan di pihak perguruan Bukit Tidar tidak ada yang tewas namun beberapa juga terluka dan terluka parah. Dan kali ini Ki Sura Patil ingin menuntaskan dendam. Ia merasa telah menggembleng diri sehingga yakin akan mampu menundukkan Ki Singa Dangsa.
Beberapa saat ia menyaksikan perkelahian antara Ki Singa Dangsa melawan anak muda yang belum dikenalnya itu. Namun ia tidak melihat perkelahian antara Nyi Singa Dangsa melawan anak muda tersebut. Ketika ia datang bersama beberapa anak buahnya, perkelahian antara Ki Singa Dangsa melawan anak muda itu sedang berlangsung. Sehingga kehadiran mereka luput dari perhatian anak buah Ki Singa Dangsa.
Ki Sura Patil tidak sempat melihat kelebihan dari anak muda yang melawan Ki Singa Dangsa. Ia mengira Ki Singa Dangsa menyerah karena memang ilmu dari Ki Singa Dangsa tidak berkembang, masih seperti ketika muda. Dengan demikian begitu mudah menyerah kepada lawan yang masih muda yang tentu saja juga muda dalam ilmu olah kanuragan ataupun ilmu jayakasantikan.
Jika ia melawan Ki Singa Dangsa tentu tidak ada artinya. Ia lebih memilih orang yang telah mengalahkan Ki Singa Dangsa. Dengan demikian itu artinya ia juga sudah mengalahkan Ki Singa Dangsa. Namun Ki Singa Dangsa yang tersinggung oleh ucapan Ki Sura Patil tersebut.
“Tutup mulutmu Patil tumpul……!” Teriak Ki Singa Dangsa.
“Ha ha ha ha ha……! Melawan anak kemarin sore saja begitu mudah menyerah. Kau bukan lagi lawan sepadan untukku Singa ompong…..!” Ejek Ki Sura Patil.
Mendengar ejekan itu Ki Singa Dangsa hampir saja meloncat menyerang Ki Sura Patil, tetapi dicegah oleh Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Biarlah aku layani orang itu Ki…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Aku tidak tahan diejek seperti itu, Raden…..!” Dalih Ki Singa Dangsa.
“Jika Ki Singa Dangsa telah menyerah kepadaku, serahkan orang itu kepadaku……!” Berkata Raden Mas Danang.
Ki Singa Dangsa tidak bisa ingkar bahwa ia telah dikalahkan oleh anak muda itu dengan mudahnya.
“Heeem….., silahkan Den……!” Bisik Ki Singa Dangsa.
“Ha ha ha ha ha…….! Singa ompong ingin berlindung di ketiak anak kemarin sore….., ha ha ha ha ha……!” Ejek Ki Sura Patil.
Hampir saja Ki Singa Dangsa akan meloncat menyerang Ki Sura Patil lagi, namun Raden Mas Danang Sutawijaya kembali menahannya.
“Urus Nyi Singa Dangsa yang masih kesakitan, biar aku layani orang itu…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ia kemudian menghadap ke arah Ki Sura Patil.
“Marilah bermain-main Ki……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Gila kau anak kemarin sore berani menghina aku….! Kau siapa…..? Apa belum pernah mendengar nama Sura Patil…..?” Sahut Ki Sura Patil.
“Namaku Jebeng…..! Selama mengembara belum pernah mendengar nama Sura Patil. Kalau Sura Lutuk tetanggaku yang sering mencari ikan kutuk…..!” Seloroh Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ki Demang Mungkid dan Ki Jagabaya serta para murid dari perguruan Kaliangkrik menahan tawa mendengar seloroh dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Nama Jebeng tidak ada artinya dalam dunia olah kanuragan…..! Tetapi tak apalah karena kau telah mengalahkan Singa Dangsa…..! Kau layak aku hajar di sini…….!” Berkata Ki Sura Patil.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…