Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(630)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Masih banyak hal yang diperbincangkan oleh Ki Gede Menoreh dengan Mas Danang Sutawijaya.
Ki Gede Menoreh menginginkan tempat penyeberangan di kali Praga adalah merupakan pintu gerbang hubungan antara Menoreh dan Mataram.
Dikatakan oleh Ki Gede Menoreh bahwa jalan-jalan yang menuju ke tempat penyeberangan itu akan diperlebar.
Demikian pula Raden Mas Danang Sutawijaya juga merencanakan untuk memperlebar jalan-jalan dari arah Mataram diperlebar juga.
“Dengan demikian, hubungan antara Menoreh dan Mataram menjadi lancar……!” Berkata Ki Gede Menoreh.
“Menjadi harapan kita bersama, Ki Gede…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Jika kami menghadap ke Pajang tentu akan melewati Mataram juga…..!” Lanjut Ki Gede Menoreh.
“Silahkan singgah di Mataram jika akan ke Pajang, Ki Gede……!” Penawaran dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baik Raden…..! Pada saatnya kami akan singgah di Mataram…..!” Janji Ki Gede Menoreh.
“Tidak lama lagi Pasar Gede di Kotagede akan kami buka. Warga dari Menoreh bisa ikut berdagang di pasar itu nantinya, Ki Gede…..!” Penawaran Raden Mas Danang Sutawijaya lagi.
“Baik….., mungkin gula merah bisa dari Menoreh bisa kami pasarkan di Pasar Gede nantinya……!” Berkata Ki Gede Menoreh.
“Sepertinya di sekitar Menoreh banyak para penderes pembuat gula merah ya Ki…..!” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Ya benar……, juga banyak para pembuat minyak kelapa…..!” Tambah Ki Gede Menoreh.
“Jika demikian, nanti bisa kami sediakan tempat bagi mereka…..!” Janji Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Terimakasih, nanti akan aku tawarkan kepada para perajinnya…..! Oh ya…., di Menoreh juga banyak perajin tikar pandan. Apakah mungkin juga dipasarkan di Pasar Gede……?” Bertanya Ki Gede Menoreh.
“Oooh baik sekali……! Tentu bisa, Ki Gede……!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Apakah yang bisa kami bawa dari Mataram nantinya, Raden……?” Bertanya Ki Gede Menoreh.
“Nanti akan kami buka pula tempat penjualan mas permata serta perhiasan perak dan barang berharga lainnya. Juga tempat penjualan wesi aji yang bisa menjadi simpanan harta kekayaan bagi siapa pun…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Tentu itu hanya bagi mereka yang kaya……!” Dalih Ki Gede Menoreh.
“Kami sediakan pula penjualan tembikar untuk keperluan rumah tangga. Dan tentu saja bertahap akan kami lengkapi dagangan di Pasar Gede nantinya…..! Kami juga menyediakan tempat untuk kerajinan bambu dari Kaliangkrik…..!” Lanjut Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Oooh menarik sekali, semoga Pasar Gede itu nanti benar-benar menjadi pasar yang gede – yang besar…..!” Berkata Ki Gede Menoreh.
“Terimakasih Ki Gede, semoga nanti benar-benar terjadi persahabatan dalam banyak bidang antara Mataram dengan Menoreh……!” Harapan dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kami dari Menoreh akan mendukung, Raden…..!” Berkata Ki Gede Menoreh.
Masih beberapa waktu Raden Mas Danang Sutawijaya dan Ki Gede Menoreh berbincang. Tentu telah disediakan pula hidangan yang layak bagi tamu dari Mataram tersebut. Raden Mas Danang Sutawijaya merasa puas atas kunjungan tersebut. Ada banyak hal yang bisa diwujudkan dalam kerjasama antara Mataram dan Menoreh. Namun demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya harus minta diri untuk kembali ke Mataram.
Demikian pula yang dirasakan oleh Ki Gede Menoreh. Ia setuju untuk menjalin persahabatan dengan Mataram. Mataram yang sedang tumbuh menjadi sebuah negeri.
Raden Mas Danang Sutawijaya pun segera minta diri.
Sudah beberapa pekan Raden Mas Danang Sutawijaya meninggalkan Mataram. Dan ia tidak lupa, kurang dari sepekan sejak sekarang, Raden Mas Danang Sutawijaya harus memenuhi kewajibannya untuk pergi ke laut Kidul.
Ia berharap, hari itu juga sudah bisa tiba kembali di Mataram. Ia tidak ingin bermalam di perjalanan karena jaraknya tidak terlalu jauh.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.