Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(662)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Sementara itu, Panembahan Senopati juga sudah ber-bersih diri untuk bersiap menghadap uwak-nya – Ki Juru Martani.
Mereka banyak yang tidak tahu bahwa Panembahan Senopati telah kembali.
Ki Juru Martani juga sedikit terkejut ketika Panembahan Senopati di pagi itu telah menemuinya.
“Begitu cepat Panembahan kembali….!” Sapa Ki Juru Martani.
“Benar Uwa….., Gusti Ratu sendiri yang menghendaki agar saya cepat kembali. Tak seharusnya saya meninggalkan Mataram terlalu lama dalam suasana duka…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Ki Juru Martani membatin; ternyata titah di alam sana juga memiliki persaan sebagaimana manusia pada umumnya.
Setelah saling berkabar keselamatan, Panembahan Senopati kemudian menceritakan serba sedikit tentang perjalanannya ke pantai selatan dan kemudian diantar kembali lewat kali Opak.
“Kanjeng Ratu menuju ke puncak Merapi. Dikatakan bahwa kunjungan ke puncak Merapi juga untuk kepentingan Mataram. Namun Gusti Ratu belum bercerita banyak tentang penunggu puncak Merapi…..!” Berkata Panembahan Senopati kemudian.
Ki Juru Martani bisa memahami cerita tersebut.
“Kemarin, sepeninggal Angger Panembahan, Kanjeng Adipati Bagelen juga hadir di sini. Sedikit kecewa karena tidak bertemu dengan Angger Panembahan…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Demikian besar perhatian dari Paman Adipati Bagelen…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Kanjeng Adipati kemudian aku ajak untuk berkunjung ke pemakaman. Beliau juga sudah bercerita banyak tentang kunjungan Angger Panembahan ke Bagelen. Bahkan ingin agar hubungan Bagelen dengan Mataram semakin erat…..!” Lanjut Ki Juru Martani.
“Tentu saja kita senang, suatu saat Danang akan berkunjung lagi ke Bagelen…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Pagi ini Danang juga akan ke pusara Bapa Pemanahan, Uwa…..!” Berkata Panembahan Senopati kemudian.
“Baiklah, marilah kita ke pusara sekarang…..!” Ajak Ki Juru Martani.
Keduanya kemudian menuju ke pusara Ki Ageng Mataram sambil berbincang.
“Bagaimana Uwa, setelah beberapa hari tidak diadakan latihan olah kanuragan bersama, apakah sudah pantas jika dimulai lagi besuk pagi…..?” Bertanya Panembahan Senopati.
“Tentu saja bisa, Mataram memang harus memperkuat diri sendiri sebagai sebuah negeri yang bisa mandiri…..!” Jawab Ki Juru Martani.
“Beberapa dusun di luar Kotagede yang aku singgahi juga ada yang bersedia untuk dilatih olah kanuragan…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Baiklah, itu bagus. Sebaiknya kitalah yang mengundang mereka. Syukur kemudian bisa ikut menetap di sekitar Kotagede sehingga wilayah ini cepat berkembang…..!” Lanjut Ki Juru Martani.
“Pekan-pekan depan bisa kita mulai…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Beberapa pedagang dari Kaliangkrik juga ada yang berniat berdagang di pasar Gede nantinya…..!” Imbuh Panembahan Senopati.
“Pasar harus cepat selesai karena akan semakin menghidupkan kawasan ini…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Pekan depan sepertinya sudah bisa rampung…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Kita tawarkan pula kepada para pedagang di pasar Prambanan…..!” Usul Ki Juru Martani.
“Baik Uwa….., nanti atau besuk kita utus beberapa orang untuk pergi ke Prambanan…..!” Jawab Panembahan Senopati. Kemudian katanya lagi; “Bangunan dan penataan akan lebih baik pasar Gede dari pada pasar Prambanan…..!”
“Itu menjadi salah satu saya tariknya…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Sesampai di makam, sudah ada beberapa orang yang membersihkan area tersebut.
“Makam ini juga akan kita bangun agar tidak menakutkan jika ada orang yang berkunjung. Bahkan bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi……!” Lanjut Panembahan Senopati.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.