Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(685)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Kedua orang senopati itu kemudian berembug. Bagaimana agar masalah lelaki yang menginap di bangsal Gusti Putri Sekar Kedaton bisa diatasi. Dan lelaki itu diyakini sebagai Raden Pabelan.
“Yang aku dengar, Raden Pabelan juga memiliki bekal ilmu yang tinggi. Kita tidak boleh lengah…..!” Berkata senopati telik sandi.
“Yaa…., yang aku dengar memang demikian. Dan kami juga telah mendengar, banyak gadis dan janda muda menjadi korban kebagusan Raden Pabelan. Dan sekarang Gusti Putri Sekar Kedaton adalah korban…..!” Jawab senopati njeron beteng.
“Gusti Putri Sekar Kedaton harus diselamatkan. Meskipun demikian, bisa jadi harus mengorbankan lelaki tak tahu diri itu….!” Berkata senopati telik sandi.
“Kita harus berhati-hati jangan sampai timbul kegaduhan….!” Sahut njeron beteng.
“Apakah kita akan menghadap Kanjeng Sultan terlebih dahulu…..?” Bertanya senopati telik sandi.
“Aku kira belum perlu…..! Kita atasi dahulu, baru kemudian menghadap Kanjeng Sultan…..!” Saran dari senopati njeron beteng.
“Bagaimana sebaiknya…..?” Bertanya senopati telik sandi.
“Menurutku….., seorang pencuri harus ditangkap…..!” Usul senopati njeron beteng.
“Baik aku setuju, tetapi jangan sampai menimbulkan kegaduhan…..!” Sambung senopati telik sandi.
“Dan jangan sampai gagal, atau justru kita yang menjadi korban…..!” Berkata senopati njeron beteng.
“Yaa…., aku akan mengajak lurah prajurit sandi yang aku percaya memiliki bekal yang cukup…..!” Berkata senopati telik sandi.
“Aku juga demikian, akan aku ajak lurah prajurit kepercayaanku….!” Berkata senopati njeron beteng.
“Jika demikian, kita berkumpul di sini sebelum tengah malam…..!” Lanjut senopati njeron beteng.
“Kita berkejaran dengan waktu, jauh sebelum tengah malam aku dan lurah prajuritku sudah akan tiba di sini…..!” Berkata senopati telik sandi.
Sementara itu Lasa bekerja seperti biasa. Bahkan ketika berjumpa dengan Bibi abdi keputren setengah baya, ia sama sekali tidak menyinggung tentang Gusti Putri Sekar Kedaton. Ia seakan tidak tahu tentang apa yang terjadi. Bahkan ketika ia menyingkirkan dua buah gelas di teras pun seakan tanpa curiga. Bibi abdi keputren setengah baya itu yakin bahwa Lasa tidak tahu tentang lelaki yang menginap di bangsal keputren.
Sebelum matahari terbenam, Lasa telah meninggalkan keputren. Seperti perintah senopati njeron beteng, malam itu Lasa tidak boleh menampakkan diri.
“Heeem….., apa ya yang akan terjadi nanti malam…..?” Batin Lasa sambil melangkah pulang.
Demikian pula dua orang prajurit jaga, sore itu mereka juga tidak berpesan apapun kepada dua orang prajurit jaga yang menggantikannya. Karena demikianlah perintah dari sang senopati njeron beteng.
“Aku justru berdebar-debar, apa yang akan dilakukan oleh senopati kita…..!” Berkata salah seorang prajurit jaga ketika berjalan pulang bersama.
“Perasaan kita sama, tetapi nanti malam aku memilih tidur di rumah daripada nanti dipersalahkan oleh sang senopati jika terjadi sesuatu…..!” Jawab prajurit sandi yang satunya.
“Yaaa….., aku juga akan tidur, tetapi mungkin sulit untuk memejamkan mata…..!” Sahut kawannya sambil tertawa.
“Semoga saja tidak terjadi apa-apa. Syukur jika lelaki itu sudah kembali dan tidak menginap malam ini…..!” Berkata kawannya.
Yang paling gelisah adalah Nyi Tumenggung Mayang. Sudah dua hari dua malam anaknya lelaki, Raden Pabelan belum juga pulang. Harapan Nyi Tumenggung Mayang, anaknya itu tidak pergi ke keputren seperti rencana semula. Semoga anaknya itu pergi berguru untuk menuntut ilmu.
“Kangmas Tumenggung….., mbok ya anaknya dicari ke mana perginya……!”
“He he he he……, kau ini aneh Nyi….! Sudah menjadi kebiasaan anakmu itu, pergi tidak pernah jelas tujuannya. Aku juga tidak yakin kalau ia benar-benar berani berkunjung ke keputren. Jika ke keputren tentu sudah pulang…..!” Sanggah Ki Tumenggung Mayang.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.
Selanat malam Bpk. St. Sunaryo, serial Ramayana sesudah #313 kok tidak bisa diakses? Apakah memang sedang error?