Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(687)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Sedangkan prajurit sandi yang dilibatkan oleh Senopati Telik Sandi adalah juga seorang prajurit yang memiliki banyak kelebihan. Ia sesungguhnya sudah layak menjadi seorang lurah prajurit. Ia hanya menunggu waktu saja untuk naik pangkat.
“Biasanya para prajurit jaga itu berkeliling setelah tengah malam. Setelah itu mereka kembali ke gardu jaga…..!” Berkata prajurit sandi yang telah sering berkunjung ke gardu jaga keputren itu.
“Tahan para prajurit jaga itu agar tidak berkeliling setelah tengah malam…..!” Perintah Senopati Telik Sandi.
“Baik sang senopati…..!” Jawab prajurit sandi itu.
Menjelang tengah malam Lurah prajurit sandi telah bertengger di atas beteng. Sejenak ia tengkurap untuk mengamati keadaan. Setelah beberapa saat dan yakin keadaan aman, ia memberi isyarat kepada tiga orang yang lain yang masih di bawah. Sesaat kemudian
empat orang yang berilmu tinggi itu telah meloncat beteng keputren. Lurah prajurit sandi hafal betul dengan lika-liku di dalam keputren. Sebelum ia menjadi lurah prajurit, ia pernah bertugas sebagai prajurit sandi di dalam keputren, bahkan di seluruh di dalam beteng keraton.
Dua orang lurah prajurit itu kemudian berpencar walau tidak terlalu jauh. Sedangkan dua orang senopati telah mengendap untuk mendekati kamar tempat tinggal Gusti Putri Sekar Kedaton. Senopati Njeron Beteng itu tahu persis kamar yang ditempati oleh Gusti Putri Sekar Kedaton.
Dua orang senopati yang berilmu tinggi dan tajam pendengarannya itu bisa mendengar suara yang bisa membuat jantung berdegup bagi seorang lelaki.
Senopati Telik Sandi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala namun geram juga. Mereka semakin berniat untuk benar-benar menangkap lelaki yang telah merusak pagar ayu. Jika lelaki itu adalah seorang yang baik dan memiliki nama baik, mereka pasti akan menempuh cara yang baik. Namun mereka tahu siapa Raden Pabelan itu, walau ia seorang yang gagah dan tampan dan berpenampilan rapi, namun namanya telah cemar. Kangjeng Sultan tentu juga sudah tahu hal itu.
“Tok tok tok tok tok……, permisi….., maaf Gusti Putri….., kami tahu bahwa di dalam ada lelaki yang tidak seharusnya berada di dalam…..!” Berkata Senopati Njeron Beteng.
“Heee…., berani benar kau mengganggu aku…..! Siapa kau….?” Balas Gusti Putri Sekar Kedaton.
“Hamba Prabandaru, senopati yang bertanggungjawab atas keamanan di dalam beteng…..!” Jawab Senopati Njeron Beteng tersebut.
“Heee…., Paman Prabandaru…..! Sejak kapan Paman berani bersikap tidak sopan kepada putri Sultan…..?” Jawab Gusti Putri Sekar Kedaton dari dalam kamar.
“Demi nama baik keluarga raja, kami mohon agar pria yang di dalam kamar keluar dan akan kami serahkan kepada Kanjeng Sultan…..!” Berkata Senopati Njeron Beteng yang bernama Prabandaru tersebut.
“Apa urusanmu Paman…..! Ini tanggung jawabku…..!” Sanggah Gusti Putri Sekar Kedaton.
“Wilayah di dalam beteng menjadi tanggungjawab kami, Gusti Putri. Termasuk jika ada orang yang bertandang tidak pada waktu dan tempatnya…..!” Dalih Senopati Prabandaru.
“Biarlah aku hadapi, Gusti Putri. Biar tahu Raden Pabelan tidak bisa disepelekan…..!” Bisik seorang lelaki dari dalam kamar.
Walau samar, Senopati Prabandaru mendengar perkataan lelaki di dalam kamar.
“Bagus……! Jika kau memang jantan, keluarlah…..!” Tantang Senopati Prabandaru.
“Jangan keluar Raden…..! Aku yang bertanggungjawab…..!” Cegah Gusti Putri Sekar Kedaton.
“Akan aku tunjukkan bahwa Pabelan pantas menjadi menantu raja…..!” Sesumbar Raden Pabelan setelah berbenah pakaiannya.
“Bagus…..! Keluarlah Raden…..!” Tantang Senopati Prabandaru.
Senopati Prabandaru tidak ingin lengah. Ia telah berada dalam kesiapan tertinggi untuk menghadapi Raden Pabelan yang ia dengar berilmu tinggi pula.
Sementara itu Senopati Telik Sandi telah bersiaga pula di balik pohon tak jauh dari pintu keputren.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.