Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#689

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(689)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Senopati Telik Sandi tertegun, ketika di keremangan malam itu ia melihat cairan hitam meleleh dari mulut Raden Pabelan. “Oooh….. darah. Tetapi jantungnya masih berdetak…..!”
“Sepertinya parah, Kangmas…..!” Lanjut Senopati Telik Sandi.
“Semoga tidak tewas…..! Aku tidak bermaksud membunuhnya….!” Sahut Senopati Prabandaru.
“Yaaa….., aku mengerti. Sepertinya Raden Pabelan belum siap di tataran tertinggi ilmunya…..!” Dalih Senopati Telik Sandi.
“Bisa juga ia merendahkan aku…..!” Dalih Senopati Prabandaru pula.
“Bagaimana sebaiknya sekarang……?” Bertanya Senopati Telik Sandi.
Senopati Prabandaru tidak segera menjawab. Ia masih berpikir apa yang sebaiknya dilakukan.
Namun beberapa saat kemudian ia berkata; “Aku akan menghadap Kanjeng Sultan. Dan kau Adi, kabarkan kepada Gusti Putri Sekar Kedaton bahwa Raden Pabelan melarikan diri. Dan kau Lurah prajurit berdua, antarkan tubuh Raden Pabelan itu ke Laweyan, letakkan saja di sekitar rumah Ki Tumenggung Mayang…..!”
“Baik….., itu pilihan yang tepat…..!” Berkata Senopati Telik Sandi.
“Beruntung tidak terjadi keributan yang menarik perhatian. Sepertinya tidak ada yang tahu karena tempat ini agak jauh dengan tempat tinggal…..!” Berkata Senopati Prabandaru. Kemudian katanya lagi; “Hati-hati jangan sampai ada orang yang tahu bahwa kalian membawa tubuh Raden Pabelan…..!” Katanya kepada kedua lurah prajurit.
“Baik Gusti Senopati…..!” Jawab lurah prajurit hampir berbarengan.
“Hati-hati pula, Raden Pabelan masih bernafas…..!” Tambah Senopati Telik Sandi.
“Baik Gusti Senopati…..!” Jawab salah seorang lurah prajurit.
“Harus kita siapkan kuda di balik beteng…..!” Usul Lurah Prajurit Sandi.
“Baik….., aku ambil kudaku yang tak jauh dari beteng…..!” Jawab Lurah prajurit njeron beteng.

Mereka kemudian berbagi tugas. Senopati Prabandaru akan menghadap Kanjeng Sultan. Sedangkan Senopati Telik Sandi akan mengabarkan kepada Gusti Putri Sekar Kedaton. Dan dua orang lurah prajurit akan membawa tubuh Raden Pabelan yang tak berdaya ke dekat tempat tinggal Ki Tumenggung Mayang.

Sementara itu, Nyi Tumenggung Mayang malam itu tidak bisa tidur sama sekali. Sudah dua hari tiga malam putra lelakinya belum pulang. Ia sendiri tidak mengerti mengapa kali ini sangat gelisah. Ia sudah terbiasa ditinggal putranya itu untuk waktu yang lama, namun ia tetap tenang. Namun kali ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Sedangkan Ki Tumenggung Mayang bisa tidur dengan nyenyaknya.

Dalam pada itu, Senopati Prabandaru bisa menghadap Sultan Hadiwijaya walau di waktu telah lewat tengah malam. Karena kedudukannya sebagai senopati njeron beteng, maka Kanjeng Sultan Hadiwijaya berkenan menerimanya. Tentu karena sesuatu yang amat penting jika senopati itu ingin bertemu Kanjeng Sultan saat itu.
“Seribu maaf Kanjeng Sultan, karena hamba menghadap tidak pada waktunya…….!” Berkata Senopati Prabandaru.
“Ada hal penting apakah Senopati…..?” Bertanya Kanjeng Sultan tanpa basa-basi.
Senopati Prabandaru kemudian menceritakan secara runtut dan jelas tentang peristiwa yang baru saja terjadi.
“Semoga Raden Pabelan tidak gugur. Hamba tidak bermaksud untuk membunuhnya, hamba kira Raden Pabelan telah membentengi dengan ilmunya yang tinggi sehingga mampu bertahan. Ternyata tidak….!” Senopati Prabandaru berdalih karena takut mendapat amarah dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Namun Senopati Prabandaru terkejut ketika mendengar jawaban dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Sudah seharusnya lelaki kotor itu tewas. Aku tak ingin memiliki menantu seperti dia. Aku telah mendengar banyak tentang putra Ki Tumenggung Mayang itu…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya dengan wajah dingin.
“Ooh demikianlah Kanjeng Sultan…..!” Jawab Senopati Prabandaru yang masih tidak mengira dengan jawaban Kanjeng Sultan.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

14 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

2 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

5 hari ago