Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(690)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Kanjeng Sultan kemudian melanjutkan kata-katanya.
“Selesaikan masalah itu….!” Perintahnya.
Kanjeng Sultan segera meninggalkan Senopati Prabandaru.
Namun Senopati Prabandaru sempat menjawab; “Daulat Gusti Prabu…..!”
Senopati Prabandaru sejenak termangu. Sebelumnya ia mengira akan dipersalahkan oleh Kanjeng Sultan. Namun ternyata Kanjeng Sultan justru tidak berkenan jika ber-menantu-kan Raden Pabelan. Dengan tidak langsung, Kanjeng Sultan berkenan atas tindakan Senopati Prabandaru terhadap Raden Pabelan.
Senopati Prabandaru lega karena tindakannya tidak dipersalahkan.
Sementara itu, Gusti Putri Sekar Kedaton sangat gelisah setelah mendapat kabar dari Senopati Telik Sandi, bahwa Raden Pabelan melarikan diri. Namun demikian sedikit tenang karena Raden Pabelan tidak berhasil ditangkap. Bahkan ada kebanggaan bahwa lelaki yang telah merebut hatinya itu adalah seorang yang berilmu tinggi. Ia paling tidak, tidak bisa ditangkap oleh seorang senopati njeron beteng yang berilmu tinggi.
Tak kalah gelisah-nya adalah Nyi Tumenggung Mayang. Ia selalu terbayang kepada putranya yang sangat ia sayangi. Sudah dua hari tiga malam tanpa kabar berita. Sesungguhnya, ia sudah sangat sering ditinggal oleh Raden Pabelan tanpa pamit untuk waktu yang lebih lama, namun perasaannya tetap tenang. Namun kali ini kegelisahan sungguh melanda perasaan Nyi Tumenggung Mayang. Ia ingin marah kepada sang suami yang tidur mendengkur di sampingnya. Namun ia tahan. Ia hanya mondar-mandir di bangsal tempat tinggalnya.
Di remang pagi itu, seorang warga Laweyan yang sedang ke kali terkejut. Ia melihat seperti sesosok tubuh manusia yang mengambang di pinggir kali. Ia kemudian melongok lebih dekat untuk meyakinkan.
“Ooh….., benar jasad seseorang…..!” Batin orang itu dengan debar jantung yang semakin cepat. Juga ada perasaan takut.
Ia segera berlari untuk mengabarkan kepada orang yang bisa ditemui.
“Kaaang……, tolong Kaaang…..!” Teriak orang itu sambil menggedor pintu rumah terdekat dari kali itu.
“He he he…..! Ada apa Di…..!” Sahut orang setengah baya setelah membuka pintu.
“Anuu Kang anuuu…..! Ada jasad di pinggir kali…..!” Berkata orang itu dengan tergagap.
“Apaaa…..! Mayat…..?” Bertanya orang setengah baya itu ingin meyakinkan.
“Benar Kang….! Benar mayat…..!” Jawab orang itu yang semakin tenang karena sudah ada teman.
“Ayo kita lihat…..!” Ajak orang separuh baya.
“Aku bawa kentongan ini Kang…..!” Sahut orang itu.
“Ooh ya….., boleh…..!” Jawab orang separuh baya.
Keduanya kemudian berlari-lari kecil.
Pagi sudah semakin terang, sehingga sesosok tubuh yang mengambang itu semakin jelas bahwa itu adalah sosok jasad manusia.
Orang yang melihat pertama kali itu segera memukul kentongan dengan nada titir beberapa lama.
“Aaah ada apa itu…..? Apakah ada maling atau rampok yang memakan korban…..?” Geremang orang yang mendengar suara kentongan yang tak henti-henti itu.
Namun yang berpikiran serupa ternyata banyak orang. Sehingga banyak orang pula yang segera berlarian menuju sumber suara. Dan ternyata sumber suara itu ada di pinggir kali.
“He….. ada apa Kang….., ada apa…..?” Bertanya beberapa orang yang mulai berdatangan.
“Lihatlah…..! Ada mayat mengapung….! Itu lihat…..!” Berkata orang separuh baya sambil menuding.
Mereka yang berdatangan pun semakin banyak.
Sementara itu, Ki Bekel Laweyan, Ki Jagabaya, Ki Ulu-ulu dan para perangkat kabekelan juga mendengar titir kentongan. Mereka pun segera berlarian menuju sumber suara. Namun karena jaraknya lebih jauh, mereka datang agak belakangan.
Sementara itu, Nyi Tumenggung Mayang yang gelisah telah membangunkan sang suami.
“Kangmas Tumenggung, bangun ada suara titir kentongan…..! Mbok ya datang ke tempat itu…..!”
“Aku sudah bangun dan aku sudah mendengar. Biarlah, itu urusan kecil. Biar diurus Ki Bekel dan para perangkatnya…..!” Elak Ki Tumenggung Mayang.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…