Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(694)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Abdi keputren yang dahulu bersama Bibi abdi keputren setengah baya, yang dahulu melihat Raden Pabelan titip surat untuk Gusti Putri Sekar Kedaton mulai menduga-duga. Ia memang telah curiga kepada Bibi setengah baya yang selalu mengelak ketika ditanya tentang sajian makanan dan minuman di bangsal Gusti Putri Sekar Kedaton yang berlebih jika hanya untuk seorang.
“Sepertinya ada orang lain di dalam kamar Gusti Putri….?” Bertanya abdi tersebut pada suatu saat kepada Bibi.
Namun Bibi selalu mengelak dengan berbagai dalih.
Kini ia semakin curiga karena Gusti Putri Sekar Kedaton tidak pernah keluar dari kamar dan Bibi sepertinya selalu tertutup. Ia sejak awal sudah curiga, namun ia masih menahan diri karena belum ada bukti yang meyakinkan. Sudah beberapa kali ia melihat Bibi membawa gelas minuman dua buah. Dan ia pun pernah ditanya oleh penjual sate dan penjual gudeg karena Bibi selalu pesan dua pursi yang katanya untuk adiknya yang sedang berkunjung.
“Aaah….., tidak ada adik Bibi yang berkunjung, apalagi sampai menginap….!” Elak abdi itu kepada penjual sate maupun gudeg.
Abdi itu sesungguhnya juga mengamati, namun tidak seperti Lasa yang langsung melapor kepada prajurit jaga.
Tidak diketahui siapa yang memulai bercerita. Namun di dalam keraton telah tersebar khabar bahwa Raden Pabelan telah menginap di bangsal Gusti Putri selama tiga malam sebelum diketemukan meninggal dan terapung di pinggir sungai di Laweyan.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri juga sudah menerima laporan itu. Kanjeng Sultan sangat marah karena harga diri kerabat raja direndahkan. Namun Kanjeng Sultan masih menahan diri. Terlebih karena Raden Pabelan telah tewas.
Sementara itu, jasad Raden Pabelan telah dibawa ke rumah Ki Tumenggung Mayang. Rencananya hari itu juga akan dimakamkan.
Nyi Tumenggung Mayang yang pingsan telah siuman. Namun ia tak mampu bangkit. Bahkan ia selalu meracau menyalahkan Ki Tumenggung Mayang sang suami yang telah membujuk Raden Pabelan untuk mendekati Gusti Putri Sekar Kedaton.
Beberapa kali Nyi Tumenggung Mayang pingsan dan kemudian siuman. Namun setiap saat Nyi Tumenggung selalu menyalahkan sang suami. Nyi Tumenggung Mayang telah mengingatkan ketika itu, namun tidak didengar oleh sang suami.
Racauan dari Nyi Tumenggung Mayang yang selalu menyalahkan Ki Tumenggung Mayang karena membujuk putranya itu segera tersebar luas.
“Jadi benar bahwa Raden Pabelan telah menginap di bangsal Gusti Putri seperti yang aku dengar…..?” Berkata salah seorang yang mendengar racauan Ki Tumenggung Mayang.
“Dan yang membujuk adalah Kanjeng Tumenggung sendiri….!” Sahut yang lain.
Dan dugaan-dugaan seperti itu banyak terdengar di mana-mana. Namun tidak ada yang tahu bagaimana Raden Pabelan yang tewas itu sampai terapung di pinggir sungai.
“Dugaan saya, Kanjeng Sultan sendiri yang menangkap basah Raden Pabelan itu…..!” Berkata salah seorang dari mereka.
“Mungkin saja, bukankah Raden Pabelan itu juga berilmu tinggi. Hanya Kanjeng Sultan yang bisa dengan mudah melumpuhkan Raden Pabelan, bahkan membunuhnya…..!” Sahut yang lain seakan ia tahu kejadiannya.
“Yaaa….., kita tahu bagaimana Jaka Tingkir alias Kanjeng Sultan Hadiwijaya muda ketika membunuh Kebondanu sekali pukul. Juga membunuh Dadung Awuk sekali pukul pula. Bahkan puluhan buaya pun ditaklukkannya…..!” Sahut yang lain tak mau kalah.
“Aku tadi melihat rahang Raden Pabelan memar. Aku kira itu juga karena hantaman sekali pukul dari Kanjeng Sultan…..!” Sahut yang lain seakan ia melihat sendiri. Namun mereka semua tidak ada yang tahu kejadian yang sesungguhnya selain mereka yang terlibat langsung.
Sementara itu Senopati Prabandaru dan Senopati Telik sandi dan juga beberapa senopati yang lain telah berkunjung ke rumah Ki Tumenggung Mayang. Demikian pula para Tumenggung yang lain.
“Akan kami selidiki tentang sebab kematian dari Raden Pabelan ini, Ki Tumenggung…..!” Berkata Senopati Telik Sandi seakan ia belum tahu kejadian yang sesungguhnya.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…