Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#696

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(696)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Kanjeng Sultan Hadiwijaya kemudian minta kepada kedua orang senopati itu untuk menunggu.
“Tunggu…..! Akan aku buatkan surat perintah untuk Tumenggung dan bahkan keluarganya…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang kemudian meninggalkan keduanya.
“Daulat Kanjeng Sultan……!” Berkata keduanya hampir bersamaan.
Keduanya belum tahu apa maksud dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya tersebut.

Beberapa saat kemudian, Kanjeng Sultan Hadiwijaya telah menemui kembali kedua orang senopati tersebut. Kemudian Kanjeng Sultan bertitah.
“Serahkan kepada Tumenggung Mayang surat ini…..! Ketahuilah isi surat ini, bahwa Tumenggung Mayang layak menerima hukuman atas perbuatannya yang berakibat mencemarkan nama baik keluarga kerajaan. Kedudukan pangkat Tumenggung aku copot.
Pada hari ke empat setelah kematian Pabelan, Tumenggung Mayang dan keluarganya harus meninggalkan Pajang. Mereka harus pergi ke Semarang. Hutan Alas Roban tempat yang pantas untuk Tumenggung Mayang…..!”
Kedua orang senopati tersebut saling berpandangan. Mereka sama sekali tidak mengira bahwa Tumenggung Mayang akan menerima hukuman yang sedemikian berat, sungguh sangat berat. Namun demikian, surat kemudian diterimanya.
“Daulat Kanjeng Sultan….., sekarang juga perintah Kanjeng Sultan akan kami laksanakan…..!” Jawab Senopati Prabandaru.

Sore hari itu, suasana duka yang mendalam masih menyelimuti rumah Ki Tumenggung Mayang. Setiap kali Nyi Tumenggung Mayang selalu menyalahkan Ki Tumenggung Mayang yang membujuk Raden Pabelan untuk menggoda Gusti Putri Sekar Kedaton.
“Yang disalahkan itu bukan aku, tetapi orang yang telah membunuh anak kita itu…..!” Elak Ki Tumenggung Mayang.
“Tetapi jika Kangmas Tumenggung tidak membujuk anak kita pasti tidak akan terjadi seperti ini…..!” Sanggah Nyi Tumenggung Mayang tak mau kalah dengan nada keras.
Jika sudah demikian, Ki Tumenggung Mayang memilih diam.
Ketika mereka sedang berbincang, datanglah dua orang senopati, yakni Senopati Prabandaru dan Senopati Telik Sandi.
“Oooh……, marilah para senopati…..!” Berkata Ki Tumenggung Mayang sambil mempersilahkan kedua orang tamunya untuk duduk.
Setelah saling berkabar keselamatan, Senopati Prabandaru kembali mengucapkan berbela sungkawa atas meninggalnya Raden Pabelan.
Kanjeng Tumenggung Mayang pun sempat menanyakan kepada Senopati Telik Sandi tentang usahanya untuk menangkap pembunuh putranya.
“Sedang kami selidiki dan kami lacak, Ki Tumenggung. Tentu tidak mudah untuk segera mengetahui siapa pembunuh Raden Pabelan itu…..!” Dalih Senopati Telik Sandi.
Senopati Prabandaru menahan senyum mendengar jawaban dari sejawatnya itu. Namun Senopati Prabandaru kemudian mohon pamit. Ia tak ingin masih di rumah Ki Tumenggung ketika Ki Tumenggung membuka isi surat itu.
“Maaf Ki Tumenggung, kami segera mohon diri. Kami hanya diperintah oleh Kanjeng Sultan untuk mengantarkan surat itu…..!” Berkata Senopati Prabandaru.
Ki Tumenggung Mayang tidak menahan kedua orang senopati untuk meninggalkan rumah Ki Tumenggung.

Ki Tumenggung Mayang gemeretak giginya menahan amarah yang amat sangat. Ia sama sekali tidak mengira akan mendapat hukuman yang sedemikian berat. Kesedihannya masih menyelimuti seluruh keluarga, tetapi kemudian disusul hukuman yang yang sangat berat bagi Ki Tumenggung.
“Ini tidak adiiiil…..!” Teriak Ki Tumenggung yang mengejutkan mereka yang mendengarnya.
“Ada apa, Kangmas Tumenggung…….?” Bertanya Nyi Tumenggung yang matanya masih sembab.
“Gila……! Hadiwijaya sudah gila. Ini sungguh tidak adil….., tidak adil…..!” Teriak Ki Tumenggung Mayang dengan marah sambil menyobek surat.
Nyi Tumenggung Mayang tidak segera mengerti mengapa sang suami sedemikian marah. Ia belum pernah menyaksikan sang suami marah sedemikian besar.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#808

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(808)Mataram. Adipati Pragola kemudian menawarkan kepada Pangeran Benawa; "Akan aku tempatkan prajurit sandi…

11 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#807

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(807)Mataram. Raden Benawa kemudian melanjutkan perjalanannya. Ia tidak ingin mengabaikan satu hari saja…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

4 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

5 hari ago