Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#697

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(697)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Nyi Tumenggung Mayang memberanikan diri untuk bertanya kepada sang suami.
“Ada apa Kangmas Tumenggung, sampai sedemikian marah. Dan marah kepada Kanjeng Sultan…..?”
“Gilaaa…..! Hadiwijaya sudah gila…..!. Sungguh tidak adil…..! Kita yang sudah kehilangan anak, dengan teganya kita ditundung – diusir dari Pajang…..!” Berkata Ki Tumenggung Mayang dengan keras.
“Apa maksudnya, Kangmas…..?” Bertanya Ki Tumenggung yang tidak mengerti.
“Dengan surat itu, Hadiwijaya mengusir kita untuk meninggalkan Pajang ke Semarang dan jabatan Tumenggung dicopot…..! Gila….., sungguh gila….!” Ki Tumenggung Mayang tidak bisa menahan amarah.
“Apaaa…..? Kita diusir dari Pajang…..? Laweyan ini tumpah darahku. Jaka Tingkir itu dari Tingkir, bukan Pajang….! Kita lebih berhak dari pada Jaka Tingkir…..!” Nyi Tumenggung Mayang pun tak bisa menahan amarah.
“Perintah semena-mena itu sudah jelas, kita harus meninggalkan Pajang setelah hari keempat dari kematian Pabelan…..!” Lanjut Ki Tumenggung Mayang.
“Bagaimana…..? Apakah kita akan benar-benar pergi….?” Bertanya Nyi Tumenggung Mayang.
“Tadi Prabandaru telah berpesan, pada hari keempat, artinya tiga hari lagi kita akan dijemput oleh sepasukan prajurit untuk dibuang ke Semarang…..!” Lanjut Ki Tumenggung Mayang.
“Apakah Kanjeng Sultan lupa bahwa aku ini putri dari Bapa Pemanahan dan adik dari Kangmas Jebeng Sutawijaya yang telah berjasa membunuh Harya Penangsang…..?” Berkata Nyi Tumenggung Mayang.
“Apakah ada dendam kepada Bapa Pemanahan juga, aku tidak tahu….?” Berkata Ki Tumenggung Mayang.
“Akan aku kabarkan kepada Kangmas Sutawijaya…..!” Berkata Nyi Tumenggung Mayang.
“Baik……, aku setuju……!” Sahut Ki Tumenggung Mayang.

Nyi Tumenggung Mayang kemudian menulis surat untuk Panembahan Senopati di Mataram. Dituliskan sejak Raden Pabelan berkenalan dengan Gusti Putri Sekar Kedaton. Namun Kanjeng Sultan Hadiwijaya tidak berkenan dan kemudian Raden Pabelan dibunuh. Dan bahkan Ki Tumenggung Mayang ikut dipersalahkan sehingga diusir dari Pajang dan akan dibuang ke Semarang. Dituliskan bahwa hutan Alas Roban adalah tempat bagi Ki Tumenggung Mayang. Dituliskan pula bahwa jabatan Tumenggung telah dicopot.
Hari Rebo Kliwon Ki Tumenggung Mayang dan Nyi Tumenggung Mayang akan dijemput sepasukan prajurit untuk dibuang ke Semarang.
Tentu saja Nyi Tumenggung Mayang tidak menuliskan hal yang jelek tentang Raden Pabelan.
“Apakah karena hanya anak seorang Tumenggung sehingga Kanjeng Sultan menolak hubungan dengan Sekar Kedaton….?” Salah satu yang ditulis oleh Nyi Tumenggung Mayang.
“Sungguh kejam karena Pabelan telah dibunuh….!” Lanjut tulisan Nyi Tumenggung Mayang.
“Dan kami diusir…..!” Lanjut tulisan Nyi Tumenggung Mayang.
“Apakah Sultan ada dendam kepada Bapa Pemanahan dan kepada Kangmas Sutawijaya…..?” Lanjut tulisan itu.
“Apakah Kangmas Sutawijaya yang telah bergelar Panembahan Senopati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama bisa menyelamatkan adikmu ini….?” Bagian akhir dari surat yang ditulis oleh Nyi Tumenggung Mayang.

Nyi Tumenggung Mayang kemudian menyerahkan surat itu kepada Ki Tumenggung untuk dibaca.
“Baik…., aku setuju dengan isi surat itu. Terserah nanti, apakah Kangmas Sutawijaya bersedia dan bisa menyelamatkan kita…..!” Berkata Ki Tumenggung Mayang setelah membaca surat yang ditulis oleh Nyi Tumenggung.

Ki Tumenggung kemudian memanggil dua orang abdi katemenggungan untuk diminta mengantarkan surat ke Mataram. Secepatnya dan jangan sampai ada orang lain yang tahu. Apalagi sampai diketahui oleh prajurit sandi.
“Sekarang juga kalian berangkat dengan naik kuda. Kau boleh sedikit memutar agar tidak dicurigai oleh siapapun. Kau bisa ke arah timur, kemudian ke arah selatan, baru kemudian ke arah Mataram…..! Kalian paham maksudku…..!” Berkata Ki Tumenggung Mayang.
“Ya kami paham Gusti Tumenggung. Sekarang juga kami akan berangkat…..!” Jawab abdi tersebut.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

View Comments

  • Lewat kisah bersambung ini kita bisa menjalin kembali jalinan peristiwa peristiwa historis di masa lampau. Meskipun terkadang disertai kisah berbau mitos dan mistik namun semua itu bisa ditempatkan sebagai bumbu yang membuat kisah ini semakin lezat dan memikat. Terima kasih telah boleh menikmati terus hasil karya ini.

Share
Published by
Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

17 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

2 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

5 hari ago