Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(699)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati yang telah terpengaruh oleh surat Nyi Tumenggung Mayang yang merupakan adik kandungnya itu telah mempunyai rencananya sendiri. Ia tidak tega jika adik perempuannya itu sampai dibuang ke Semarang yang dikatakan bahwa Alas Roban adalah tempatnya. Harus aku selamatkan dan aku bawa ke Mataram. Namun tentu tidak mudah, karena dikatakan dalam suratnya bahwa Ki dan Nyi Tumenggung Mayang akan dikawal sepasukan prajuri Pajang.
“Apa boleh buat…..!” Pikir Panembahan Senopati.
Surat kemudian diberikan kepada dua utusan dari Laweyan, Denaya dan Gangsar.
“Kalian boleh menginap di Mataram. Di sini banyak saudara kita yang dari Laweyan. Kalian pasti banyak yang kenal pula…..!” Tawaran dari Panembahan Senopati.
“Yaa…., saya pernah berkunjung dan memang banyak yang kenal, tetapi Nyi Tumenggung Mayang sudah berpesan untuk segera kembali…..!” Berkata Denaya.
“Baiklah jika demikian, hari telah menjelang malam…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Kami sudah terbiasa berkuda di malam hari….!” Jawab Denaya.
“Baiklah….., berhati-hatilah di jalan…..!”
Berkata Panembahan Senopati.
Setelah Denaya dan Gangsar kembali, Panembahan Senopati menyampaikan isi surat dari Nyi Tumenggung Mayang kepada Ki Juru Martani.
Ki Juru Martani menghela nafas panjang. Ia menduga bahwa Raden Pabelan sampai dibunuh pasti karena ada sebab lain. Bukan karena dendam Kanjeng Sultan Hadiwijaya kepada Ki Pemanahan apalagi kepada Panembahan Senopati yang merupakan anak angkatnya seperti yang tertulis di surat itu.
“Kemudian apa rencana Angger Panembahan…..?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Adi Tumenggung Mayang harus diselamatkan, Uwa…!” Berkata Panembahan Senopati.
Ki Juru Martani kembali menghela nafas panjang. Ia memahami bahwa Ki dan Nyi Tumenggung Mayang harus diselamatkan karena Nyi Tumenggung Mayang adalah adiknya. Bukan karena tuduhan bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya dendam kepada Ki Pemanahan ataupun kepada Panembahan Senopati sendiri. Ki Juru Martani khawatir jika terjadi kesalahan pahaman dengan Kanjeng Sultan Hadiwijaya akan bisa menjadi masalah besar nantinya.
“Bagaimana rencana Angger Senopati untuk menyelamatkan Ki Tumenggung Mayang dan istrinya itu….?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Hari Rabu Kliwon masih ada waktu yang cukup untuk persiapan…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati kemudian membeberkan rencananya untuk menyelamatkan Ki dan Nyi Tumenggung yang akan dibuang ke Semarang itu. Dan rencana itu sudah ditulis di surat balasan kepada Nyi Tumenggung Mayang.
Ki Juru Martani kembali menghela nafas panjang karena khawatir dengan akibat dari rencana itu. Namun demikian, Ki Juru Martani tidak mungkin membatalkan rencana itu karena sudah ditulis di surat balasan.
“Besuk pagi akan segera kami persiapkan, Uwa…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Semoga tidak menimbulkan salah paham dengan Kanjeng Sultan Hadiwijaya…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Sementara itu, Denaya dan Gangsar telah melanjutkan perjalanan walau di malam yang gelap. Jalan dari Prambanan ke Pajang yang sudah semakin ramai tidak menghalangi perjalanan mereka. Para prajurit di Sangkalputung pun tidak mencurigai setiap pejalan yang melewati kademangan itu.
Denaya dan Gangsar memang harus beberapa kali berhenti untuk memberi kesempatan kepada kuda-kuda mereka beristirahat.
Sebelum memasuki kotaraja Pajang, mereka berpisah menuju rumah masing-masing agar tidak dicurigai oleh para prajurit Panjang.
“Nanti aku akan berjalan kaki ke rumah Ki Tumenggung…..!” Berkata Denaya yang rumahnya tak jauh dari rumah Ki Tumenggung.
“Ya nanti aku akan menyusul…..!” Berkata Gangsar.
Hari telah lewat tengah malam. Denaya tetap akan datang ke rumah Ki Tumenggung Mayang. Denaya yang memang abdi katemenggungan sudah terbiasa datang kapanpun ke rumah Ki Tumenggung Mayang.
“Silahkan masuk Denaya….!” Berkata Ki Tumenggung Mayang.
Setelah saling berkabar keselamatan, Denaya kemudian menyerahkan surat dari Panembahan Senopati.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…