Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#704

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(704)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Ki Dhandhang Wisesa masih menambahkan, bahkan orang lewat pun jangan sampai ada yang tahu dan curiga. Mereka harus bersembunyi tetapi bisa mengawasi keadaan di jalan, terutama di jembatan dan sekitarnya. Bahkan di bawah jembatan pun juga bisa untuk bersembunyi.

Sementara itu, pasukan Pajang yang cukup kuat yang dipimpin oleh senopati Wirajaya telah menjemput Ki dan Nyi Tumenggung Mayang. Seorang senopati yang berilmu tinggi, karena tahu bahwa Ki Tumenggung Mayang pun berilmu tinggi pula. Ia harus diimbangi oleh seorang senopati yang berilmu tinggi pula.
Pagi masih gelap ketika itu, namun Ki dan Nyi Tumenggung Mayang sudah bersiap. Mereka tidak bisa mengelak akan pengusiran itu. Namun sedikit beruntung karena Nyi Tumenggung Mayang masih sempat membawa barang-barang berharga serta uang miliknya. Demikian pula Ki Tumenggung Mayang masih bisa membawa senjata-senjata berharga yang berlapiskan emas dan perak.
Ki dan Nyi Tumenggung Mayang naik kereta dengan kusir seorang lurah prajurit yang berilmu tinggi pula. Sedangkan para pengawal naik kuda termasuk Senopati Wirajaya.
Denaya dan Gangsar hanya bisa menyaksikan dari tepi halaman katemenggungan karena tidak diperkenankan untuk menyertainya.
Mereka hanya berharap semoga Ki dan Nyi Tumenggung bisa selamat dan suatu saat bisa bertemu kembali.
Kereta berderap tidak terlalu cepat. Sedangkan kuda-kuda yang lebih dari tiga puluh itu menyesuaikan kecepatan kereta. Para prajurit pengawal merasa berlebihan dengan prajurit yang lebih dari tiga puluh itu hanya untuk mengawal Nyi dan Ki Tumenggung Mayang.
“Mengapa harus sebanyak ini yang mengawal…..?” Celetuk salah seorang prajurit.
“Aah….., anggap saja kita bertamasya. Dari pada jenuh di barak terus…..!” Sahut kawannya.
Mereka pun tertawa, setuju dengan pendapat kawannya itu.
Jalan ke arah sedikit menanjak, namun tidak ada tanjakan yang curam sehingga perjalanan pun lancar.
Ketika matahari semburat merah, mereka memerlukan beristirahat untuk memberi kesempatan kuda-kuda mereka juga beristirahat untuk makan dan minum. Demikian pula para prajurit membuka bekal makanan dan minuman yang dibawa dari barak. Ki dan Nyi Tumenggung Mayang pun ditawari untuk sarapan pagi, namun ditolaknya.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, seorang telik sandi dari Mataram mengabarkan kepada Ki Dhandhang Wisesa bahwa Ki dan Nyi Tumenggung Mayang beserta para pengawal sedang beristirahat di dusun Pakis. Perkiraan ketika matahari sepenggalah akan tiba di Tingkir.
“Kita harus mulai bersiap siaga mulai sekarang. Semua orang harus sudah menempatkan diri di tempat yang telah ditentukan. Senjata harus sudah siap di tangan. Busur dan anak panah harus sudah siaga pula. Namun ingat, jangan sampai diketahui oleh siapapun. Nanti ketika akan bertindak harus menunggu aba-aba dari saya. Aku akan memukulkan pedang rangkap ini sehingga suaranya berdenting. Kalian semua harus paham…..!” Berkata Ki Dhandhang Wisesa.
Mereka semua segera berlarian menempatkan diri sesuai petunjuk yang telah disampaikan. Bahkan ada beberapa orang yang menyelipkan dedaunan di sabuk mereka untuk penyamaran. Sedangkan Nyi Singa Dangsa bersiap untuk mengamankan Nyi Tumenggung Mayang.
Ki Dhandhang Wisesa, Ki Singa Dangsa dan Ki Sura Patil akan menghadang di tengah jalan agar rombongan yang mengawal Ki dan Nyi Tumenggung Mayang berhenti.

Derap kaki-kaki kuda yang tidak kendang segera terdengar. Pasukan yang dipimpin oleh Ki Dhandhang Wisesa telah bersiaga menunggu aba-aba dari Ki Dhandhang Wisesa.
Sebagian rombongan pasukan pengawal dari Pajang telah melewati jembatan.
Ki Dhandhang Wisesa menunggu agar kereta yang membawa Ki dan Nyi Tumenggung Mayang melewati jembatan pula.
Tiba-tiba Ki Dhandhang Wisesa, Ki Singa Dangsa dan Ki Sura Patil telah meloncat ke tengah jalan.
“Berhenti…..!” Teriak Ki Dhandhang Wisesa.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

9 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago