Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(707)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Ki Dhandhang Wisesa tidak mengira cara yang mereka tempuh berjalan dengan baik. Bahkan tidak ada korban satupun di pihak Mataram. Sebaliknya hampir semua prajurit Pajang terluka. Bahkan ada yang terluka parah akibat tekena dua atau tiga anak panah di bagian tubuh yang berbahaya.
“Cerdik benar kau Kakang Dhandhang Wisesa…..!” Puji Ki Tumenggung Mayang.
“Sebenarnya ini adalah gagasan dan saran dari Ki Juru Martani sebelum kami berangkat….!” Jawab Ki Dhandhang Wisesa jujur.
“Beruntungnya saran dari Uwa Juru bisa dilaksanakan dengan baik oleh Kakang Dhandhang Wisesa dan seluruh pasukan….!” Ki Tumenggung Mayang masih memuji Ki Dhandhang Wisesa.
“Semua berkat kerjasama yang baik. Bukan hanya pasukan dari Mataram, tetapi juga dari perguruan Bukit Tidar dan perguruan Lembah Merapi Merbabu…..!” Jawab Ki Dhandhang Wisesa yang tidak mengesampingkan peran dari kedua perguruan itu. Dua perguruan yang dahulu selalu berseteru namun setelah bertemu dengan Panembahan Senopati menjadi rukun dan bersahabat.
“Ooo….., dari perguruan Bukit Tidar dan Lembah Merapi Merbabu…..?” Bertanya Ki Tumenggung Mayang ingin meyakinkan.
“Benar Ki Tumenggung, beliau ini Ki Singa Dangsa dari Bukit Tidar dan beliau ini dari Ki Sura Patil dari Lembah Merapi Merbabu…..!” Berkata Ki Dhandhang Wisesa memperkenalkan sahabatnya.
“Oooh….., terimakasih sekali Kakang Singa Dangsa dan Kakang Sura Patil….!” Berkata Ki Tumenggung Mayang.
Selagi mereka berbincang, datang Nyi Singa Dangsa bersama Nyi Tumenggung Mayang dan beberapa pengawal dari Mataram.
“Ooh Nyi……, kita semua selamat Nyi….!” Berkata Ki Tumenggung Mayang kepada sang istri.
“Berkat pertolongan Nyi Singa Dangsa aku bisa selamat, Kangmas….!” Jawab Nyi Tumenggung Mayang.
“Oooh….., terimakasih sekali Mbokayu Singa Dangsa…..!” Berkata Ki Tumenggung Mayang.
Mereka beberapa saat masih berbincang untuk meyakinkan bahwa keadaan benar-benar telah aman.
Mereka telah melihat bahwa semua prajurit Pajang beserta keretanya telah meninggal tempat itu. Bahkan derap kaki kuda sudah tidak terdengar lagi.
“Marilah kita tinggalkan tempat ini. Kita bisa beristirahat di Lembah Merapi Merbabu. Bukankah begitu Ki Sura Patil…..?” Bertanya Ki Dhandhang Wisesa.
“Dengan senang hati…..! Biarlah ada yang mendahului biar bisa menyiapkan hidangan secukupnya….!” Jawab Ki Sura Patil.
Sementara itu, para prajurit Pajang sempat merawat luka-luka mereka. Setiap pasukan pasti membawa obat yang diperlukan untuk luka karena senjata. Namun mereka tidak mengira bahwa hampir semua terluka. Dengan terpaksa mereka ada yang membebat dengan kain mereka yang disobek.
Pasukan Pajang kembali berderap pelan menuju ke Pajang. Mereka tidak leluasa mengendalikan kuda-kuda mereka karena luka-luka yang mereka derita. Mereka tidak habis mengerti akan kejadian yang baru saja mereka alami. Mereka bagaikan mimpi buruk di siang bolong. Namun mimpi itu sungguh kenyataan yang sulit diterima. Seakan bekal ilmu keprajuritan yang mereka kuasai tak berarti sama sekali. Mereka sama sekali tidak ada kesempatan untuk mengadakan perlawanan. Tahu-tahu mereka sudah terluka karena terkena anak panah yang hampir bersamaan.
“Mataram sungguh gila dan tak tahu diri…! Tumenggung Mayang yang jelas-jelas bersalah masih dibela….! Ini adalah bentuk perlawanan yang nyata dari Mataram terhadap Pajang…..!” Berkata salah seorang prajurit sambil berkuda.
“Pajang seharusnya tidak ragu untuk menggempur Mataram yang kecil itu…..!” Sahut kawannya.
“Pajang telah berpengalaman berperang melawan negeri-negeri yang kuat dan besar. Untuk melumat Mataram tak perlu hitungan hari…..!” Sahut yang lain.
“Jika Pajang menyerbu Mataram, aku ingin di barisan paling depan. Aku ingin balas dendam atas kejadian tadi…..!” Sahut yang lain tak mau kalah.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…