Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(721)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Sesungguhnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri merasa kecewa kepada Panembahan Senopati yang juga merupakan anak angkat yang sudah dianggap sebagai anak sendiri, bahkan sebagai anak sulung dan juga murid-nya. Namun sudah berlalu beberapa waktu, kesanggupan untuk menghadap belum juga dilaksanakan.
Dan dalam pasewakan itu Kanjeng Sultan Hadiwijaya menerima desakan untuk memberi peringatan kepada Panembahan Senopati.
“Akan aku utus dua orang untuk menemui Danang Sutawijaya. Agar ia segera menghadap ke Pajang…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Namun Senopati Wirajaya yang merasa dipermalukan oleh pengawal dari Mataram yang mencegat di Tingkir menyela dalam pembicaraan itu.
“Maaf Kanjeng Sinuhun….., apakah tidak sebaiknya sekalian dikawal oleh pasukan segelar sepapan….? Betapa liciknya para pengawal dari Mataram itu. Dua puluh bregada prajurit sudah cukup untuk melumat Mataram…..!”
“Biarlah Kakang Wuragil dan Kakang Wilamarta berdua dulu yang aku utus utus menemui Danang Sutawijaya…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya memutuskan.
Ki Wuragil dan Ki Wilamarta akhirnya yang diutus untuk pergi ke Mataram. Keduanya pun dengan senang hati menerima perintah itu.
“Besuk pagi silahkan berangkat…..!” Perintah Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Sebelum matahari terbit, Ki Wilamarta dan Ki Wuragil telah meninggalkan Pajang. Harapanya sebelum tengah hari sudah sampai di Mataram. Ki Wilamarta dan Ki Wuragil yang telah lebih dari separuh baya itu diharapkan mendapat perhatian dari Panembahan Senopati. Mereka pun memiliki bekal ilmu kanuragan dan ilmu jayakasantikan yang mumpuni.
Jalan dari Pajang sampai ke Sangkalputung sudah sedemikian ramai. Demikian pula dari Sangkalputung sampai di Prambanan. Bahkan dari Prambanan ke Mataram pun jalannya juga sudah ramai pula. Jarang terjadi tindak kejahatan di siang hari. Dengan demikian perjalanan Ki Wilamarta dan Ki Wuragil lancar tanpa halangan. Meskipun mereka harus beristirahat tiga kali untuk memberi kesempatan kuda-kuda mereka beristirahat. Dua orang nayaka praja keraton Pajang itu memang belum pernah ke Mataram. Namun dahulu mereka pernah ke Prambanan ketika menjadi petualang di masa mudanya. Mereka telah mendapat ancar-ancar jalan dari Prambanan sampai di Kotagede. Jalan itu pun sudah lebar dan datar, tidak seberapa jalan yang turun naik.
Menjelang tengah hari, Ki Wilamarta dan Ki Wuragil telah tiba di Kotagede yang sekarang merupakan kotaraja Mataram. Mereka sedikit kagum melihat alun-alun yang lebih besar dari alun-alun Pajang dan sudah tertata rapi. Gapura pintu masuk pun megah dan indah yang hampir semua terdiri dari batu bata merah. Ternyata di sebalik pintu gapura ada dua orang penjaga.
Dengan hormat kedua penjaga itu menyapa dua orang tamu yang masih di atas kuda itu.
“Maaf….., sepertinya andika berdua bukan warga Mataram. Adakah yang bisa saya bantu…..?” Berkata salah seorang penjaga pintu gerbang itu.
“Yaaa….., kami berdua nayaka praja dari Pajang. Kami ingin bertemu Raden Danang Sutawijaya…..!” Berkata Ki Wilamarta.
“Oooh……, Gusti Panembahan Senopati sedang tindak-an pergi ke Lipura…..!” Jawab salah seorang penjaga itu.
“Lipura…..? Di mana Lipura itu…..?” Bertanya Ki Wuragil yang memang belum pernah mendengar nama Lipura.
“Tidak terlalu jauh dari Kotagede ini, ke arah laut selatan…..!” Jawab salah seorang penjaga pintu gapura.
“Apakah Ki Jura Martani ada…..?” Bertanya Ki Wuragil yang telah mengenal dengan baik kepada Ki Juru Martani.
“Sepertinya ada, karena jika bepergian ke luar pasti memberitahu kami…..!” Jawab salah seorang penjaga pintu gapura.
“Baiklah jika demikian, kami ingin bertemu dengan Ki Juru Martani terlebih dahulu…..!” Berkata Ki Wuragil.
“Baiklah…., silahkan menunggu akan kami beritahukan kepada beliau Ki Juru Martani…..!” Berkata penjaga pintu gapura itu.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…