Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(729)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Ki Wilamarta kecewa kepada Panembahan Senopati dan telah ikut terhasut oleh Ki Wuragil.
Ia kemudian melaporkan kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya sebagai utusan untuk menyampaikan pesan kepada Panembahan Senopati. Setelah saling berkabar keselamatan sesuai adat istiadat keraton
“Kami pertama kali diterima oleh Ki Juru Martani dengan tidak ramah…..!” Berkata Ki Wilamarta tidak jujur.
“Kakang Juru menerima kalian dengan tidak ramah…..?” Kanjeng Sultan Hadiwijaya heran, karena ia tahu betul bahwa Ki Juru Martani adalah seorang yang bijak sana.
“Demikianlah yang terjadi, Kanjeng…..! Bahkan ada anak yang masih remaja berani tidak sopan kepada kami sebagai utusan dari Kanjeng Sultan…..!” Lanjut Ki Wilamarta yang melebihkan laporannya.
“Apa maksud Kakang Wilamarta…..?” Bertanya Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Anak yang katanya putra dari Panembahan Senopati yang tidak mempunyai unggah ungguh yang seenaknya mempermainkan kuda kami…..!” Lanjut Ki Wilamarta.
“Lanjutkan laporan kalian….!” Perintah Kanjeng Sultan yang mulai terhasut oleh laporan Ki Wilamarta.
“Kemudian kami disuruh oleh Ki Juru Martani untuk menyusul sendiri Panembahan Senopati ke Lipura yang jauh dari Mataram ke arah pantai selatan. Kakang Juru Martani tidak berusaha untuk minta salah seorang pengawal Mataram untuk menyusul Panembahan Senopati ke Lipura. Itu artinya Kakang Juru mengusir kami untuk segera meninggalkan Mataram….!”
“Demikian kah sikap Kakang Juru yang masih aku hormati terhadap utusanku….? Bertanya Kanjeng Sultan Hadiwijaya seakan kepada dirinya sendiri.
” Demikianlah yang terjadi, Kanjeng Sultan…..!” Jawab Ki Wilamarta yang tidak sepenuhnya jujur.
Ki Wilamarta kemudian menawarkan kepada Ki Wuragil untuk menambahi laporan.
“Adi Wuragil silahkan dilengkapi laporan saya…..!”
“Oooh…., sudah cukup….., sudah cukup jelas laporan dari Kakang Wilamarta….!” Berkata Ki Wuragil yang khawatir jika ia menambahkan akan menjadi saling bertentangan dengan yang dilaporkan oleh Ki Wilamarta. Karena yang dilaporkan oleh Ki Wilamarta itu sudah jauh dari kenyataan.
“Lanjutkan laporan Kakang Wilamarta…..!” Pinta Kanjeng Sultan.
“Daulat Kanjeng Sultan…..! Ternyata benar bahwa anak muda yang diaku sebagai anak oleh Panembahan Senopati itu anak yang sangat nakal. Ia katanya sering berbuat semaunya di warung-warung sepanjang jalan dari Mataram ke Lipura…..!” Lanjut Ki Wilamarta yang telah bersekongkol dengan Ki Wuragil untuk bisa membuat Kanjeng Sultan Hadiwijaya marah kepada Panembahan Senopati dan kepada Mataram secara luas.
“Sedemikian rusak-kah unggah unggah Jawa di Mataram itu….?” Tanggapan Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang ikut terhasut oleh laporan Ki Wilamarta yang ia anggap sebagai salah satu sesepuh Panjang yang ia percaya.
“Demikianlah yang terjadi, Kanjeng…..!”
“Lanjutkan laporan kalian…..!” Perintah Kanjeng Sultan.
‘Yang membuat kami sangat kecewa ketika kami sudah sampai di sebuah padang rumput di daerah Lipura. Kami beberapa waktu ditelantarkan di pinggir padang rumput di Lipura itu. Kami yakin bahwa Mas Danang Sutawijaya itu sudah tahu kehadiran kami berdua. Tetapi kami tidak segera ditemui…..!” Lanjut Ki Wilamarta.
“Ia seakan pamer kepada kami dengan bermain dengan kudanya. Padahal kuda itu hanyalah kuda biasa saja…..!” Sela Ki Wuragil yang tidak tahan hanya berdiam diri.
“Danang Sutawijaya berani berbuat seperti itu…..?” Yang membayangkan sikap Panembahan Senopati yang tidak menghargai utusan seorang raja.
“Itu belum seberapa Kanjeng……! Setelah beberapa lama, putra Paduka yang juga murid dari Kanjeng Sultan itu memacu kudanya ke arah kami berada. Dan kemudian dengan pongah mengerem kuda itu dengan tiba-tiba di depan kemi sehingga kuda itu mengangkat tinggi-tinggi kedua kaki depannya dengan ringkik-an yang keras…..!” Lanjut Ki Wuragil yang tidak jujur.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.