Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(737)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Mereka yakin bahwa wecan – ramalan dari Kanjeng Sunan Mrapen tidak akan pernah terbukti. Karena kenyataannya, Ki Pemanahan yang diramalkan akan menjadi penguasa tanah Jawa telah berpulang. Ramalan atau wecan itu pasti tidak berlaku untuk anak turunnya termasuk Danang Sutawijaya. Walau Danang Sutawijaya telah bergelar Panembahan Senopati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama, namun Mataram tetaplah kecil yang tidak mungkin bisa bersaing dengan Pajang. Dan jika Pajang segera menggempur Mataram, maka tamatlah riwayat Danang Sutawijaya bersama hancurnya Mataram. Itulah yang selalu didengungkan oleh para senopati Pajang. Rupanya Kanjeng Sultan Hadiwijaya mulai terpengaruh oleh desakan para senopati dan para nayaka praja yang tidak suka dengan keberadaan Mataram.
Kanjeng Adipati Rangga Jumena alias Pangeran Timur Adipati Purabaya yang juga ipar dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya sangat mendukung rencana penyerbuan Pajang ke Mataram. Kanjeng Adipati bersedia mengirim berapa pun prajurit yang dibutuhkan untuk ikut menyerbu ke Mataram. Demikian juga pasukan Demak, Jepara dan Jipang juga bersedia untuk ikut ambil bagian jika Pajang akan menyerbu Mataram. Hanya Adipati Pati Kanjeng Adipati Pragola Pati yang belum memberi jawaban. Kanjeng Adipati Pragola Pati masih bimbang karena sang kakak telah diperistri oleh Panembahan Senopati.
Pajang tidak berkeberatan jika Pati tidak bergabung. Gabungan Pasukan Pajang telah jauh lebih besar dan lebih kuat dari Mataram. Belum lagi pasukan cadangan yang ditempatkan di Jatinom dan pasukan pengawal kademangan Sangkalputung.
Jika Pajang nantinya mengerahkan pasukan yang besar, bukan karena khawatir akan adanya perlawanan dari pasukan Mataram. Namun semata-mata untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan negeri Pajang. Dengan demikian akan membuat ciut nyali kadipaten mana pun yang akan berani berontak.
Para senopati Pajang bergembira karena Kanjeng Sultan Hadiwijaya telah memutuskan untuk menyerang Mataram. Namun demikian tentu tidak dalam waktu yang terlalu dekat. Pasti menunggu pasukan gabungan yang akan berdatangan dari Purubaya, dari Jipang, dari Demak maupun dari Jepara.
Sementara itu, khabar akan rencana Pajang menyerbu ke Mataram telah sampai ke para petinggi Mataram. Mataram harus mempersiapkan segalanya dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai Mataram digilas dengan mudah oleh Pajang. Ki Singa Dangsa, Ki Sura Patil dan perwakilan dari Kaliangkrik pun telah datang di Mataram pula.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati telah berembug tugas apa yang mungkin diberikan kepada para murid dari ketiga perguruan tersebut.
“Biarlah mereka membuat pesanggrahan di lereng Merapi di sekitar kali Bulus. Ada tugas yang bisa dipersiapkan di sana….!” Berkata Ki Juru Martani yang disetujui oleh Panembahan Senopati.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati memang telah memiliki kesepahaman rencana besar untuk menghadapi pasukan Pajang yang tentu jauh lebih besar.
“Apakah tugas itu Kanjeng Panembahan…..?” Bertanya Ki Singa Dangsa.
Ki Juru Martani yang kemudian membeberkan rencana itu kepada mereka.
“Namun ingat…..! Rencana ini jangan sampai bocor ke siapa pun. Juga kepada para murid di perguruan kalian. Nanti pada saatnya akan tahu juga…..!” Pesan Ku Juru Martani.
“Baik Ki Juru, kami paham….!” Berkata Ki Sura Patil.
“Tugas itu tak kalah pentingnya dengan pasukan yang maju ke medan laga…..! Bahkan keterlibatan kalian jangan sampai diketahui oleh telik sandi dari Pajang. Jika mereka tahu, perguruan kalian pasti akan ditumpas oleh pasukan Pajang…..!” Pesan Ki Juru Martani.
“Kami tidak takut Ki Juru…..!” Sergah Ki Singa Dangsa.
“Bukan masalah takut dan tidak takut. Tetapi rencana besar kita akan menjadi buyar…..!” Sanggah Ki Juru Martani.
“Ya ya ya….., kami paham Ki Juru…..!” Berkata Ki Singa Dangsa kemudian.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.