Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#738

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(738)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Selagi mereka berbincang, datang prajurit sandi yang ditempatkan di Demak. Prajurit itu mengabarkan bahwa kadipaten Demak akan mengirim pasukan untuk bergabung dengan pasukan Pajang. Namun untuk jumlahnya belum diketahui. Tetapi yang pasti mereka adalah para prajurit pilihan.
“Terimakasih laporanmu….! Bagaimana dengan kadipaten yang lain. Apakah kau sudah mendengar….?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Kami belum mendengar, yang kami dengar, tetapi belum ada kepastian adalah Adipati Pragola Pati, kemungkinan tidak mengirim pasukan ke Pajang….!” Berkata prajurit sandi itu.
“Baiklah…., kita tunggu perkembangan. Namun kita harus mulai bersikap sejak sekarang….!” Berkata Ki Juru Martani.
Ki Juru Martani berpikir, jika beberapa kadipaten besar mengirimkan pasukan untuk bergabung dengan pasukan Pajang, pasukan gabungan itu pasti sangat besar. Jika terjadi pertempuran yang saling beradu dada pasukan Mataram pasti sulit untuk mengimbangi.

Sementara itu, para petinggi Mataram sedang mempersiapkan pertahanan jika sewaktu-waktu pasukan Pajang datang menyerbu. Panembahan Senopati terkejut ketika menerima laporan bahwa Raden Rangga kembali berulah. Ia dikabarkan membuat seorang perjaka tewas di daerah Kalasan. Namun Raden Rangga belum juga kembali. Konon kabarnya, Raden Rangga bermain kuda sampai di daerah Kalasan. Ia berputar-putar di sebuah padang rumput berpasir tak jauh dari dusun Kalibening. Kabarnya, Raden Rangga yang belum dewasa itu digoda oleh beberapa anak muda. Karena Raden Rangga merasa jengkel, ditantang-lah anak-anak muda itu. Anak-anak muda itu mengejek dan mentertawakan Raden Rangga yang mereka nilai masih kanak-kanak.
Seorang yang bertubuh tambun ingin mempermainkan Raden Rangga yang dinilai masih bocah.
“Ha ha ha ha…., ayo turun dari kuda Leeee….! Bocah kecil…..!” Ejek orang bertubuh tambun itu.
Tanpa diduga, Raden Rangga yang marah itu tiba-tiba meloncat seperti melayang. Tanpa ba bi bu tumit Raden Rangga menghantam ulu hati anak muda yang bertubuh tambun itu. Anak muda itu pun langsung terjengkang ke belakang.
“Auuuchg…..!” Anak muda tambun itu mengeluh pendek.
Tak diduga sama sekali, kepala bagian belakang anak muda tambun itu membentur batu. Ia tak segera bangun. Kawan-kawannya segera mendekat, dan ternyata anak muda tambun itu sudah tidak bernafas lagi, tewas.
“Oooh…., Glempong mati….! Glempong mati…!” Teriak salah seorang kawannya yang meraba di hidungnya sudah tidak bernafas.
Raden Rangga terkejut bukan kepalang karena tindakannya membuat orang meninggal lagi. Beberapa pekan yang lalu, Raden Rangga juga membuat orang dewasa meninggal.
Raden Rangga yang merasa bersalah itu kemudian mendekati tubuh yang sudah tak bernyawa itu. Namun tanpa diduga, kawan Glempong yang lebih dewasa tidak Terima atas kematian kawannya itu. Ia kemudian memukul Raden Rangga yang begitu dekat. Namun yang dipukul adalah Raden Rangga yang memiliki ilmu yang tidak diketahui asalnya. Secara naluri ia berkelit sehingga pukulan itu hanya melayang sejengkal dari kepalanya. Dan secara naluri pula Raden Rangga balik mengayunkan kakinya ke arah kaki anak muda yang menyerangnya itu. Akibatnya sungguh membuat miris, kaki anak muda itu sepertinya patah. Ia pun mengerang kesakitan.
“Auuuhh…., sakiiiit…..!” Keluh anak muda itu.
Anak-anak muda yang lain terperangah tak tahu akan berbuat apa. Jika mereka me-ngerubut anak itu, mereka khawatir akan bernasib seperti kawannya itu.
Raden Rangga yang tak ingin urusannya berkepanjangan segera meloncat ke atas punggung kuda dan kemudian memacu kudanya.
Mereka, anak-anak muda itu hanya ternganga melihat anak yang masih terlalu muda itu meloncat di atas panggung kuda dengan ringannya.
“Siapakah anak itu…..?” Bisik mereka.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *