Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(740)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Tanpa sepengetahuan Raden Rangga, seorang pekatik telah memacu kudanya di gelapnya malam. Namun si penunggang kuda adalah pekatik yang juga seorang pelatih penunggang kuda. Setiap hari ia bersama temannya malatih puluhan pengawal Mataram. Ia tidak mengalami kesulitan memacu kuda dengan kecepatan tinggi di gelapnya malam. Namun jalanan memang masih sepi sehingga lancar sampai di Mataram.
Panembahan Senopati yang masih menunggu kepulangan Raden Rangga terkejut ketika seorang pekatik datang tiba-tiba di malam hari.
Setelah saling berkabar keselamatan, pekatik itu tanpa berbasa-basi mengabarkan bahwa Raden Rangga berada di padang rumput Lipura. Ia tidak berani pulang karena takut dimarahi oleh Ki Juru Martani atau oleh Panembahan Senopati sendiri.
“Oooh….., dia di sana….! Biarlah ia di sana, besuk aku yang akan menjemput. Jangan kau antar pulang sebelum aku sampai di sana. Mungkin aku agak siang….!” Berkata Panembahan Senopati.
“Baik Kanjeng Panembahan, sa
ya menghadap ini juga tidak sepengetahuan Raden Rangga….!” Berkata pekatik itu.
“Setelah minum dan makan malam di sini, kau segeralah kembali ke Lipura. Tahanlah agar Rangga tidak pergi….!” Pesan Panembahan Senopati.
Setelah pekatik itu pergi, Panembahan Senopati segera menemui Ki Juru Martani.
“Rangga sudah terlalu banyak berbuat yang di luar kendali, Uwa….! Meskipun ia memiliki banyak kelebihan, namun bisa merugikan Mataram secara keseluruhan…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Siapakah besuk yang akan di utus ke Kalasan untuk berbela sungkawa atas kematian itu…..?” Ki Juru Martani yang bertanya.
“Biarlah Dimas Gagak Baning dan Kakang Karep besuk yang mewakili Kita. Besuk kami mohon Uwa bersama saya menjemput Rangga di Lipura….!” Berkata Panembahan Senopati.
“Ooo…., Angger Rangga di Lipura…..? Bisa, besuk bisa bersama aku……!” Berkata Ki Juru Martani.
Ketika Panembahan Senopati bertemu dengan Ki Juru Martani pasti banyak hal yang dibicarakan. Mereka telah memastikan bahwa besuk pagi akan ke Lipura. Kemudian mereka berbincang tentang rencana mempertahankan Mataram dari serbuan pasukan Pajang.
“Prajurit sandi mengabarkan bahwa Pajang benar-benar akan menyerbu Mataram, Paman…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Perimbangan pasukan sungguh tidak sebanding. Pasukan Mataram tidak mungkin akan lebih dari seribu orang, sedangkan Pajang bisa mengirim puluhan ribu prajurit…..!” Berkata Ki Juru Martani mengulang hal yang pernah ia katakan. Maksudnya agar Mataram benar-benar siap menghadapi segala kemungkinan. Bahkan kemungkinan terburuk sekalipun.
“Kita mematangkan rencana yang telah kita rencanakan, Uwa….!” Berkata Panembahan Senopati.
“Rencana yang kita buat di kali Bulus harus segera kita mulai, Uwa. Biarlah nanti dikerjakan oleh mereka yang dari Kaliangkrik, dari Bukit Tidar, dari Lembah Merapi Merbabu dan warga Cangkring di lereng Merapi…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Ooo…., apakah warga Cangkring sudah ditemui….?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Sudah Uwa….!” Jawab Panembahan Senopati.
“Apakah besuk di Lipura juga ada yang berlatih kuda….?” Bertanya Ki Juru Martani mengalihkan pembicaraan.
“Oooh ada Uwa, sekitar lima belas orang…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Baiklah, besuk sekalian kita lihat latihan mereka. Mungkin nantinya pasukan berkuda itu akan sangat berguna bagi Mataram…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Sampai larut malam mereka berbincang tentang banyak hal. Namun mereka juga memerlukan beristirahat karena besuk pagi akan menjemput Raden Rangga di Lipura.
Malam itu Raden Rangga bisa tidur dengan nyenyak di Lipura. Seakan ia telah melupakan kejadian di Kalasan yang sampai menewaskan seseorang dan membuat luka parah yang lain lagi.
Di pagi harinya, setelah bangun tidur, Raden Rangga bukan bersiap untuk kembali ke Mataram, tetapi ia justru memacu kudanya di padang rumput Lipura itu. Bahkan ia juga bermain loncat halang rintang dengan kudanya. Jika sudah demikian, ia larut dalam kesenangannya.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.