Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(744)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Di Cangkring telah berdatangan para murid dari perguruan Kaliangkrik, dari Bukit Tidar, dari Lembah Merapi Merbabu dan dari Cangkring sendiri. Walau belum semuanya datang.
Panembahan Senopati menyambut dengan gembira kehadiran mereka.
Panembahan Senopati kemudian menyampaikan khabar bahwa pasukan Pajang benar-benar akan menyerang Mataram. Oleh karena itu, Mataram harus segera bersiap. Ia kemudian menyampaikan tugas yang segera bisa dimulai.
“Hari ini kalian semua akan aku ajak ke tempat yang akan kita kerjakan. Tak jauh dari dusun Kali Bulus…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Tak jauh dari Kali Bulus, mereka hari itu juga telah mulai pekerjaan yang diminta oleh Panembahan Senopati. Tempat itu cukup terpencil sehingga kemungkinan kecil pasukan Pajang akan mengetahui. Dan jika mengetahui pun mereka tidak akan tahu bahwa itu ada hubungannya dengan rencana penyerbuan pasukan Pajang ke Mataram.
Ki Dandang Wisesa dan prajurit yang menyertai-nya diberi tugas oleh Panembahan Senopati untuk setiap kali meninjau pengerjaan di dekat dusun Kali Bulus.
“Sebelum tiga pekan, pengerjaan itu harus sudah selesai…..!” Pesan dari Panembahan Senopati.
Mereka pun sanggup untuk menyelesaikannya, apalagi jika kawan-kawannya yang lain segera berdatangan.
“Sebaiknya, satu atau dua orang segera mengabarkan ke perguruan kalian masing-masing. Ki Sura Patil dan Ki Singa Dangsa biar singgah di Mataram terlebih dahulu….!” Pesan Panembahan Senopati.
Mereka pun sanggup untuk menyusul kawan-kawan mereka yang belum datang.
Sore hari itu Panembahan Senopati dan Ki Dandang Wisesa serta seorang prajurit segera kembali ke Mataram.
Sesampainya di Mataram, Panembahan Senopati segera menemui sang adik, Raden Gagak Baning yang telah pulang dari Kalasan. Ia berharap agar tidak ada dendam orang-orang Kalasan kepada Mataram setelah tahu bahwa Raden Rangga adalah putra Mataram.
“Sepertinya mereka bisa menerima kejadian itu. Namun orang tua Glempong memang sangat kehilangan anaknya yang meninggal itu….!” Berkata Raden Gagak Baning.
“Semoga tidak berkepanjangan…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Mereka berdua kemudian berbincang tentang rencana Pajang yang akan menyerbu Mataram.
“Jika demikian, pasukan panah harus kita gembleng setiap hari…..!” Berkata Raden Gagak Baning.
“Yaaa…., itu harus. Demikian pula harus membuat anak panah dan gandewa sebanyak-banyaknya…..!” Pesan dari Panembahan Senopati.
“Yaaa….., mulai besuk pagi akan aku sampaikan kepada mereka…..!” Jawab Raden Gagak Baning.
Petang hari itu Panembahan Senopati yang hampir tidak beristirahat dalam beberapa hari ini merasa lelah juga. Walau ia seorang yang sakti mandraguna, namun ada keterbatasan jasmani yang tetap juga bisa capai.
Ia memilih tiduran di luar rumah, di sebuah gubuk di dalam beteng.
Sekelebat ia melihat Raden Rangga lewat. Ia teringat bahwa Ki Juru Martani pernah berkata jika Raden Rangga pandai memijit juga.
“Rangga….!” Panggil Panembahan Senopati.
Raden Rangga yang sudah melupakan peristiwa di Kalasan itu segera menghampiri sang ayah.
“Yaaa Bapa…., Bapa memanggil Rangga….?” Bertanya Raden Rangga.
“Ya benar…..! Ayahmu ini terlalu capai. Bukankah kau pintar memijit…? Pijitlah aku….!” Berkata Panembahan Senopati.
“Baik Bapa…..!” Berkata Raden Rangga.
Raden Rangga segera memijit sang ayah yang memang terlalu lelah. Panembahan Senopati merasakan pijitan putranya yang masih remaja itu memang enak, pas dengan alur urat kakinya. Hingga membuat Panembahan Senopati hampir tertidur. Namun keusilan Raden Rangga kambuh. Ia tahu bahwa sang ayah adalah seseorang yang sakti mandraguna. Raden Rangga ingin tahu apakah sang ayah itu jika dipijit di simpul syaraf kakinya dengan kuat juga akan tahan.
Raden Rangga benar-benar memijit simpul syaraf di telapak kaki sang ayah dengan kuat.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(864)Mataram. Mendengar kata-kata Ki Tanggon, murid orang bercambuk yang tambun itu langsung menyerang…
Apa itu Perplexity AI? Perplexity AI adalah sebuah mesin pencari inovatif yang dirancang untuk memanfaatkan…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(863)Mataram. Dalam pada itu, Senopati Widarba bersama seorang senopati pendampingnya berhasil menahan Kanjeng…
Apa Itu QRIS dan QR Code? QRIS adalah kepanjangan dari Quick Response Code Indonesian Standard,…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(862)Mataram. Senopati Retna Dumilah heran karena untuk beberapa saat Panembahan Senopati tidak segera…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(861)Mataram. Kedua orang senopati dari Madiun itu sedikit ragu dan tak segera meninggalkan…