Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#748

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(748)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Raden Rangga tak menemui kesulitan untuk segera tiba di Pal Bapang. Ia pun telah sampai di dekat pohon beringin tua yang besar dan rimbun.
Kuda segera ia tambat-kan tak jauh dari pohon beringin tua itu.
Raden Rangga segera mendekati pohon yang besar dan rimbun dan banyak sulur-sulur akar yang menjuntai. Daun kering memenuhi tanah di bawah pohon itu sehingga terasa rindang dan gembur. Tanah sedikit basah dan lembab sehingga ular kerasan tinggal di tempat seperti itu. Namun hewan lain tak berani mendekati tempat itu. Hewan-hewan itu akan dengan mudah menjadi mangsa ular yang besar itu.
Orang dewasa pun akan berpikir ulang untuk berani mendekati ular besar. Mereka baru berani jika ramai-ramai orang banyak. Namun tidak demikian dengan Raden Rangga yang masih remaja itu. Ia telah beberapa kali menangkap ular besar.
Beberapa saat ia mengamati keadaan. Raden Rangga terpana melihat seekor ular yang besar dan berwarna-warni. Ia belum pernah melihat ular yang warna kulitnya seperti itu. Warna terang kehijauan dan seperti ada lukisan yang indah di kulitnya.
Ular itu melingkar di dahan yang tidak terlalu tinggi. Ia akan dengan mudah untuk menggapainya.
Raden Rangga sangat tertarik dengan ular tersebut. Ia ingin membawa pulang untuk dijadikan klangenan – hewan peliharaan kesayangan. Nantinya pasti akan banyak orang yang kagum melihat ular yang cantik itu.
Selama ini, Raden Rangga tidak pernah mengalami kesulitan untuk menangkap ular besar seorang diri. Kali ini pun ia yakin dengan mudah akan bisa menangkap ular itu. Raden Rangga memerlukan kain yang nantinya bisa untuk mengikat ular itu. Terutama untuk membungkus kepalanya agar tidak berontak.
“Heeem….., ular yang cantik sekali, aku senang…..!” Gumam Raden Rangga.
Ia pun kemudian memanjat pohon besar yang banyak akar gantungnya itu. Dengan mudah Raden Rangga mendekati ular yang seperti sedang tertidur melingkar di atas dahan.

Sementara itu, Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati telah menambatkan kuda mereka agak jauh dari beringin tua. Mereka sengaja agar kehadirannya tidak diketahui oleh Raden Rangga.
Mereka kemudian berlari cepat untuk segera sampai di dekat pohon beringin tua. Keduanya kemudian berlindung di balik perdu. Dari tempat itu bisa leluasa melihat ke pohon beringin. Sebaliknya, mereka tidak terlihat dari pohon beringin tua itu.
Mereka berdua terkejut ketika melihat Raden Rangga sedang bergulat dengan seekor ular yang besar berwarna terang kehijauan, namun seperti ada gambar yang indah di kulit ular itu.
“Sungguh elok ular itu…..!” Gumam Panembahan Senopati.
Ujung ekor ular itu masih membelit dahan, namun kepala ular sudah di tanah.
Raden Rangga terlihat sedang berusaha untuk menangkap leher ular itu. Namun ular itu pandai berkelit dan bahkan berusaha mematuk Raden Rangga. Namun Raden Rangga pun tidak mudah untuk dipatuk ular itu.
Setiap kali Raden Rangga bisa menangkap leher ular itu, namun setiap kali pula ular itu bisa melepaskan diri. Raden Rangga yang memiliki tenaga yang sangat kuat itu heran. Biasanya, jika ular sudah ditangkap lehernya, ular itu tak akan bisa berkutik. Namun ular ini sungguh liat dan licin serta sangat kuat.
Raden Rangga memang tidak berniat untuk membunuh ular itu. Jika ia ingin membunuh tentu lebih mudah. Dengan sekali pukul, kepala ular itu tentu akan remuk. Ia ingin membawa pulang ular itu dalam keadaan hidup. Setiap orang yang melihatnya pasti akan kagum dengan kecantikan ular itu.
Raden Rangga cukup lama bergulat dengan ular itu. Namun ia belum bisa meringkus ularnya. Ular itu sungguh amat licin liat dan kuat.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati menyaksikan dengan penuh ketegangan. Mereka belum pernah melihat ular semacam itu. Ular besar yang sering mereka lihat adalah ular sawa kembang. Menurut penglihatan mereka, ular itu bukan sembarang ular namun ular yang tidak sewajarnya.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

13 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago