Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#749

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(749)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Terlihat Raden Rangga berjuang dengan keras untuk bisa meringkus ular besar tersebut. Namun ular itu pun liat kuat dan licin. Jika ular biasa, ular itu tentu sudah bisa diringkus dengan mudah. Raden Rangga sendiri heran dengan ular tersebut. Ular tersebut seakan bisa berpikir seperti halnya manusia. Kini ular itulah yang berusaha untuk membelit Rangga Rangga. Raden Rangga yang seakan memiliki kekuatan tak terukur itu dan tubuhnya sekeras baja seperti ketika menghantam benteng. Namun melawan ular yang aneh, ia kewalahan juga. Kekuatan ular itu-lah yang seperti tak terukur, lebih kuat dari kekuatan Raden Rangga sendiri.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati menahan nafas penuh ketegangan ketika melihat pethit – ekor ular itu mulai membelit pinggang Raden Rangga.
Raden Rangga meronta, namun ular itu tidak terlepas. Bahkan lingkaran pilihannya semakin bertambah.
Raden Rangga berusaha untuk menangkap kepala ular itu, namun kembali terlepas. Kepala ular itu telah bebas, sedangkan pinggang Raden Rangga semakin terlilit ekor ular itu dengan kencang. Ia berusaha untuk melepaskan diri, namun tidak bisa. Raden Rangga tak ingin tewas dibelit ular. Ia tak peduli jika ular itu harus mati dari pada ia sendiri yang tewas.
Karena belitan semakin kencang dan Raden Rangga kesulitan untuk melepaskan diri, maka dipukul-lah ular itu. Raden Rangga terkejut bukan buatan. Pukulannya yang kuat meleset di kulit ular itu. Raden Rangga mengulangi lagi pukulannya, namun tetap saja meleset seakan kulit ular itu berminyak yang sangat licin.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati memperhatikan dengan seksama namun penuh ketegangan. Mereka tidak mungkin membantu Raden Rangga.
Lingkaran belitan di tubuh Raden Rangga semakin bertambah. Dan tentu saja semakin kuat. Terlihat Raden Rangga masih berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari belitan ular yang aneh itu. Namun sepertinya Raden Rangga semakin tidak berdaya. Terlihat tangannya masih menggapai-gapai pertanda ia masih berusaha untuk melepaskan diri.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati tertegun ketika melihat ular itu mulai menyeret Raden Rangga yang sudah tidak berdaya ke arah selatan.
Panembahan Senopati segera keluar dari persembunyian untuk mencoba mengikuti ular yang menyeret tubuh Raden Rangga. Ki Juru Martani pun kemudian mengikuti pula.
Ular aneh yang cantik itu terus melata ke arah selatan dengan menyeret tubuh Raden Rangga.
Ular itu berhenti ketika sampai di tebing sungai.
Sesaat kemudian Panembahan Senopati terpana, sedangkan Ki Juru Martani terkejut. Mereka menyaksikan seorang wanita cantik jelita yang membopong tubuh Raden Rangga yang terkulai lemas dengan selendang yang mirip ular yang tadi membelit Raden Rangga.
Panembahan Senopati tak pangling lagi, dialah wanita cantik jelita yang sering ia temui.
Terlihat wanita itu tersenyum dan kemudian melambaikan tangan. Sekejap kemudian, wanita cantik jelita itu bagaikan terbang meluncur di atas sungai dengan membopong tubuh Raden Rangga. Yang akhirnya mereka sudah tidak terlihat lagi.
Panembahan Senopati hanya terpana melihat wanita dan Raden Rangga meninggalkannya.
Ki Juru Martani tertegun beberapa saat, ia sendiri belum pernah melihat wanita cantik jelita itu. Namun Panembahan Senopati sering menceritakannya.
“Ternyata benar-benar ada, wanita yang diceritakan oleh Angger Panembahan itu…..!” Batin Ki Juru Martani.
Kedua petinggi Mataram itu untuk beberapa saat masih berdiri terpaku dengan memandang ke arah hilangnya wanita cantik jelita yang membopong Raden Rangga.
“Dialah wanita yang sering Danang ceritakan, Uwa…..! Dialah yang menitipkan Rangga kepada-ku…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Angger Rangga yang aneh itu telah kembali kepada pemiliknya. Kita tentu kehilangan, namun tidak perlu kita sesali….!” Berkata Ki Juru Martani.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *