Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(754)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Senopati yang lain masih menimpali; “Harus kita tunjukkan kebesaran dan wibawa negeri Pajang. Jangan sampai ada wilayah yang merasa lebih besar daripada Panjang…..!”
“Kita tunjukkan bahwa untuk menggulung Mataram tidak sampai satu hari. Hari berikutnya Mataram sepenuhnya telah dikuasai Pajang….!” Sahut senopati yang lain.
“Ha ha ha….., kau layak menjadi adipati Mataram besuk….., ha ha ha ha……!” Kelakar kawannya.
“Dan kau aku angkat menjadi pekatik di Mataram….., ha ha ha ha…..!” Jawab kawannya tak mau kalah.
“Bagi saya, menyerbu ke Mataram itu ibarat pelesiran saja. Bagaimana tidak, konon kabarnya, prajurit Mataram tidak lebih dari seribu orang….!” Seloroh senopati yang lain lagi.
“Dan kita bisa mengirim lebih dari dua puluh ribu prajurit pilihan…..!” Timpal yang lain.
“Dalam hitungan hari lagi, kisah tentang Danang Sutawijaya yang sombong akan tamat…..!” Berkata salah seorang senopati yang lain lagi.
“Kasihan Ki Juru Martani. Ia di Pajang dihormati sebagai Pepatih dan yang dituakan. Malah melarikan diri ke Mataram. Nama besarnya juga akan tamat berbarengan dengan runtuhnya Mataram…..!” Timpal yang lain.
“Sudah terbukti bahwa ramalan Kanjeng Sunan Mrapen tidak menjadi kenyataan dengan meninggalnya Ki Pemanahan…..!” Sahut seorang senopati yang lain.
“Yang namanya ramalan itu bisa menjadi kenyataan, tetapi juga bisa tidak menjadi kenyataan. Namanya saja ramalan…..!” Sindir senopati yang lain.
Para senopati yang sedang berkumpul itu berbincang tentang berbagai hal. Namun jika sudah menyangkut rencana penyerbuan ke Mataram, hampir semua memandang sebelah mata terhadap kekuatan pasukan Mataram. Bahkan para senopati itu sama sekali tidak memperbincangkan tentang gelar perang untuk menghadapi Mataram. Bagi mereka, gelar perang apapun besuk yang akan digelar sama saja hasilnya. Semua dengan mudah akan menggulung Mataram dalam sekali gebrakan.
Di Pajang sendiri ada lebih dari dua puluh senopati pilihan. Belum lagi dari kadipaten-kadipaten yang akan mengirim pasukannya. Mereka tentu juga akan didampingi oleh para senopati pilihan. Bisa apa Mataram jika menghadapi mereka.
Di hari berikutnya di Pajang telah berdatangan pasukan-pasukan dari berbagai kademangan di sekitar Pajang dan dari kadipaten-kadipaten. Telah datang pasukan dari Demak, dari Kudus, dari Jepara, dari Jipang, dari Keling, dari Lasem. Sedangkan pasukan dari Purubaya dan sekitarnya masih dalam perjalanan. Pasukan yang besar.
Hampir semua prajurit yang telah datang itu memiliki kesan yang sama. Mereka bukan akan bertempur, tetapi pelesiran. Mereka ingin tahu, yang dahulu merupakan hutan Alas Mentaok yang angker, setelah dibabat dan dibangun menjadi seperti apa. Bahkan ada yang memperhitungkan bahwa nantinya wilayah Mataram itu akan dibagi-bagi untuk kadipaten-kadipaten yang telah mengirim pasukan. Konon hutan Alas Mentaok adalah hutan yang subur.
Mereka pun bersenda gurau, tidak ada beban sama sekali bahwa mereka akan maju berperang ke medan laga. Hampir semua dari mereka telah mendengar bahwa pasukan Mataram tidak lebih dari seribu prajurit.
Sementara itu di Mataram, para petinggi negeri telah mendengar bahwa pasukan dari berbagai kadipaten telah berdatangan. Khabar itu menambah tekad dari para pengawal Mataram untuk mempertahankan negerinya. Mereka menjadi semakin bersemangat dalam menggembleng diri. Di Lipura pasukan berkuda yang tangguh telah terbentuk. Beruntungnya, pasukan ini sepertinya luput dari pantauan prajurit sandi dari Pajang. Letak Lipura yang jauh di selatan tidak mudah untuk dijangkau oleh prajurit sandi tanpa diketahui. Apalagi untuk sampai di Lipura juga harus melewati hutan. Demikian pula pasukan panah yang digembleng di alun-alun belakang telah terbentuk pula. Pasukan ini pun luput dari pantauan prajurit sandi dari Panjang. Alun-alun yang dikelilingi benteng itu tidak mudah untuk dikunjungi oleh orang yang tidak berkepentingan.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…