Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#759

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(759)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Semua mata tertuju kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang naik gajah. Kanjeng Sultan tampak gagah seperti Prabu Baladewa yang naik gajah kesayangannya, Gajah Kiai Puspa Denta. Di depan gajah yang dinaiki oleh Kanjeng Sultan ada empat orang senopati menunggang kuda yang teji tinggi besar. Sedangkan di belakangnya ada enam senopati menunggang kuda tak kalah dengan yang di depan. Para pendamping Kanjeng Sultan Hadiwijaya adalah para senopati yang pilih tanding. Di antara mereka ada Ki Manca dan Ki Wirajaya. Sesungguhnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya hanya beserta para pengiringnya itu akan mampu bedah Mataram. Tak perlu dengan mengerahkan pasukan yang sangat besar ini. Pikir banyak dari para prajurit maupun para senopati. Namun mungkin Kanjeng Sultan dan para petinggi negeri Pajang mempunyai rencananya sendiri.

Kanjeng Sultan Hadiwijaya di hadapan seluruh pasukan hanya memberikan sambutan singkat. Karena sebelumnya, para petinggi pasukan masing-masing telah dikumpulkan di pendapa keraton. Dan sebelumnya Ki Wirakerti telah memberikan sesorah panjang lebar.

Sebelum matahari naik sepenggalah, pasukan yang sangat besar itu telah siap berangkat.
Ki Wirakerti di bantu beberapa senopati telah mengatur urutan keberangkatan.
Di paling depan adalah separuh dari seluruh pasukan Pajang. Kemudian berturut-turut pasukan Demak, pasukan Jepara, pasukan dari bang Wetan yang cukup besar pula, pasukan Jipang, pasukan Kudus, pasukan Keling, pasukan kademangan-kademangan di sekitar Pajang, pasukan gabungan dari beberapa kadipaten yang tidak banyak mengirimkan prajuritnya, di belakangnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya dengan menunggang gajah beserta para pengiringnya. Di paling belakang adalah separuh pasukan Pajang.

Pasukan yang sangat besar telah mulai keluar dari alun-alun Pajang. Di paling depan para prajurit yang membawa pataka bergambar sepasang keris yang menyala. Di iringi oleh para pembawa rontek dan umbul-umbul aneka warna. Ujung pasukan itu sungguh meriah. Di belakangnya para prajurit yang membawa aneka tetabuhan untuk mengiringi perjalanan. Tetabuhan pun telah ditabuh dengan gegap gempita.
Di kiri kanan sepanjang jalan telah berjubel kawula Pajang yang mengelu-elukan para prajurit. Mereka pun bersorak-sorai penuh kekaguman dan kebanggaan kepada pasukan yang sangat besar itu. Mereka juga melambai-lambaikan tangan dan menyebut nama yang kebetulan mereka kenal. Yang di belakang berjubelnya kawula Pajang, mereka melambaikan dengan aneka dedaunan agar terlihat.
Para prajurit pun bangga dengan sambutan kawula Pajang yang gegap gempita itu. Banyak di antara mereka yang pernah menjadi bagian pasukan yang berangkat menyerbu ke Jipang dan ke bang Wetan. Namun sambutan. kawula Pajang tidak gegap gempita seperti sekarang ini.
Para prajurit dari luar kotaraja Pajang juga heran dan kagum atas sambutan kawula Pajang yang berjubel di kiri kanan jalan. Ketika mereka berangkat dari kadipaten masing-masing tidak mendapat sambutan dari kawula mereka sendiri. Mereka tidak berjubel seperti sekarang ini. Mereka juga tidak mengelu-elukan keberangkatan pasukan.
Hampir seluruh prajurit dalam pasukan yang sangat besar itu tidak ada yang merasakan suasana akan maju ke medan perang yang akan mempertaruhkan nyawa mereka. Suasana kemenangan sudah dirasakan ketika baru berangkat. Mereka berbaris tak beraturan sambil bersenda gurau.
Aneka tetabuhan dari ujung paling depan sampai ekor pasukan riuh rendah menggetarkan jalanan yang dilalui. Yang paling menonjol adalah pasukan tombak yang mencuat tinggi. Bahkan kadang-kadang tombak-tombak itu sengaja di acung-acungkan ke atas.
Bagi mereka, tidak ada alasan apapun yang bisa membuat pasukan Mataram bisa bertahan. Bahkan untuk bisa bertahan dalam satu hari pun.
Pasukan yang besar itu bagaikan ular raksasa yang akan menerkam mangsa.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *