Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(761)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Pagi itu juga para pengawal dari pasukan panah telah datang ke tempat di mana mereka masing-masing harus berada. Raden Gagak Baning telah membagi kelompok mereka yang dipimpin oleh seorang lurah prajurit.
“Kau di balik pohon itu, dan kau di balik batu besar itu. Nah lima orang bisa di dahan pohon yang rindang itu. Pohon perdu itu bisa ditempati dua orang. Arah bidik kalian kira-kira di tepi kali itu.
Begitu mereka menyeberangi kali, saat itu kau hujani anak panah. Nanti salah satu lurah prajurit akan akan memberi aba-aba….!” Berkata Raden Gagak Baning.
Cara serupa dilanjutkan di tempat lain yang tidak jauh dari tempat itu. Para lurah yang kemudian dipercaya untuk mengatur kelompok masing-masing.
Senopati pasukan berkuda juga berbuat serupa dengan yang dilakukan pada pasukan panah. Tetapi tentu saja berbeda caranya. Mereka memilih bersiaga di tepi jalan yang menghubungkan Prambanan dengan Kalasan yang tidak terlalu jauh dari jembatan kali Opak.
Diam-diam jembatan kali Opak sudah dibuat rapuh, setiap saat akan mudah runtuh. Jembatan kayu itu di beberapa bagian telah digergaji namun masih menempel.
Sementara itu warga di sekitar Prambanan sudah diungsikan atau mengungsi dengan suka rela. Bahkan pasar Prambanan telah lima hari tutup tidak ada yang berjualan. Mereka telah mendengar bahwa di sekitar jembatan kali Opak itu nantinya akan dijadikan medan pertempuran. Yang mereka dengar, pasukan Mataram yang berkemah di Randu Gunting itu nanti tidak akan menyeberang kali Opak, namun akan bertahan di sebelah barat sungai. Sedangkan pasukan Pajang yang sangat besar tersebut pasti tak akan ragu menyeberangi kali Opak. Pasukan Pajang memang harus menyeberangi kali Opak jika ingin melumat pasukan Mataram.
Sementara itu, pasukan Pajang yang sangat panjang telah jauh meninggalkan kotaraja Pajang. Namun yang membuat heran para prajurit dalam pasukan itu adalah; di kiri kanan jalan masih berjubel kawula yang mengelu-elukan mereka. Bahkan semakin jauh, semakin berjubel.
Khabar iring-iringan pasukan itu dengan cepat tersebar ke berbagai pelosok. Bunyi-bunyian dari berbagai tetabuhan itu menggema sampai jauh sebelum datangnya pasukan. Para prajurit pun semakin bangga atas sambutan kawula Pajang. Terlebih mereka yang datang dari luar Pajang. Aneka penganan dan minuman pun semakin banyak.
“Besuk kalau kita kembali pasti akan disambut lebih meriah, karena kita pulang membawa kemenangan…..!” Seloroh salah seorang prajurit.
“Ha ha ha ha……! Itu pasti….! Sahut kawannya.
Banyak pula prajurit yang menari-nari menanggapi sambutan kawula yang mengelu-elukan mereka.
” Nanti kita beristirahat sebelum Sangkalputung. Di sana telah disediakan makan siang dan kelengkapannya…..!” Berkata salah seorang prajurit.
“Yaaa…., yang aku dengar, kita tidak bermalam di perjalanan. Walau sampai di barak kira-kira sudah malam, perjalanan tetap dilanjutkan…..!” Sahut lurah prajurit yang lain.
Sementara itu, perlengkapan dapur dan bahan makanan telah tiba terlebih dahulu di barak prajurit di tepi kali Wedi. Mereka lancar dalam perjalanan. Pasti tidak ada yang berani mengganggu perjalanan sepasukan prajurit itu. Perlengkapan dapur dan bahan makanan itu diletakkan di barak tersendiri di ujung paling utara.
Para wanita juru masak juga telah beserta mereka.
“Pas sekali jika di tepi sungai seperti ini. Lagi pula airnya jernih. Kita harus membuat belik-belik di tepian sungai itu. Air belik tentu airnya lebih jernih dan lebih bersih, layak untuk masak dan minum…..!” Berkata salah seorang prajurit yang berpengalaman.
Belik adalah lobang galian yang tidak terlalu dalam yang biasanya dibuat di tepi sungai. Air rembesan akan mengisi lobang galian tersebut. Airnya akan lebih jernih dan lebih bersih daripada air sungai langsung.
Beberapa orang kemudian benar-benar membuat belik-belik itu. Sedangkan para wanita mulai sibuk menyiapkan segala sesuatunya.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…