Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(762)
Mataram.
Padang rumput berpasir di tepi kali Wedi benar-benar telah siap menerima kedatangan belasan ribu prajurit. Sungguh tempat yang pas untuk berkemah. Tak salah para prajurit Pajang yang memilih tempat itu.
Sedikit lewat petang hari, bebunyian aneka tabuhan telah sayup-sayup terdengar dari padang rumput berpasir itu.
“He…, pasukan hampir tiba. Segalanya harus segera kita persiapkan…..!” Seru seorang prajurit.
Di padang rumput yang telah berdiri kemah-kemah yang terbuat dari bambu dan pelepah pohon kelapa itu telah terjadi kesibukan.
Mereka juga sibuk mengatur untuk masing-masing bregada prajurit dan dari mana prajurit itu berasal.
Tidak mudah menyiapkan tempat dan perlengkapan untuk belasan ribu prajurit. Namun para prajurit dan para wanita yang ikut menyiapkan itu sudah berpengalaman.
Pasukan besar memang telah sampai di sekitar Srowot setelah sebelumnya beristirahat di Sangkalputung dan kemudian melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan tak menemui hambatan kecuali berjubelnya kawula yang menyambut mereka. Mereka, para prajurit dalam pasukan itu masih sangat heran dan kagum. Sejak dari Pajang sampai di tempat itu, di kiri kanan jalan tidak pernah terputus orang berjejal menyambut mereka. Sungguh sangat membanggakan dan menambah semangat mereka.
Bahkan mereka yang telah mengungsi atau diungsikan ikut menyambut kedatangan pasukan yang sangat besar itu. Hampir semua yang menyaksikan pasukan yang sangat besar itu yakin bahwa mereka akan dengan mudah menggulung pasukan Mataram.
“Besuk pagi akan tamat riwayat negeri Mataram…..!” Celetuk seorang yang ikut berjubel.
Ungkapan senada hampir terdengar di sepanjang jalan yang berjubel orang itu.
Sementara itu, gema tetabuhan itu terdengar pula sampai di barak pasukan Mataram di Randu Gunting. Di barak itu sepertinya tidak banyak pergerakan, namun sesungguhnya hampir seluruh bregada prajurit menyiapkan dengan sungguh-sungguh tugas yang harus mereka lakukan.
Pasukan panah, pasukan berkuda, pasukan lainnya telah bersiap untuk menyambut pasukan penyerbu. Namun tidak malam itu.
Gema tetabuhan itu, sayup-sayup juga terdengar sampai di Kali Bulus tempat para murid perguruan Kaliangkrik, perguruan Bukit Tidar, perguruan Lembah Merapi Merbabu dan warga Cangkring.
Beruntungnya, mereka telah selesai melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka. Mereka tinggal menunggu tanda dari para prajurit sandi untuk bertindak.
“Pasti pasukan yang sangat besar…..!” Berkata Ki Singa Dangsa.
“Yang aku dengar dari prajurit sandi, prajurit mereka mencapai belasan ribu…..!” Sahut Ki Sura Patil.
“Sepertinya Pajang benar-benar akan memusnahkan Mataram dan kemudian menduduki-nya…..!” Berkata Ki Singa Dangsa.
“Jika berhadapan langsung sepertinya memang berat bagi Mataram…..!” Lanjut Ki Singa Dangsa.
Dari tempat yang lebih tinggi itu berbagai tetabuhan terutama terompet terdengar dengan jelas.
“Suara terompet itu sangat jelas kita dengar. Sepertinya Panjang sengaja pamer kekuatan agar pasukan Mataram ciut nyali….!” Jawab Ki Sura Patil.
“Kita tunggu saja perintah dari para petinggi Mataram. Jika kita harus ikut bertempur, aku pun tidak berkeberatan….!” Lanjut Ki Sura Dangsa.
Sementara itu, Ki Ageng Giring telah berada di bukit di sebelah timur Bukit Baka. Hari telah lewat petang, dari tempat itu terlihat jelas obor yang mulai menyala di perkemahan pasukan Pajang. Walau baru beberapa obor yang menyala. Terompet dan berbagai bunyi-bunyian pun terdengar jelas pula. Obor iring-iringan itu kadang terlihat, kadang terhalang oleh pepohonan. Namun bisa dibayangkan bahwa iring-iringan itu sangat panjang. Ujung pasukan itu pun sudah mendekati kali Wedi.
Ki Ageng Giring telah mengumpulkan orang-orang yang ia ajak dari sekitar Kembanglampir. Mereka telah diberi tahu tugas apa yang akan mereka perankan. Tugas yang tidak berat, namun diharapkan bisa berpengaruh terhadap pasukan Pajang yang sangat besar itu.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.