Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(763)
Mataram.
Mereka pun diberi pengertian oleh Ki Ageng Giring.
“Nanti setelah tengah malam akan kita laksanakan. Nyala obor di tempat ini bisa kelihatan dari kali Wedi, seperti kita bisa melihat obor di kali Wedi dari tempat ini…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
Mereka tahu tugas yang akan mereka lakukan, namun belum sepenuhnya tahu tujuannya. Meskipun demikian, mereka menurut kepada Ki Ageng Giring. Orang-orang yang berada di bukit tak jauh dari Candi Ijo itu terkejut ketika sayup-sayup mendengar sorak-sorai yang menggetarkan wilayah Prambanan.
“Mereka telah sampai di perkemahan di tepi kali Wedi…..!” Celetuk beberapa orang.
“Yaa…., obor di perkemahan itu semakin banyak….!” Sahut yang lain.
Sementara itu, ujung pasukan yang telah sampai di perkemahan di tepi kali Wedi bersorak sorai melampiaskan kegembiraan setelah sepanjang hari melakukan perjalanan yang panjang. Bahkan tetabuhan dipukul keras-keras, demikian pula terompet ditiupkan kencang-kencang.
Mereka kemudian diarahkan ke barak atau pondok yang telah ditentukan. Wajah-wajah ceria terpancar dari mereka. Mereka seakan telah tiba di tempat wisata, bukan di tempat barak perkemahan untuk persiapan maju ke medan perang.
Pasukan itu terus mengalir memasuki barak perkemahan. Semakin lama semakin riuh rendah. Namun gajah tunggangan Kanjeng Sultan Hadiwijaya belum tampak, demikian pula ekor pasukan.
Kehadiran mereka tentu saja tidak terlepas dari pengamatan prajurit Mataram. Bahkan para prajurit Mataram begitu leluasa berbaur dengan para prajurit yang berdatangan itu. Para Prajurit Mataram bisa masuk ke tempat-tempat yang dalam. Kadang para prajurit Mataram itu ikut bergurau bersama mereka. Mereka bisa saja mengaku dari Kemuda, dari Srowot, dari Gondang atau dari mana pun tak akan ada orang yang mencurigai. Sedangkan para prajurit gabungan dari Pajang juga tidak khawatir jika ada yang masuk ke barak Mereka. Mereka merasa terlalu besar untuk mengkhawatirkan hal-hal kecil.
Bahkan Ki Singa Dangsa dan Ki Sura Patil bersama beberapa muridnya bisa begitu dekat dengan perkemahan itu.
“Pasukan yang sedemikian besar, bagaimana bisa dilawan. Sungguh kekuatan yang luar biasa dari Pasukan Pajang……!” Berkata Ki Sura Patil.
“Kita tunggu saja aba-aba dari senopati Mataram besuk. Apakah rancangan kita bisa berjalan sesuai rencana…..!” Sahut Ki Singa Dangsa.
“Sepertinya alur yang kita perhitungan sudah benar…..!” Berkata Ki Sura Patil.
“Yaaa….., tidak ada belokan sungai Wedi ini…..!” Sahut Ki Singa Dangsa.
“Sepertinya yang berada di ujung paling utara itu adalah perbekalan dapur dan dapur umum…..!” Sambung Ki Singa Dangsa.
“Ya…., kita lihat banyak wanita di sana…..!” Jawab Ki Sura Patil.
“Betul-betul luar biasa…..! Kereta dan kuda-kuda itu pun ribuan jumlahnya…..!” Sahut salah seorang murid Ki Sura Patil.
“Kuda-kuda itu ditambatkan berderet di sisi timur kali….!” Sahut yang lain.
Tiba-tiba para prajurit itu bersorak kagum.
“Wouuuu….., lihat itu…..! Luncuran api dari puncak Merapi begitu jelas dari tempat ini……!” Seru beberapa orang prajurit.
“Wuooo…., begitu indah dan menakjubkan…..!” Sahut yang lain dari mereka yang tidak pernah melihat gunung berapi.
Hampir semua takjub menyaksikan dari puncak Merapi meluncur guguran api yang tampak jelas. Bahkan kemudian mereka semakin takjub ketika melihat gumpalan asap membubung tinggi seperti jamur raksasa. Namun kemudian jamur raksasa itu tertiup angin ke arah utara menjadi seperti ekor kuda putih yang sangat panjang.
Mereka yang baru datang pun mengagumi keagungan gunung Merapi yang terlihat jelas meluncurkan bara api dari puncaknya. Luncuran lahar yang tak putus-putusnya.
Sementara itu, Kanjeng Panembahan Senopati baru saja kembali dari laut Kidul. Ia baru saja mengabarkan perkembangan keadaan. Dikabarkan bahwa kira-kira malam ini pasukan Pajang telah tiba di barak perkemahan di tepi Kali Wedi. Dan kenyataannya, pasukan Pajang memang telah berdatangan.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.