Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#782

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(782)
Mataram.

Ki Demang Kalasan kemudian juga mendekati Panembahan Senopati dan Ki Demang Karanglo.
“Hari hampir gelap, apakah akan dilanjutkan, Panembahan….?” Bertanya Ki Demang Kalasan.
“Sebaiknya kita kita lanjutkan besuk pagi. Kita sekarang kembali ke barak di Randu Gunting….!” Jawab Panembahan Senopati.
Para pengawal kademangan Kalasan dan dari kademangan Karanglo memang banyak yang ikut membantu di sepanjang kali Wedi. Mereka memang tidak disiapkan untuk bertempur, tetapi bisa membantu apapun dengan tenaga mereka.

Matahari telah tenggelam di ufuk barat. Mereka yang menyisir tepian kali Wedi untuk mencari jasad dalam perjalanan kembali ke barak di Randu Gunting.
Jalanan masih sepi, belum ada yang berani ke jalan-jalan. Mereka belum tahu apa sesungguhnya yang telah terjadi. Bahkan banyak warga yang masih dalam pengungsian.
Kali Opak sudah kembali seperti semula. Gunung Merapi sudah tidak menyemburkan abunya. Namun lelehan lahar bara api terlihat jelas dari tepian kali Opak.
Panembahan Senopati beserta para pengiringnya serta mereka yang ikut ke kali Wedi telah menyeberangi kali Opak. Mereka tidak melewati jembatan kayu, karena sebagian telah ambrol.
Mereka tahu bahwa di sebelah barat kali Opak juga banyak korban akibat pertempuran. Namun tidak sebanyak yang hanyut di kali Opak dan juga di kali Wedi.
Mereka yang tewas dalam pertempuran juga sudah di rawat dan diselenggarakan pemakaman dengan layak.
Sedangkan yang tertawan semuanya karena terluka, paling banyak terluka karena tertembus anak panah. Bahkan ada yang tertembus dua tiga batang di bagian tubuhnya.
Yang terluka pun dirawat pula. Mereka tidak disia-siakan sebagai seorang musuh. Bahkan mereka juga dilayani untuk makan dan minum.
“Setelah kalian bisa berjalan, kalian boleh kembali ke Pajang…..!” Berkata Ki Juru Martani dalam suatu kesempatan.
Para prajurit Pajang yang tertawan dan terluka itu heran. Mengapa mereka diperlakukan dengan baik. Dan bahkan diperbolehkan untuk kembali ke Pajang. Semula mereka mengira akan diperlakukan dengan kasar dan bahkan dibunuh. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Para prajurit Pajang itu juga heran, mengapa tidak terjadi sorak sorai kemenangan sebagaimana terjadi jika sebuah pasukan menang perang. Namun para prajurit Mataram tetap tenang, seakan tidak terjadi pertempuran sebelumnya.
Semua itu terjadi karena memang disarankan oleh Ki Juru Martani. Bagaimana pun prajurit Pajang dan Mataram sesungguhnya ada tali persaudaraan.
Malam itu seluruh prajurit Mataram masih akan bermalam di barak prajurit di Randu Gunting. Baru esok hari jika sudah memungkinkan akan kembali ke Kotagede.

Sementara itu, para prajurit Pajang sebagian telah sampai di alun-alun Pajang. Namun tidak sedikit yang harus singgah beberapa kali di perjalanan karena kelelahan dan harus serta lapar.
Mereka masih belum bisa mengerti sepenuhnya kejadian yang sesungguhnya. Sebagian dari mereka memang menyaksikan dahsyatnya banjir bandang kali Opak. Yang menyaksikan peristiwa itu bergidik bulu kuduk-nya. Betapa tidak, ia melihat ratusan, bahkan mungkin ribuan sejawatnya yang tersapu banjir bandang ketika sedang menyeberang kali Opak. Mereka yang hampir saja menyeberang membayangkan jika itu terjadi pada dirinya.
“Tinggal selangkah lagi aku sampai di bibir kali Opak. Beruntung aku sempat meloncat mundur. Prajurit di depanku yang tidak sempat menyelamatkan diri……!” Berkata seorang prajurit yang selamat.
“Aku tidak melihat apa-apa, hanya mendengar jeritan-jeritan yang memilukan. Aku masih di sebelah timur candi Prambanan ketika itu….!” Sahut yang lain.
“Aku baru saja meninggalkan barak di tepi kali Wedi. Ketika kemudian mendengar gemuruhnya banjir bandang kali Wedi. Aku sempat melihat hampir semua pondok dan barak di tepi kali Wedi tersapu banjir bandang……!” Sahut yang lain.
Mereka saling bercerita, cerita tentang kesedihan yang memilukan.
Bersambung……….

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Sejarah Perkembangan Nanoteknologi: Dari Konsep ke Realitas

Konsep Awal Nanoteknologi Pada tahun 1959, seorang fisikawan terkemuka, Richard Feynman, mengemukakan gagasan revolusioner mengenai…

3 jam ago

Nanoteknologi: Revolusi di Skala Atom

Apa Itu Nanoteknologi? Nanoteknologi merupakan salah satu bidang ilmu yang berfokus pada manipulasi dan pengembangan…

4 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

17 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

4 hari ago