Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#784

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(784)
Mataram.

Sementara itu, Pangeran Benawa memang sengaja menghindar ketika pasukan gabungan Pajang berangkat ke Mataram. Ia tidak ingin ikut bergabung dengan pasukan itu untuk ikut menyerbu Mataram. Ia tak ingin berseteru dengan sang kakak, Danang Sutawijaya yang kini telah bergelar Panembahan Senopati. Ia telah menganggap bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya adalah kakak kandungnya sendiri. Walau ia tahu bahwa Raden Mas Danang adalah anak angkat dari sang ayah, Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Bahkan, Raden Benawa tetap menganggap bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya tetap sebagai putra mahkota keraton Pajang. Dan ia pun memiliki hubungan batin yang dekat dengan sang kakak itu. Diam-diam ia sering berkunjung ke Mataram.
Namun ketika mendengar telah terjadi musibah yang dahsyat di kali Opak dan kali Wedi, ia terpanggil untuk ikut menolong para prajurit dari berbagai kadipaten itu. Ia ikut mengurusi para prajurit yang berada di alun-alun Pajang. Ia tidak menyalahkan Pajang atau pun Mataram, kedua belah pihak memiliki prinsipnya masing-masing. Ia pun tidak memihak Pajang atau pun Mataram.
Sedangkan Pangeran Pangiri selaku menantu Kanjeng Sultan Hadiwijaya dipercaya untuk tetap tinggal di keraton dan juga tidak ikut menyerbu ke Mataram. Sesungguhnya ia sangat ingin ikut menyerbu ke Mataram. Namun dicegah oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya agar tetap berjaga di keraton.
Sesungguhnya, Pangeran Pangiri ingin menunjukkan bahwa ia mampu menandingi Panembahan Senopati. Ia sejak semula sudah tidak suka kepada kakak iparnya itu. Namun ia tahu bahwa Danang Sutawijaya hanyalah anak angkat dari Kanjeng Sultan. Dengan demikian Raden Mas Danang itu tidak pantas dan tidak berhak sebagai putra Mahkota. Ia pun menganggap Danang Sutawijaya yang kemudian bergelar Panembahan Senopati Ing Nyala gak Sayidin Panatagama itu ingin berontak terhadap Pajang. Ingin menandingi kekuasaan Pajang, oleh karena itu, Mataram harus ditundukkan.
Namun Pangeran Pangiri sangat kecewa setelah mengetahui musibah dahsyat yang menimpa pasukan gabungan Pajang. Bahkan diketahui kemudian bahwa pasukan gabungan Pajang kemudian kocar-kacir yang sebagian besar telah sampai di alun-alun Pajang. Keadaan para prajurit yang sungguh memilukan. Keadaan itu menambah kebencian Pangeran Pangiri kepada Mataram.
“Suatu saat akan aku balaskan…..!” Batin Pangeran Pangiri.

Dalam pada itu, ketika sedikit lewat tengah malam, Kanjeng Sultan Hadiwijaya serta para pengawalnya baru tiba di keraton Pajang.
Pangeran Pangiri, Pangeran Benawa serta para kerabat menyambut dengan cemas. Mereka telah mendengar bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya telah jatuh dari gajah tunggangannya dan pingsan untuk beberapa saat. Mereka khawatir akan keselamatan Kanjeng Sultan. Dan memang benar, Kanjeng Sultan Hadiwijaya masih tampak lemas dan lelah. Bahkan untuk turun dari gajah tunggangannya pun masih harus ditolong. Mereka tidak tahu apa gerangan yang menyebabkan keadaan Kanjeng Sultan seperti itu. Di hari-hari sebelumnya, Kanjeng Sultan tidak pernah mengeluh apapun. Hanya saja Kanjeng Sultan Hadiwijaya memang nampak selalu murung. Hal seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.
Kanjeng Sultan langsung dipapah masuk ke dalam bangsal pribadinya. Para tabib keraton segera merawat Kanjeng Sultan.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya sesungguhnya belum lanjut usia. Ia masih jauh lebih muda dari Ki Juru Martani maupun Ki Panjawi. Sementara Ki Juru Martani masih bugar.

Dalam pada itu, di barak perkemahan di Randu Gunting, Ki Juru Martani masih berbincang dengan Panembahan Senopati serta beberapa petinggi Mataram. Mereka memperbincangkan langkah apa yang akan dilakukan setelah kejadian sehari tadi. Panembahan Senopati pun menceritakan keadaan Kanjeng Sultan yang masih sakit ketika sampai di bukit Jabalkat. Diceritakan pula bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya beserta para pengawalnya tidak bisa masuk di makam Tembayat.
Bersambung……….

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *