Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#785

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(785)
Mataram.

Sampai tengah malam mereka berbincang. Namun mereka juga perlu beristirahat. Mereka telah bersepakat bahwa besuk sebagian besar akan kembali ke Mataram.
“Kita sambil menunggu keadaan di Pajang. Apakah mereka masih akan kembali menghimpun kekuatan untuk menyerbu Mataram lagi……!” Berkata Ki Juru Martani.
“Sebagian lagi tetap tinggal di barak untuk mengurusi para tawanan yang terluka……!” Sambung Panembahan Senopati.
Malam itu mereka bisa beristirahat dengan tenang. Namun demikian tetap saja ada yang berjaga.

Malam itu yang gelisah adalah para tabib yang merawat Kanjeng Sultan Hadiwijaya di bangsalnya. Kanjeng Sultan Hadiwijaya mengalami demam tinggi walau telah diberi reramuan tetap saja belum turun suhunya. Mereka yang merawat adalah para tabib handal kepercayaan keraton Pajang. Namun demikian, para tabib itu belum tahu jenis penyakit yang diderita oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Pangeran Benawa ikut menunggui sang ayah yang semakin pucat dan memejamkan mata. Ia sangat khawatir akan keselamatan sang ayahnya.
Sedangkan Pangeran Pangiri sibuk mengatur para nayaka praja untuk mengurusi para prajurit dari berbagai kadipaten yang masih banyak yang terlantar di alun-alun Pajang dan sekitarnya. Mereka yang terlantar bukannya semakin berkurang, namun semakin banyak bertambah.
Pangeran Pangiri semakin mengutuk dan mengumpat Mataram yang membuat ribuan prajurit menjadi korban dan yang lainnya terlunta-lunta.
Pangeran Pangiri pun mulai kasak-kusuk kepada para nayaka praja dan para senopati yang masih tinggal di keraton Pajang untuk suatu saat menuntut balas terhadap Mataram.
Sebagian besar dari mereka tertarik dan mendukung niat dari Pangeran Pangiri tersebut.
“Jika ayahanda Sultan tidak sakit, tidak ada orang yang akan mampu menandingi beliau…..!” Berkata Pangeran Pangiri sebagai putra mantu dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya.

Di pagi harinya, sebagian besar dari para prajurit dari berbagai kadipaten itu memilih untuk segera kembali. Namun demikian, mereka tidak memiliki bekal apapun untuk kembali ke kadipaten masing-masing. Hampir semua perbekalan mereka telah hanyut di terjang banjir bandang di kali Wedi.
Hanya pakaian yang mereka kenakan yang tersisa. Yang paling menderita tentu mereka yang berasal dari kadipaten yang jauh, seperti mereka yang dari bang wetan.
Pangeran Pangiri yang ingin menarik simpati dari para prajurit dari berbagai kadipaten itu berusaha mencarikan bekal untuk para prajurit itu. Paling tidak bekal untuk perjalanan pulang mereka ke kadipaten masing-masing. Mereka, para prajurit itu sebagian besar tidak memiliki senopati lagi yang diduga mereka banyak yang hanyut di kali Opak. Mereka benar-benar tercerai berai tak bisa lagi berkumpul dalam satu bregada. Bahkan para lurah prajurit pun sulit untuk mereka temui.

Di pagi hari itu pula, pasukan Mataram yang berada di barak perkemahan Randu Gunting telah berbondong-bondong kembali ke Kotagede. Mereka tak mengalami kesulitan apapun. Jaraknya memang tidak terlalu jauh.
Mereka yang gugur tak sampai hitungan jari tangan. Sedangkan yang terluka pun tak ada yang parah.
Mereka kembali tidak dengan sorak sorai layaknya pasukan menang perang. Dalam perjalanan pulang pun mereka tidak di-elu-elu-kan warga di sepanjang perjalanan.

Sampai di Kotagede juga tidak ada penyambutan karena hampir semua penghuni kota itu ikut pergi ke barak prajurit di Randu Gunting. Hanya anak-anak dan orang yang telah lanjut serta beberapa pengawal yang masih tetap tinggal di kota itu. Namun demikian, mereka tidak langsung kembali ke rumah masing-masing. Mereka berkumpul dahulu di alun-alun Mataram.
Ki Juru Martani serta Panembahan Senopati sempat memberikan sesorah kepada mereka.

Alkisah, setelah beberapa waktu, roda kehidupan di Mataram telah kembali seperti semula. Namun lain halnya dengan yang terjadi di Pajang.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang sakit sejak jatuh dari gajah tunggangannya keadaannya semakin memburuk.
…………..
Bersambung……….

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Sejarah Perkembangan Nanoteknologi: Dari Konsep ke Realitas

Konsep Awal Nanoteknologi Pada tahun 1959, seorang fisikawan terkemuka, Richard Feynman, mengemukakan gagasan revolusioner mengenai…

2 jam ago

Nanoteknologi: Revolusi di Skala Atom

Apa Itu Nanoteknologi? Nanoteknologi merupakan salah satu bidang ilmu yang berfokus pada manipulasi dan pengembangan…

2 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

16 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

4 hari ago