Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(789)
Mataram.
Pangeran Pangiri kemudian meminta kepada senopati tersebut untuk menggalang kekuatan agar waris takhta Pajang jatuh pada dirinya. Menggalang kekuatan bukan berarti harus menghimpun pasukan, namun kekuatan dukungan dari para petinggi negeri termasuk para senopati sejawat mereka.
“Baik Pangeran…..! Hanya Pangeran Pangiri yang layak melanjutkan kekuasaan Kasultanan Pajang. Pangeran Belum layak karena jarang terlibat dalam pemerintahan….!” Jawab senopati itu.
“Terimakasih…..! Aku sekarang harus terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan penghormatan jisim Ramanda Sultan…..!” Berkata Pangeran Pangiri.
Pangeran Pangiri segera meninggalkan senopati itu untuk terlibat dalam ‘ngrukti laya’ Kanjeng Sultan. Ia harus terlihat banyak berperan walau dia adalah seorang menantu Sultan. Biarlah orang lain melihat dan menilai bahwa Pangeran Pangiri sangat hormat kepada Kanjeng Sultan. Dengan demikian ia akan dianggap layak dan pantas untuk menerima waris takhta keraton Pajang.
Pangeran Pangiri sibuk ke sana ke mari bagai seorang pemimpin yang sesungguhnya. Biarlah orang-orang tahu bahwa Pangeran Pangiri mampu mengatur segala sesuatu berkait dengan mangkatnya Kanjeng Sultan.
Banyak pula yang dalam batin memuji cekatan dan bijaknya Pangeran Pangiri menghadapi masalah. Jarang yang berprasangka bahwa itu adalah bagian dari cara Pangeran Pangiri untuk mendapat pujian dari mereka.
Dalam pada itu, Pangeran Benawa lebih banyak menunggui jisim (jasad) dari ayahandanya. Ada rasa penyesalan, mengapa ia tidak sempat menunggui saat-saat terakhir berpulangnya ayahandanya tersebut. Ia pun tak sempat menerima pesan dan nasehat dari Kanjeng Sultan pada saat-saat terakhir. Karena menurut perkiraan Pangeran Benawa, Kanjeng Sultan belum akan mangkat secepat itu. Harapannya, setelah pulang dari Mataram, ia masih sempat menunggui sang ayah. Namun harapan manusia tak selalu selaras dengan kehendak-Nya. Namun demikian, Pangeran Benawa menahan diri agar jangan sampai menitikan air mata.
Menurut kesepakatan para kerabat keraton, pemakaman jisim Kanjeng Sultan akan dilaksanakan esok sore. Terlebih setelah Pangeran Benawa pulang sehingga tidak ada putra atau putri Sultan yang ditunggu.
Dalam pada itu, para prajurit yang diutus ke berbagai kadipaten dan berbagai kademangan sebagian besar telah sampai di tujuan.
Mereka yang mendapat kabar hampir semua tidak menduga bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya begitu cepat berpulang. Semua tidak tahu, sakit apa yang diderita oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang sugih ilmu dan sakti mandraguna itu. Dan mereka pun tahu bahwa di keraton Pajang memiliki tabib-tabib yang handal. Apakah mereka tidak mampu mengatasi sakitnya Kanjeng Sultan?
Namun kemudian banyak dari mereka yang menyadari bahwa sesakti apa pun seseorang tentu ada keterbatasannya.
Demikian pula Ki Demang Sangkalputung, setelah menerima khabar itu besuk akan melayat keraton Pajang. Guru orang bercambuk dan kedua orang muridnya yang kebetulan sedang di Sangkalputung juga akan menyertai melayat ke keraton Pajang Pula. Diam-diam mereka juga telah bersahabat dengan Pangeran Benawa. Pangeran Benawa pernah singgah di Sangkalputung yang kemudian bersahabat dengan mereka.
“Besuk sebelum matahari terbit kita sudah berangkat…..!” Berkata Ki Demang Sangkalputung.
“Baiklah Ki Demang…..!” Jawab guru orang bercambuk.
Sementara itu, dua orang prajurit sandi Mataram telah tiba di Mataram dan kemudian mengabarkan kepada para petinggi Mataram.
Panembahan Senopati sangat terkejut setelah menerima khabar tentang mangkatnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Bagaimana pun, ia adalah guru dan ayah angkat yang telah seperti ayahnya sendiri. Kanjeng Sultan Hadiwijaya-lah yang telah mengangkat derajat dan pangkat Danang Sutawijaya sejak masih kanak-kanak.
“Danang akan melayat ke Pajang, Uwa……!” Berkata Panembahan Senopati kepada Ki Juru Martani.
…………..
Bersambung……….
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…