Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(801)
Mataram.
Pangeran Benawa juga berpesan kepada Ki Demang Sangkalputung untuk tidak perlu melibatkan para pengawal kademangan. Cukup dukungan restu bagi perjuangan Pangeran Benawa. Mungkin saja nantinya Guru dan murid orang bercambuk bisa bergabung dengan pasukan yang berada di barak Jatinom. Pangeran Benawa yakin bahwa Senopati di Jatinom itu akan mendukung perjuangan Pangeran Benawa. Karena Pangeran Benawa memang telah akrab dengan Senopati di Jatinom tersebut. Dan juga banyak prajurit yang ia kenal dengan baik.
“Maaf Ki Demang….., aku tidak bisa berlama-lama. Aku akan segera meneruskan perjalanan ke Jatinom…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Baiklah Pangeran, semoga semuanya lancar. Titip salam untuk anakmas Senopati di Jatinom…..” Berkata Ki Demang Sangkalputung.
“Baiklah Ki Demang…..!” Jawab Pangeran Benawa.
Setelah menikmati hidangan yang disajikan, Pangeran Benawa benar-benar mohon diri.
“Para pengawal kademangan tidak perlu tahu bahwa aku singgah di sini, Ki Demang……!” Berkata Pangeran Benawa yang penampilannya jauh berbeda dengan kebiasaan Pangeran Benawa. Dengan demikian, ia tidak akan mudah dikenali.
“Baik Pangeran, saya paham maksud dari Pangeran……!” Jawab Ki Demang Sangkalputung.
Perjalanan dari Sangkalputung ke Jatinom cukup lancar karena jalanan telah ramai orang yang berlalu lalang. Di jalan itu kecil kemungkinan ada penjahat yang berani berulah karena tak jauh dari barak prajurit yang tangguh.
Pangeran Benawa berharap bisa bertemu juga dengan Guru orang bercambuk dan kedua muridnya di barak Jatinom. Pangeran Benawa tahu bahwa salah seorang dari murid orang bercambuk itu adalah adik dari senopati di barak prajurit di Jatinom itu. Dan ia pun pernah singgah di rumah murid orang bercambuk itu tak jauh dari barak prajurit.
Prajurit jaga di gardu depan barak itu menghentikan Pangeran Benawa yang berpenampilan sebagai seorang pengembara. Prajurit jaga itu harus berhati-hati karena tahu bahwa keadaan di Pajang sedang dalam keadaan yang tidak sewajarnya.
Pangeran Benawa pun kemudian meloncat turun dari kudanya. Dan kemudian melepas ikat kepala yang ia pakai secara terbalik.
“Apakah kau mengenali aku…..?” Bertanya Pangeran Benawa yang tidak ingin berkepanjangan.
“Oooh Pangeran Benawa…..! Marilah Pangeran, Senopati sedang berada di pendapa barak…..!” Berkata prajurit jaga yang segera mengenali Pangeran Benawa yang rambutnya terjuntai sebahu.
“Jangan kau katakan kepada siapapun atas kunjungan aku sekarang ini…..!” Pesan Pangeran Benawa kepada prajurit jaga itu.
Prajurit juga itu pun paham maksud dari Pangeran Benawa.
Senopati barak prajurit Jatinom segera menyongsong Pangeran Benawa yang telah ia kenali dari kejauhan. Senopati itu telah mendengar apa yang terjadi di keraton Pajang. Dan ia tidak habis mengerti mengapa Pangeran Pangiri secara sepihak menobatkan diri sebagai Sultan Pajang. Karena ia tahu bahwa hak waris takhta dan pemerintahan Pajang seharusnya adalah Pangeran Benawa. Dan sekarang tiba-tiba Pangeran Benawa itu sudah di halaman pendapa barak prajurit. Mereka memang telah akrab bagai sahabat.
“Oooh Pangeran……!” Sambut senopati itu sambil memeluk Pangeran Benawa dengan penuh keprihatinan.
Senopati barak prajurit Jatinom itu kemudian berbincang dengan Pangeran Benawa di teras belakang pendapa barak prajurit tersebut. Di sana lebih leluasa untuk berbincang karena senopati itu tahu bahwa kunjungan Pangeran Benawa tentu sangat penting. Dan kunjungan itu pasti berkaitan dengan kejadian di keraton Pajang.
Mereka pun kemudian saling berkabar keselamatan.
“Bagaimana mungkin Pangeran Pangiri melakukan hal itu Pangeran……?” Bertanya senopati itu langsung ke pokok persolaan. Sebagai seorang senopati prajurit di barak tak terbiasa dengan banyak basa-basi.
“Itulah Kakang Senopati yang ingin aku perbincangan dengan Kakang……!” Berkata Pangeran Benawa.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.