Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(808)
Mataram.
Adipati Pragola kemudian menawarkan kepada Pangeran Benawa; “Akan aku tempatkan prajurit sandi dari Pati di sekitar ksatrian tempat tinggal kami dahulu. Di sana masih banyak sanak saudara kami…..!” Berkata Adipati Pragola.
“Terimakasih Kakang Adipati, tentu kami senang. Dengan demikian kami akan bisa segera berkabar tentang perkembangan di Pajang…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Bahkan seorang senopati dan beberapa prajurit pilihan juga akan menyamar di kampung itu. Saudara- saudara kami pasti bersedia untuk membantu….!” Lanjut Adipati Pragola.
Pangeran Benawa berbesar hati, karena paling tidak sudah dua kadipaten besar yang mendukungnya. Selain itu ada kademangan Sangkalputung, pasukan di barak Jatinom, seandainya guru orang bercambuk dan dua orang muridnya bergabung tentu menambah kuat pasukan itu. Ada pula pasukan pengawal raja yang kuat dengan senopati tangguh, Ki Wirosekti. Dan tentu saja dukungan dari Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati beserta pasukannya. Namun semua itu masih dengan gelar ‘baris pendhem’ – gerakan bawah tanah.
Yang masih diharapkan adalah dukungan dari Kanjeng Ratu Kalinyamat yang dekat hubungannya dengan mendiang Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Pangeran Benawa juga sudah akrab dengan keluarga Kanjeng Ratu Kalinyamat di Jepara. Dahulu ia sering berkunjung ke Jepara. Namun sudah beberapa lama Pangeran Benawa tidak mengunjungi Kanjeng Ratu Kalinyamat yang tentu sekarang sudah usia lanjut. Namun demikian, Kanjeng Ratu Kalinyamat masih sangat dihormati oleh seluruh nayaka praja Jepara, bahkan oleh seluruh rakyat Jepara. Demikian juga oleh Pangeran Jepara, putra angkat dari Kanjeng Ratu Kalinyamat yang sekarang menjalankan tugas sebagai Adipati Jepara. Walau demikian, kekuasaan sepenuhnya masih di tangan Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Pangeran Benawa kemudian segera mohon diri. Namun demikian, ia juga berpesan agar kehadirannya di Pati ini jangan sampai diketahui prajuritnya Pangeran Pangiri agar segala rencananya bisa berjalan dengan lancar.
Pangeran Benawa segera memacu kudanya untuk segera sampai di Jepara. Jalan yang sudah sering ia lalaui. Bahkan Mbok Bakul warung sudah banyak yang ia kenal. Oleh karena itu, Pangeran Benawa berdandan sebagai seorang pengembara yang sederhana agar tidak mudah dikenali oleh siapa pun. Lagi pula Pangeran Benawa tidak ingin singgah di warung yang sudah ia kenal.
Kehadiran Pangeran Benawa membuat terkejut Kanjeng Ratu Kalinyamat yang sudah sepuh itu. Ia juga menyesal karena tidak sempat menghadiri pemakaman Kanjeng Sultan Hadiwijaya karena ia sendiri telah sepuh.
Pangeran Benawa sengaja menemui langsung Kanjeng Ratu Kalinyamat di kediamannya. Ia sudah terbiasa berkunjung ke tempat Kanjeng Ratu Kalinyamat tersebut.
“Angger Pangeran, membuat hati berdebar-debar. Aku sudah mendengar apa yang terjadi di Pajang. Bahkan ketika itu para utusan dari Jepara masih berada di Pajang….!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat setelah saling berkabar keselamatan sesuai adat istiadat.
“Demikianlah yang terjadi, Kanjeng Ratu. Kami para kerabat keraton tidak diberi kesempatan untuk berpendapat. Tahu-tahu sudah dinyatakan sebagai Sultan Pajang menggantikan Kanjeng Rama Sultan. Bahkan ketika bunga tabur masih segar dan dupa masih mengepul di pemakaman…..!” Berkata Pangeran Benawa panjang lebar.
“Bagaimana rencana Angger Pangeran selanjutnya…..?” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Pangeran Benawa kemudian menceritakan segala usaha yang telah ia tempuh. Termasuk kunjungannya ke Madiun dan ke Pati. Dan bahwa kedua kadipaten besar itu mendukung sepenuhnya niat dan tekat dari Pangeran Benawa.
“Pangeran Pangiri benar-benar lancang. Ia sama sekali tidak berhak atas tahta itu. Siapa pun tahu bahwa yang paling berhak adalah Angger Pangeran Benawa sendiri setelah Danang Sutawijaya mendapat telah Alas Mentaok…..!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.