Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#813

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(813)
Mataram.

Pangeran Benawa masih mengatakan bahwa mungkin sekali ada beberapa utusan dari Madiun, dari Pati atau dari Jepara yang akan bergabung dengan pergerakannya.
“Semua aku alamatkan di rumah ini, Kakang…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Baik Pangeran, nanti bisa kita atur agar tidak menimbulkan kecurigaan….!” Jawab Senopati Wirasekti.
Akhirnya Senopati Wirasekti dan Pangeran Benawa telah menentukan hari dan waktu itu.
“Sebelum fajar, seluruh kekuatan itu sudah harus berada di alun-alun…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Jika demikian, akan segera kita kabarkan ke seluruh kekuatan yang mendukung pergerakan kita…..!” Jawab Senopati Wirasekti.
Senopati Wirasekti kemudian memanggil pembantu di rumah tersebut yang sebenarnya dia adalah salah seorang lurah prajurit sandi.
Dikatakan secara rinci rencana yang telah disepakati bersama Pangeran Benawa.
“Baik Gusti Senopati, malam ini juga akan kami laksanakan…..!” Jawab lurah prajurit sandi.
“Aku percaya kepadamu…..!” Berkata Senopati Wirasekti.
Lurah prajurit sandi itu tak ingin menunda waktu. Bagi para prajurit sandi, waktu itu sangat berharga. Berbeda sekejap bisa lain ceritanya. Ia teringat akan kegagalan pasukan gabungan Pajang ketika menyerbu Mataram adalah karena mengabaikan peran dari prajurit sandi.

Malam itu juga lurah prajurit sandi itu telah datang ke rumah belantik kuda di luar kota. Tempat itu adalah markas bagi para prajurit sandi untuk berkumpul. Orang yang datang dan pergi di rumah itu tidak akan dicurigai oleh tetangga karena sudah terbiasa. Terbiasa untuk jual beli kuda atau pun tukar tambah.
Lurah prajurit sandi itu kemudian mengatakan tentang rencana itu. Mereka kemudian membagi tugas untuk menyampaikan ke rencana itu.
Mereka tidak harus pergi ke tempat jauh seperti Pati, Madiun atau Jepara. Mereka bisa menghubungi sejawatnya yang berada di kotaraja Pajang ini. Bahkan mungkin sekali, para utusan dari beberapa kadipaten itu sebagian besar telah berada di kotaraja Pajang dalam penyamarannya.

Pagi hari hari itu, Panembahan Senopati juga telah menerima khabar tentang kepastian hari dan waktu untuk bergerak.
“Gerak cepat juga Dimas Benawa. Tinggal besuk pagi….!” Batin Panembahan Senopati.
Ia pun juga harus bergerak cepat. Setelah berembug dengan Ki Juru Martani, Panembahan Senopati segera memacu kudanya ke Lipura.
Dengan kecepatan lebih dari biasanya, Panembahan Senopati segera memacu kudanya menuju Lipura dengan mengajak sang adik, Raden Gagak Baning.
Panembahan Senopati tahu bahwa pagi itu pasukan berkuda Mataram sedang geladi perang di tanah lapang Lipura. Jumlah prajurit dalam pasukan berkuda itu telah bertambah. Tambahan itu adalah dari para para prajurit pilihan pula.
Mereka tidak terkejut dengan kehadiran Panembahan Senopati beserta Raden Gagak Baning karena hal itu sudah sering terjadi. Namun yang membuat mereka terkejut adalah keputusan bahwa esuk sebelum fajar harus sudah sampai di alun-alun Pajang. Meskipun demikian keputusan itu tidak membuat berkecil hati, sebaliknya menambah gairah sebagai seorang prajurit.
“Aku dan Dimas Gagak Baning akan berada di antara kalian…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Para prajurit berkuda itu berbesar hati karena Panembahan Senopati akan bersama mereka.
Panembahan Senopati kemudian menyampaikan segala rencana yang akan segera mereka lakukan.
“Siang ini kalian boleh kembali ke rumah kalian masing-masing. Tetapi sebelum petang, kalian harus sudah berkumpul di alun-alun pungkur di Mataram…..!” Pesan dari Panembahan Senopati.
Mereka pun bergembira dengan kepastian itu. Mereka telah menggembleng diri dalam sebuah pertempuran yang mungkin terjadi nanti.
Pagi menjelang siang hari itu juga, pasukan berkuda di Lipura menghentikan geladi perang. Mereka diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing agar berkesempatan minta pamit kepada keluarganya.
…………..
Bersambung……….

**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

2 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#868

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…

4 hari ago