Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(819)
Mataram.
Dengan gesit Panembahan Senopati berkelit sehingga pedang Sultan Pangiri hanya menerpa angin. Namun Sultan Pangiri tak ingin membuang kesempatan kepada lawannya yang belum bersenjata itu. Tombak Kiai Plered pusaka andalan Mataram masih di punggung kuda.
Panembahan Senopati memang ingin menghadapi Sultan Pangiri tanpa senjata. Ini adalah kesempatan bagi Sultan Pangiri untuk menghentikan kesombongan Panembahan Senopati menurutnya. Pedang Sultan Pangiri kembali menebas Panembahan Senopati. Namun Panembahan Senopati dengan ringannya melinting menghindar. Sultan Pangiri merasa tidak terlalu membahayakan dirinya karena lawan tidak bersenjata timbul kepercayaan diri yang tinggi. Tebasan pedang kini tidak hanya sekali dia kali tetapi berkali-kali. Namun setiap kali Panembahan Senopati mampu menghindari.
Seluruh pasukan di kedua belah pihak benar-benar tidak bergerak seperti yang diserukan oleh Senopati Wirasekti. Pasukan yang patuh kepada Sultan Pangiri memang ragu untuk bertindak. Terlebih setelah mengetahui pasukan yang paling diandalkan, pasukan pengawal raja yang dipimpin Senopati Wirasekti justru bergabung dengan pasukan Mataram. Para senopati di pihak Sultan Pangiri tentu berpikir dua tiga kali untuk memaksakan pasukannya menyerang pasukan lawan. Namun mereka kini justru terpukau menyaksikan perkelahian satu melawan satu, Sultan Pangiri melawan Panembahan Senopati. Mereka, para senopati dan para prajurit di pihak Sultan Pangiri berbesar hati karena sang raja mereka sepertinya di atas angin. Sultan Pangiri masih menyerang dengan garangnya dengan pedang. Sedangkan Panembahan Senopati hanya sibuk menghindar. Jika keadaan seperti itu, tentu hanya menunggu waktu salah satu tebasan pedang Sultan Pangiri akan mengenai sasaran. Oleh karena itu, para senopati di pihak Sultan Pangiri memilih menunggu perkembangan keadaan, justru karena sang raja mereka di atas angin. Mereka ingin menyaksikan pertempuran itu sampai Panembahan Senopati terbebas pedang di tangan Sultan Pangiri.
Sedangkan Sultan Pangiri tidak memberi kesempatan kepada Panembahan Senopati untuk menggunakan senjata. Sultan Pangiri menganggap bahwa Panembahan Senopati terlalu sombong menghadapi lawan tanpa senjata. Buah kesombongan itu adalah nyawa-nya. Namun sampai berkali-kali tebasan pedang Sultan Pangiri belum ada satupun yang menyentuh kulit Panembahan Senopati. Bahkan pakaiannya pun tidak.
Dalam benak Panembahan Senopati bukan kesombongan yang ingin ia tunjukkan. Tetapi untuk menunjukkan bahwa pimpinan Mataram itu tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahwa keunggulan Mataram di kali Opak bukanlah sebuah kebetulan karena banjir bandang. Namun karena pasukan Mataram memang memiliki kemampuan untuk melawan pasukan Pajang. Salah satu yang ingin Panembahan Senopati tunjukkan adalah melawan Sultan Pangiri yang bersenjata pedang dengan tanpa senjata.
Sebagian besar para prajurit yang setia kepada Pangeran Benawa heran atas kenekatan Panembahan Senopati melawan Sultan Pangiri tanpa senjata. Tentu terlalu sulit bagi Panembahan Senopati untuk bertahan. Dan jika Panembahan Senopati terluka, maka pertempuran besar pasti akan terjadi. Kemungkinan sekali Pangeran Benawa yang akan menghadapi Sultan Pangiri. Dan mereka tidak akan tinggal diam walau harus melawan rekan atau bahkan saudara sendiri. Namun mereka masih tetap menunggu, karena Pangeran Benawa sendiri masih tampak tenang di sisi Senopati Wirasekti. Semula mereka masih ragu atas kesetiaan Senopati Wirasekti kepada Pangeran Benawa. Mereka mengira bahwa pasukan pengawal raja yang tangguh itu benar-benar di pihak Sultan Pangiri. Namun yang terjadi seperti yang mereka saksikan. Senopati Wirasekti bersama seluruh pasukan pengawal raja berbalik ke pihak Pangeran Benawa. Dan hampir seluruh prajurit di dalam pasukan pengawal raja itu semua sudah menduga akan terjadi seperti itu. Dan benar itulah yang terjadi.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…