Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(822)
Mataram.
Pangeran Pangiri memang mengalami luka dalam yang cukup berat. Seandainya yang terkena tendangan adalah orang kebanyakan dan tanpa lembaran ilmu, tentu sudah tewas. Sedangkan Pangeran Pangiri sendiri masih mengerang kesakitan. Bisa jadi ada tulang iga yang patah.
“Kita percayakan kepada Guru orang bercambuk. Beliau sebenarnya adalah juru sembuh yang mumpuni…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Yaa….., Benawa percaya beliau…..!” Jawab Sultan Benawa.
Senopati Wirasekti telah mencarikan tempat yang aman untuk perawatan Pangeran Pangiri yang telah dicopot sebagai sultan itu. Sebuah pondok peristirahatan di luar kota raja Pajang.
Guru orang bercambuk yang memang mumpuni sebagai juru sembuh telah dipercaya untuk membantu merawat Pangeran Pangiri.
Guru orang bercambuk itu memang mengikuti pasukan sejak dari Jatinom, namun beliau tidak masuk dalam pasukan. Yang menjadi bagian dari pasukan dari Jatinom adalah kedua orang muridnya.
Dua orang murid orang bercambuk itu ikut menemani sang guru merawat Pangeran Pangiri.
Pangeran Pangiri pasti aman dalam perawatan mereka.
Sultan Benawa, Panembahan Senopati serta Senopati Wirasekti yang telah merencanakan kejadian di alun-alun, hampir semuanya berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Yang terpenting adalah tidak terjadi pertumpahan darah, perang antar keluarga sendiri. Namun Pangeran Pangiri dapat dilumpuhkan. Dan benar-benar tidak ada korban jiwa seorang pun dan dari pihak manapun.
Sebuah pergantian kekuasaan dari Sultan Pangiri ke Sultan Benawa yang berjalan dengan mulus.
Tidak ada sorak sorai dan gegap gempita layaknya pasukan yang menang perang. Namun demikian juga tidak ada penolakan dari hampir seluruh senopati dan para prajurit dari kedua belah pihak. Demikian juga para nayaka praja. Sesungguhnya mereka memang mengetahui bahwa yang berhak atas tahta dan kekuasaan keraton Pajang adalah Pangeran Benawa. Dan kini Pangeran Benawa telah ditetapkan sebagai seorang sultan menggantikan Sultan Pangiri yang adalah adik iparnya sendiri.
Dalam pada itu, siang hari itu juga telah diselenggarakan pasewakan agung dadakan yang pertama kali oleh Sultan Benawa.
Sultan Benawa didampingi oleh Panembahan Senopati, Raden Gagak Baning, Senopati Wirasekti, Senopati barak prajurit di Jatinom dan hampir seluruh senopati prajurit Pajang. Dan juga hampir seluruh tumenggung dan para nayaka praja hadir. Hadir pula senopati utusan dari Madiun, senopati dari Pati, senopati dari Jepara. Para senopati itu telah berada di Pajang dengan sepengetahuan Pangeran Benawa saat itu. Dan mereka tidak tergabung dalam pasukan manapun. Namun kemudian mereka bisa menerima akhir dari perseteruan antar keluarga keraton Pajang.
Tidak terlihat pertentangan di antara mereka, antara para senopati yang sebelumnya saling berseberangan dalam dua kubu.
Pasewakan pun berlangsung dengan wajar. Hampir semua bisa menerima Sultan Benawa sebagai seorang sultan yang mewarisi dari sang ayah, Sultan Hadiwijaya.
Namun keputusan dari Sultan Benawa membuat tercengang hampir semua mereka yang hadir dalam pasewakan agung tersebut. Sebuah keputusan yang sama sekali tidak diduga oleh siapapun.
Sultan Benawa sejak dahulu tidak pernah berubah sikap hormatnya kepada sang kakak. Walau sang kakak itu adalah kakak angkat. Sejak kecil ia memang selalu dekat dengan sang kakak yang selalu membimbing dalam berbagai hal. Dia adalah Danang Sutawijaya yang telah bergelar Panembahan Senopati di Mataram.
Sultan Benawa juga tidak pernah mencabut pengakuan bahwa putra mahkota yang sesungguhnya diwariskan oleh sang ayah adalah kepada sang kakak, Danang Sutawijaya.
Hal itu disampaikan secara panjang lebar oleh Sultan Benawa di hadapan pasewakan agung. Disampaikan pula bahwa sesungguhnya yang mengambil alih kekuasaan itu bukan dirinya, melainkan sang kakak, Panembahan Senopati.
Dan kemudian keputusan akhir yang membuat seluruh yang hadir tercengang.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.