Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#825

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(825)
Mataram.

Lagi pula, bagi Kanjeng Ratu Kalinyamat pusat pemerintahan berada di Pajang atau di Mataram tidak ada bedanya. Yang menjadi penguasa Sultan Benawa atau Panembahan Senopati juga tidak ada bedanya. Terlebih jika itu atas kehendak dari Sultan Benawa, bukan karena paksaan.
Walaupun Kanjeng Ratu Kalinyamat sudah sepuh, namun terbersit keinginan untuk mengunjungi Mataram.

Sementara itu, Kanjeng Adipati Rangga Jumena di Madiun tidak bisa menerima jika kekuasaan Pajang beralih ke Mataram. Ia merasa heran atas keputusan Sultan Benawa dengan menyerahkan kekuasaan Pajang kepada Mataram begitu saja. Ia tidak setuju dengan pengambilalihan kekuasaan dan tahta oleh Pangeran Pangiri ketika itu. Namun ia juga tidak bisa menerima kekuasaan dan pemerintahan oleh Mataram.
Mataram hanyalah negeri baru yang kecil, jauh lebih kecil dari Madiun. Jika dibandingkan dengan Mataram, Madiun tentu lebih layak dan lebih kuat dari Mataram.
“Tidak…..! Madiun tidak akan tunduk kepada Mataram…..! Akan aku galang seluruh kadipaten di bang wetan untuk tidak tunduk kepada Danang Sutawijaya…..!” Berkata Adipati Rangga Jumena kepada para senopati yang ia utus ke Pajang.
“Kami mendukung keputusan Kanjeng Adipati…..!” Jawab senopati Madiun itu.
“Aku dan para Adipati di bang wetan tidak akan hadir di pasewakan agung yang katanya akan diselenggarakan di Mataram itu…..!” Lanjut Adipati Rangga Jumena yang sebelumnya bernama Pangeran Timur, putra kandung dari Sultan Trenggana di Demak. Ia adalah adik ipar dari mendiang Sultan Hadiwijaya dan merupakan paman dari Sultan Benawa.
“Jika dirunut secara langsung, aku lebih berhak dari pada Danang Sutawijaya…..!” Lanjut Adipati Rangga Jumena.
“Benar Kanjeng Adipati…., dan pasukan Madiun tentu lebih kuat dari pasukan Mataram. Pasukan Mataram yang sesungguhnya tidak lebih dari seribu prajurit. Sedangkan Madiun mampu menggalang puluhan ribu prajurit…..!” Berkata seorang senopati Madiun.
“Bagaimana Madiun akan tunduk kepada Mataram…..! Kita masih ingat betapa banyak prajurit kita yang gugur di kali Opak. Bukan karena ketangguhan pasukan Mataram, tetapi karena kelicikan mereka……!” Lanjut Kanjeng Adipati Rangga Jumena.
“Jika kami diutus untuk menggempur Mataram untuk menuntut balas, kami bersedia, Kanjeng…..!” Berkata senopati yang lain.
“Aku percaya, pasukan Madiun akan mampu menundukkan Mataram…..!” Berkata Kanjeng Adipati Rangga Jumena.
“Adipati Jipang juga aku ajak untuk bergabung dengan Madiun untuk tidak tunduk kepada Mataram…..!” Lanjut Adipati Rangga Jumena.
“Kami yakin bahwa Jipang tidak akan mau tunduk kepada Mataram. Mereka tahu yang membunuh Kanjeng Sultan Harya Penangsang adalah Danang Sutawijaya…..!” Berkata Senopati Madiun.
Adipati Rangga Jumena merasa kuat untuk tidak tunduk kepada Mataram.

Sementara itu, para Adipati di bang tengah bagian barat menyambut baik keputusan dari Sultan Benawa untuk menyerahkan kekuasaan Pajang kepada Mataram. Mataram sendiri lebih mudah dijangkau dari tempat mereka. Lagi pula para adipati itu telah akrab dengan Panembahan Senopati. Mereka adalah Adipati Menoreh, Adipati Kedu, Adipati Bagelen, Adipati Banyumas, Adipati Wonosobo, Adipati Banjarnegara, Adipati Pekalongan dan juga Adipati Tegal dan Brebes. Mereka ingin menghadiri pasewakan agung yang telah mereka dengar akan berlangsung di Mataram.
Demikian pula perguruan-perguruan yang sejak semula mendukung Mataram menyambut gembira kabar yang mereka dengar. Seperti Ki Sura Patil di lembah Merapi Merbabu, Ki Singa Dangsa di gunung Tidar dan perguruan Kaliangkrik.

Sementara itu, kawula dan para prajurit Mataram bersuka ria setelah mendengar bahwa pusat pemerintahan Pajang yang besar telah berpindah ke Mataram. Mereka sebelumnya tidak menduga sama sekali bahwa Mataram akan menjadi pusat pemerintahan yang luas, tidak hanya sebatas telatah Mentaok.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *