Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(827)
Mataram.
Adipati Rangga Jumena telah mengirim utusan ke kadipaten-kadipaten, antara lain; ke Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Tuban, Lamongan, Surabaya, Kediri, Ponorogo, Singasari, Bojonegara, Gresik bahkan sampai Pasuruan. Namun ia tidak mengirim utusan ke Blambangan karena yakin bahwa kadipaten itu pasti tidak akan tunduk ke Mataram namun juga tidak mau tunduk kepada kadipaten manapun.
Adipati Kediri menyambut baik ajakan dari Adipati Rangga Jumena. Bahkan ia mengusulkan agar menggalang kekuatan untuk melawan Mataram. Bukan sekedar tidak hadir saat pasewakan agung, namun benar-benar melawan. Jika kadipaten-kadipaten di bang wetan bersekutu, tentu akan terhimpun kekuatan yang besar. Apalagi mereka tahu bahwa Mataram belum memiliki pasukan yang besar.
“Katakan kepada Kangmas Adipati Rangga Jumena, Kediri siap dengan pasukan besar untuk melawan Mataram…..!” Berkata Adipati Kediri.
“Itulah kiranya yang diharapkan oleh Kanjeng Adipati Rangga Jumena, Kanjeng…..!” Berkata utusan itu. Kemudian ia melanjutkan; “Mungkin sekali Mataram akan mengirim utusan ke Kediri ini seperti yang terjadi di Madiun…..!”
“Bagaimana tanggapan Kangmas Adipati Rangga Jumena…..?” Bertanya Adipati Kediri.
“Kanjeng Adipati Rangga Jumena marah dan kemudian diusirnya utusan dari Mataram itu…..!” Jawab utusan dari Madiun itu.
“Demikian juga yang akan terjadi di Kediri ini…..! Utusan dari Mataram akan aku usir…..! Mataram tidak berhak untuk memerintah Kediri…..!” Lanjut Adipati Kediri.
Benar saja, baru saja utusan dari Madiun itu minta diri, tak lama berselang datang utusan dari Mataram. Utusan itu dari Mataram itu mengantarkan surat ulem (undangan) kepada Adipati Kediri untuk menghadiri pasewakan agung yang diselenggarakan di Mataram.
“Katakan kepada Danang Sutawijaya, Kediri tidak akan sudi menghadiri pasewakan agung yang diselenggarakan oleh Mataram…..!” Berkata Adipati Kediri dengan keras.
“Tetapi Kanjeng Adipati bisa menyampaikan pada saat pasewakan agung nanti…..!” Bujuk utusan dari Mataram itu.
“Kau jangan mengatur aku…..! Cepat pergi sebelum habis kesabaranku…..!” Bentak Adipati Kediri.
Nasib utusan dari Mataram ke kadipaten-kadipaten di bang wetan hampir serupa. Hampir semua menolak untuk hadir dalam pasewakan agung di Mataram. Itu semua tak lepas dari usaha Adipati Rangga Jumena yang telah terlebih dahulu mendahului utusan dari Mataram. Dengan demikian kadipaten-kadipaten tersebut terbujuk oleh utusan dari Madiun. Bahkan tak sedikit pula yang mengusir dengan kasar para utusan dari Mataram tersebut. Terutama kadipaten-kadipaten yang dahulu ikut mengirim pasukan untuk menggempur Mataram bersama pasukan Pajang. Banyak dari para prajurit mereka yang gugur di kali Opak maupun kali Wedi. Dendam mereka belum luntur dan kini harus tunduk kepada Mataram. Justru kesempatan ini untuk menunjukkan perlawanan terhadap Mataram.
Adipati Rangga Jumena berbesar hati mendapat dukungan dari Adipati Kediri dan kadipaten-kadipaten yang lain. Dan kemudian Adipati Rangga Jumena justru ingin mengadakan pasewakan tandingan di Madiun. Mereka ingin menggalang kekuatan untuk melawan Mataram. Mereka akan dibujuk untuk menjadi kadipaten-kadipaten yang mandiri, tidak tunduk kepada penguasa manapun.
Adipati Rangga Jumena dengan cepat memutuskan untuk mengundang para adipati itu ke Madiun pada saat yang sama dengan pasewakan agung di Mataram. Para utusan yang dahulu pergi ke kadipaten-kadipaten itu, kini diutus kembali untuk mengundang para adipati itu hadir di Madiun. Bahkan Adipati Jipang pun diundang pula untuk hadir di Madiun. Kanjeng Adipati Rangga Jumena tahu bahwa para petinggi di Jipang belum bisa menerima gugurnya Sultan Harya Penangsang oleh Danang Sutawijaya saat itu.
Jika kekuatan di bang wetan itu bersekutu, tentu akan merupakan pasukan gabungan yang sangat kuat. Itulah yang diangankan oleh Adipati Rangga Jumena.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(901)Mataram. Kini Ki Gagak Ireng telah bersiaga sepenuhnya.Benar saja, Ki Rangga Keniten yang…
Perbandingan Gemini Flash 2.0 dan Gemini 1.5 Gemini Flash 2.0, yang juga dikenal sebagai gemini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(900)Mataram. Ki Gagak Ireng yang tak lain adalah Panembahan Senopati itu menjawab; "Jangan…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(899)Mataram. Benar saja, beberapa saat kemudian telah berdatangan para prajurit Pasuruan dari segala…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(898)Mataram. Sikap Adipati Pasuruan dan terutama tantangan dari Rangga Keniten harus segera ditanggapi…
Apa Itu Gemini dan Kemampuan Pembuatan Gambarnya? Gemini adalah model AI multimodal yang dikembangkan oleh…