Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(841)
Mataram.
Senopati Retna Dumilah kemudian mengumpulkan para adipati dan para senopati dari pasukan gabungan.
Para adipati itu merasa tidak banyak mengalami kesulitan dalam pertempuran tadi. Namun dalam batin mengakui bahwa keberhasilannya karena pasukan gabungan jauh lebih banyak dari pasukan penyerbu.
“Kalau kita bersatu, kita bisa menjadi kuat. Kita bisa bersaing dengan kekuatan Mataram…..!” Berkata Adipati Pasuruhan.
“Bagaimana jika kita yang menyerbu Mataram dengan kekuatan penuh…..?” Bertanya Adipati Lamongan.
“Aku setuju…..! Pusat pemerintahan pulau ini sudah saatnya kembali ke bang wetan…..!” Timpal Adipati Tuban.
“Singasari mampu menjadi pusat pemerintahan itu…..!” Sahut Adipati Singasari.
“Kediri-lah yang tepat karena terletak di tengah-tengah di antara wilayah kadipaten-kadipaten di bang wetan…..!” Berkata Adipati Kediri tak mau kalah.
“Kita kembalikan kejayaan Majapahit dengan pusat pemerintahan di Trowulan kembali…..!” Sahut Adipati Mojokerto tak mau kalah.
Mereka berdebat tentang keunggulan kadipaten-kadipaten masing-masing. Dan mereka masing-masing juga tidak ingin dikuasai oleh kadipaten yang lain. Mereka masing-masing merasa lebih kuat dari kadipaten lainnya dan kadipaten mereka yang paling layak menjadi pusat pemerintahan di wilayah bang wetan.
Senopati Retna Dumilah kemudian menengahi namun juga tidak mau kalah dengan yang lain.
“Sesungguhnya, trah Majapahit yang masih tegak lurus itu mendiang Eyang Sultan Trenggana dan kemudian Rama Adipati Rangga Jumena…..!” Berkata Senopati Retna Dumilah yang adalah putri dari Adipati Rangga Jumena.
Perdebatan menjadi semakin tajam ketika mereka masing-masing mengunggulkan kadipaten mereka sendiri-sendiri.
“Perbincangan yang tidak ada ujung pangkal…..! Lebih baik kami kembali ke Surabaya saat ini juga…..!” Timpal Adipati Surabaya.
“Kami juga akan kembali…..! Sudah terlalu lama kami tertahan di Madiun ini……!” Sahut Adipati Tuban.
“Kami juga akan kembali sekarang juga…..!” Sahut beberapa adipati yang berada di pertemuan tersebut.
Senopati Retna Dumilah yang masih muda itu tak mampu mengatasi keadaan sehingga tak mampu mencegah para adipati itu untuk segera meninggalkan Madiun.
Beberapa saat kemudian, mereka – para adipati itu benar-benar meninggalkan Madiun, bahkan tidak minta diri kepada Adipati Rangga Jumena yang masih berada di keraton kadipaten.
Menjelang sore seluruh utusan dari berbagai kadipaten dari bang wetan hampir semua telah meninggal Madiun.
Senopati Retna Dumilah hanya bisa termangu melihat mereka meninggalkan Madiun.
Sementara itu, laju derap kuda-kuda pasukan Mataram telah sampai di Sanggung. Mereka beristirahat di tepi kali yang berpadang rumput hijau.
Para senopati dan para lurah prajurit telah menghimpun bregada masing-masing. Dengan demikian akan diketahui prajurit bagian dari bregada yang tidak ada bersama mereka.
Namun yang pasti adalah Ki Karep Kariya, salah seorang cikal bakal berdirinya Mataram yang tak mampu menyelamatkan diri. Ia telah gugur di medan laga. Ki Dhandhang Wisesa merasa kehilangan dengan tewasnya kawan sejawat sejak bedah hutan Alas Mentaok dahulu.
Setelah dihitung, ada empat belas prajurit termasuk Ki Karep Kariya yang tidak bisa kembali bersama mereka. Bahkan ada yang satu bregada kehilangan tiga orang prajuritnya. Karena bregada prajurit itu memang berada di barisan depan ketika pertempuran berlangsung. Mereka bersedih kehilangan kawan-kawan mereka. Namun mereka menyadari bahwa gugur di medan laga adalah satu hal yang bisa menimpa siapa saja, termasuk ia sendiri. Kemudian ia bisa bersyukur bahwa ia masih selamat sampai saat itu.
Sambil beristirahat untuk memberi kesempatan kuda-kuda mereka makan dan minum, beberapa prajurit memanjat dan kemudian memetik buah kelapa yang banyak tumbuh di tepian sungai itu.
Mereka pun perlu memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Mataram.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…