Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(845)
Mataram.
Panembahan Senopati dan Senopati barak prajurit Jatinom kemudian berbincang beberapa saat. Terutama tentang rencana penyerbuan ke Madiun. Tentang gelar apa yang akan diterapkan dan juga tentang perbandingan kekuatan pasukan dari keduanya.
“Apakah sudah menerima khabar dari Pati dan dari Pajang, Kanjeng Panembahan…..?” Bertanya Senopati barak prajurit di Jatinom.
“Kami belum menerima khabar, karena keberangkatan kami hampir bersamaan……!” Jawab Panembahan Senopati.
“Seandainya dari Pati dan Pajang bergabung, tentu menjadi kekuatan yang besar…..!” Berkata Senopati itu.
“Yaaa….., kami berharap demikian…..!” Jawab Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati kemudian menanyakan khabar tentang guru orang bercambuk dan kedua muridnya.
“Setelah berhasil mengusir gerombolan di lereng Merapi, mereka lebih banyak di sanggar. Kadang juga ke tepi hutan yang sepi untuk berlatih…..!” Jawab Senopati barak prajurit di Jatinom.
“Aku ingin singgah barang sejenak. Sudah lama tidak berjumpa dengan mereka…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Silahkan Panembahan, semoga belum pergi ke luar…..!” Berkata Senopati itu.
Guru orang bercambuk dan kedua orang muridnya terkejut ketika menerima kedatangan Panembahan Senopati di sore hari itu. Mereka bertiga sedang di sanggar ketika Panembahan Senopati datang.
“Marilah Panembahan…..! Kami sedang bermain loncat-loncatan…..!” Seloroh murid yang bertubuh tambun.
Panembahan Senopati tersenyum, tahu bahwa ia bercanda.
“Jika bermain loncat-loncatan bisa kurus nanti, Adi…..!” Canda Panembahan Senopati.
Mereka pun tersenyum penuh keakraban.
“Aku baru saja bertemu dengan Senopati barak prajurit…..!” Berkata Panembahan Senopati kemudian setelah saling berkhabar keselamatan.
“Kami di sini juga sudah mendengar khabar tentang pertempuran di Madiun…..!” Berkata Guru orang bercambuk.
“Yaaa….., khabar yang tidak mengenakkan. Khabar itu pasti sudah tersebar ke seluruh pelosok tanah ini…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati kemudian mengatakan bahwa untuk menegakkan wibawa Mataram, Mataram harus bisa menuntut balas. Jika tidak, Mataram akan selalu menjadi cibiran banyak negeri.
“Kami setuju, Panembahan…..! Jika berkenan, kami akan ikut serta bersama pasukan Kakang Senopati…..!” Sela murid yang berbadan tambun.
Guru orang bercambuk itu hanya menghela nafas, seharusnya tidak dengan cara itu dalam menawarkan diri. Namun Panembahan Senopati menyambut dengan gembira.
“Tentu kami akan menyambut dengan senang hati. Kiai nanti bisa menjadi teman berbincang Ki Ageng Giring yang telah bersedia untuk ikut serta……!” Berkata Panembahan Senopati.
Secara tidak langsung, Panembahan Senopati telah menawarkan kepada Guru orang bercambuk itu untuk ikut serta ke Madiun.
“Baiklah……! Sudah lama aku tidak menjelajah ke bang wetan. Aku juga ingin mengunjungi keraton Majapahit seperti apa keadaannya sekarang…..!” Jawab Guru orang bercambuk.
“Ha ha ha……, aku juga ingin melihat Majapahit yang bagai dongeng itu…..!” Sahut murid yang berbadan tambun.
Sedangkan murid yang lebih tua lebih banyak diam karena memang pembawaannya. Namun ia adalah seorang murid yang cerdas dan tekun.
Masih beberapa saat mereka berbincang. Bahkan Panembahan Senopati sempat makan malam di Jatinom itu. Namun mereka telah bersepakat bahwa Guru orang bercambuk beserta kedua muridnya akan ikut serta melawat ke Madiun.
“Sebelum bulan purnama seluruh pasukan sudah berada di sekitar kotaraja Madiun…..!” Pesan Panembahan Senopati sebelum mohon diri.
Sementara itu, di Madiun, Senopati Retna Dumilah merasa kecewa pula karena sebagian besar para adipati di bang wetan meninggalkan kesan yang kurang baik ketika meninggalkan Madiun. Untuk melampiaskan kekecewaannya, ia ingin mengundang tiga orang gurunya yang berilmu tinggi untuk menggembleng di sanggar di samping keraton Madiun. Ia tidak perlu datang ke padepokan para gurumnya itu.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…