Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(847)
Mataram.
Untuk mengalahkan Panembahan Senopati dan menundukkan Mataram menjadi dorongan yang kuat bagi Senopati Retna untuk menggemleng diri. Ketiga ilmu itu bisa didalami secara bergantian dan tidak saling mengganggu.
Dengan ilmu kebal sampai ke puncak dan ilmu meringankan tubuh yang tuntas, ia akan bisa mengalahkan Panembahan Senopati secara raganya. Dengan ilmu pengasihan mantram batin, ia akan mengalahkan Panembahan Senopati batin dan jiwanya.
Jika malam hari, Senopati Retna Dumilah mendalami ilmunya di sanggar. Sedangkan jika siang hari ia mendalami ilmunya di sudut belakangan taman sari yang aman dari tontonan orang lain kecuali abdi taman sari.
Sementara itu, Sultan Benawa telah bersepakat untuk mengirim pasukan yang akan dipimpin oleh Senopati Wirasekti. Namun pasukan itu juga tidak akan memasang umbul-umbul dan rontek tanda kebesaran pasukan Pajang. Senopati Wirasekti akan mengirim pasukan secara bergelombang agar tidak terpantau oleh prajurit sandi dari manapun.
Sedangkan Senopati prajurit di barak prajurit Jatinom akan mengirim pasukan berkuda setelah dekat dengan hari yang ditentukan. Guru orang bercambuk dan kedua orang muridnya akan berangkat terlebih dahulu dengan menyamar sebagai sebuah keluarga yang sedang menempuh perjalanan ke arah timur. Namun demikian nanti akan langsung bergabung dengan pasukan gabungan di hari yang telah disepakati.
Demikian pula pasukan dari Pati yang akan dipimpin oleh Adipati Pragola Pati sendiri akan menyusur lewat pantai utara. Mereka pun akan dikirim secara bergelombang agar tidak menjadi perhatian di perjalanan, terutama ketika harus melewati kadipaten-kadipaten yang mendukung Madiun.
Sedangkan Mataram sendiri nanti akan mengirim pasukan berkuda yang kuat. Jauh lebih kuat dari pasukan yang dipimpin oleh Raden Gagak Baning dan Ki Dhandhang Wisesa dahulu. Namun sebagian besar prajurit dari pasukan itu juga akan ikut ke Madiun kembali. Namun Raden Gagak Baning dan Ki Dhandhang Wisesa tidak ikut serta. Mereka dipercaya untuk menjaga ketentraman keraton Mataram. Sedangkan Panembahan Senopati nantinya akan didampingi oleh Ki Ageng Giring dan Senopati Widarba. Para prajurit dari pasukan yang akan berangkat ke Madiun itu, setiap hari digembleng di alun-alun belakang yang cukup luas pula.
Panembahan Senopati memang ingin mengirim pasukan yang besar kuat dan tangguh ke Madiun. Ia tidak ingin mengalami kegagalan seperti yang teperti sebelumnya.
Bulan di langit masih separo bulat. Namun Guru orang bercambuk dan kedua orang muridnya telah berangkat menuju ke telatah bang wetan. Kedua orang murid orang bercambuk itu memang belum pernah melawat jauh ke arah timur. Perjalanan itu seakan sebuah perjalanan wisata bagi kedua orang murid orang bercambuk itu. Terutama bagi murid yang lebih muda dan bertubuh tambun. Ia begitu senang menjalani perjalanan itu.
Sedangkan bagi Guru orang bercambuk, ia ingin kembali mengunjungi keraton Majapahit yang telah lama ia tinggalkan. Namun demikian, ia tidak akan menyatakan siapa jati dirinya nantinya. Mungkin sekali di lingkup keraton Majapahit sudah tidak ada yang mengenali dirinya lagi. Ia memang telah meninggalkan kotaraja Majapahit sejak bedah Majapahit oleh Raden Patah saat itu. Saat itu ia adalah seorang remaja yang gemar berpetualang dan tekun menuntut ilmu. Salah satunya, ia sedang mendalami ilmu cambuk di sebuah padepokan di Ponorogo pada puluhan tahun yang lalu. Saat ia kembali ke keraton, ternyata seluruh keluarganya telah mengungsi entah kemana. Dan kemudian ia mengembara dan sambil mendalami ilmu pengobatan. Dan ia pun sempat menetap di pantai selatan di seberang pegunungan Sewu.
Namun di masa tuanya ia telah kerasan tinggal di Jatinom bersama dua orang muridnya. Ia memang kenal baik dengan orang tua dari Senopati barak prajurit Jatinom yang juga orang tua dari muridnya yang lebih tua dari muridnya yang bertubuh tambun.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…