Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#849

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(849)
Mataram.

Senopati Retna Dumilah menjadi yakin bahwa ilmunya mantram pengasihan telah matang. Namun demikian ia masih ingin mempertajam ilmu itu sehingga nantinya mampu meluluhkan hati Panembahan Senopati. Dan jika hati Panembahan Senopati telah luluh maka akan dengan mudah untuk menundukkan dengan ilmu kanuragan dan ilmu jayakawijayan. Dan jika Panembahan Senopati telah takluk, maka Mataram pasti tunduk dan seluruh pulau ini akan di bawah kekuasaan Madiun.
Senopati Retna Dumilah sebelumnya ingin menggalang kekuatan dari bang wetan yang sempat patah arang. Ia akan tantang satu persatu para adipati di bang wetan itu untuk meyakinkan bahwa ia pantas menjadi penguasa di bang wetan dan kemudian seluruh pulau ini.
“Para adipati yang besar kepala itu tak akan mampu melawan ilmuku…..! Akan aku buktikan…..!” Batin Senopati Retna Dumilah. “Panembahan Senopati pun tidak…..!” Lanjut angan dari Senopati Retna Dumilah.
Angan Senopati Retna Dumilah melambung tinggi.

Sementara itu, perjalanan Guru orang bercambuk beserta kedua muridnya telah sampai di telalah kotaraja Majapahit pada zaman dahulu. Namun Guru orang bercambuk itu tertegun karena kotaraja yang dahulu ramai indah dan megah itu, kini terlihat lengang. Ia memang telah mendengar bahwa pusat pemerintahan Majapahit telah berpindah, demikian pula keraton Majapahit yang dahulu sangat megah dan indah itu telah berpindah pula. Namun ia tidak mengira bahwa kotaraja ini menjadi semakin sepi.
Guru orang bercambuk itu ingin segera sampai ke keraton Majapahit yang telah lama ia tinggalkan. Ia dahulu di masa remajanya memang menjadi bagian dari penghuni keraton itu.
Guru orang bercambuk itu semakin tertegun karena apa yang pernah ia dengar ternyata memang kenyataan. Keraton yang dahulu megah itu, kini tinggal umpak-umpak dan pondasi dan tentu saja beteng batu bata yang masih kokoh. Kolam-kolam pemandian di bekas kaputren pun masih tampak, namun sudah banyak tumbuhan belukar yang tak terurus.
Guru orang bercambuk itu sungguh prihatin. Namun demikian ia bisa mengerti bahwa hal itu bisa terjadi. Menurut kepercayaan para leluhur, keraton dan kotaraja yang telah bedah perang – telah kalah perang tak layak untuk dilanjutkan. Seperti dalam kisah Ramayana, di mana kotaraja Alengka yang sangat besar indah dan megah, setelah kalah perang karena digempur bala tentara Pancawati kemudian harus pindah ke Singgelapura. Demikian pula halnya dengan keraton dan kotaraja Majapahit harus di pindah.
Murid orang bercambuk yang lebih tua itu juga menyayangkan bahwa hal itu mesti terjadi.
“Pasti menimbulkan kerugian yang sangat besar dengan berpindahnya keraton ini, Guru…..!” Kata murid pertamanya.
“Yaaa….., tentu saja. Namun itulah yang telah terjadi……! Sudah puluhan tahun tempat ini aku tinggalkan. Dan tidak mengira seperti ini yang terjadi….!” Berkata Guru orang bercambuk dengan nada penyesalan.
Mereka bertiga kemudian berbincang di tempat yang telah sepi itu.
“Itulah yang terjadi, mengapa keraton- keraton lama selalu berpindah setelah bedah perang. Dan keraton serta kotaraja ikut berpindah…!” Berkata Guru orang bercambuk.
Kedua orang muridnya mengangguk- angguk mencoba memahami kata-kata gurunya.
“Bahkan itu juga terjadi sejak zaman Sanjaya – Seilendra…..!” Lanjut orang bercambuk itu.
Murid yang tua dari orang bercambuk itu mencoba memahami, mengapa keraton-keraton lama itu tanpa bekas lagi kecuali pondasi dan umpak-umpak yang tidak mungkin untuk ikut diboyong.
Ia teringat ketika mengunjungi bekas keraton Baka yang hampir semua terdiri dari bangunan batu itupun luluh lantak dan tak berpenghuni. Tidak lagi dibangun sebagai keraton lagi.
Bahkan Panembahan Senopati yang sebagai penguasa telatah itu pun tidak membangun bekas keraton Baka itu sebagai pusat Mataram, namun lebih memilih membangun kota yang baru, Kotaraja Mataram yang sekarang ini.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *