Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(852)
Mataram.
Namun demikian, setiap kali mereka harus berhenti ketika melewati perbatasan setiap kadipaten. Prajurit yang berjaga di perbatasan selalu menghentikan mereka. Tetapi setiap kali Senopati Widarba selalu berterus terang kepada para prajurit jaga tersebut.
“Kami prajurit Mataram….! Bersama kami di barisan belakang ada Kanjeng Panembahan Senopati….! Kami numpang lewat untuk menyerbu ke Madiun…..! Katakan terus terang kepada Kanjeng Adipati pimpinan kalian…..!” Berkata Senopati Widarba.
Para prajurit itu tentu saja tidak akan mampu menahan dan menghalangi pasukan segelar sepapan yang sangat besar itu. Yang bisa ia lakukan hanyalah membiarkan pasukan itu lewat.
Namun demikian, prajurit jaga itu akan melaporkan kepada Sang Adipati di kadipaten. Ketika seluruh prajurit dalam pasukan itu lewat, para prajurit itu ternganga karena panjangnya pasukan berkuda itu.
“Heeem……, apakah Mampu menghadapi pasukan yang sedemikian beastnya itu….?” Bisik prajurit perbatasan itu kepada sejawatnya.
“Yaaa….., jauh lebih besar dengan pasukan berkuda yang dahulu melarikan diri dari Madiun…..!” Jawab kawannya.
“Rupanya Panembahan Senopati sungguh-sungguh mengerahkan kekuatan untuk menyerbu Madiun…..!” Sahut kawannya.
“Ingin balas dendam tepatnya…..!” Berkata yang lain.
Bulan hampir bulat sepenuhnya ketika malam itu pasukan berkuda dari Mataram terus melajukan kuda-kuda mereka.
Mereka memang mengejar waktu bahwa sebelum matahari terbit pasukan itu telah tiba di luar kota kotaraja Madiun. Mereka tidak menunda penyerbuan. Rencananya sedikit setelah matahari terbit, pasukan gabungan Mataram akan menyerbu kotaraja Madiun.
Dalam pada itu, seluruh prajurit dalam pasukan kadipaten Pati telah pula siaga di luar kotaraja Madiun. Tempat yang tidak mudah diketahui oleh para prajurit sandi dari Madiun. Mereka, pasukan itu tidak mengibarkan umbul-umbul dan rontek tanda kebesaran sebuah pasukan yang akan maju ke medan laga. Mereka berpakaian bebas tak seragam. Mereka akan sulit diketahui dari kesatuan mana bregada prajurit itu.
Adipati Pragola Pati telah menerima utusan dari Panembahan Senopati yang mengabarkan bahwa pasukan Mataram sebelum matahari terbit sudah akan tiba di tempat itu. Pasukan itu telah siap bergabung dengan pasukan Mataram jika nanti telah datang.
Sementara itu, pasukan yang dipimpin oleh Senopati Wirasekti dari Pajang juga sudah berada di luar kotaraja Madiun tak jauh dari keberadaan pasukan dari Pati. Kebijakan dari Senopati Wirasekti hampir sama dengan kebijakan Adipati Pragola Pati dalam penyamaran agar tidak diketahui asal dari pasukan itu. Sultan Benawa sendiri yang berpesan agar Adipati Rangga Jumena sang paman tidak mengetahui dukungan Pajang terhadap Mataram. Mereka pun telah bersiap untuk bergabung dengan pasukan Mataram yang akan segera datang.
Demikian pula Guru orang bercambuk bersama kedua muridnya telah berada pula tak jauh dari keberadaan pasukan dari Pati dan dari Pajang.
Sementara itu, Senopati Retna Dumilah di dini hari itu baru menerima khabar tentang keberadaan dua pasukan yang tidak terlalu besar di dua tempat di luar kota kotaraja Madiun.
“Malam ini kita harus segera menyiapkan pasukan untuk menyerbu gerombolan orang-orang di luar kotaraja Madiun itu…..!” Perintah Senopati Retna Dumilah.
Namun baru beberapa saat kemudian Senopati Retna Dumilah menerima laporan bahwa pasukan Mataram yang besar sedang melaju menuju ke arah kotaraja Madiun pula. Mereka telah mendengar bahwa pasukan itu dipimpin oleh Panembahan Senopati sendiri.
“He he he he……, itulah yang aku harapkan…..! Jika demikian siapkan seluruh pasukan Madiun untuk menghadapi mereka…..!” Perintah susulan dari Senopati Retna Dumilah.
Senopati Retna Dumilah tersenyum sendiri, ia menduga bahwa kedatangan Panembahan Senopati itu akibat ia batin dengan mantram pengasihan setiap hari.
“Heeem….., sedemikian tajamnya ilmu pengasihan yang telah aku kuasai…..!” Batin Senopati Retna Dumilah.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…