Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(856)
Mataram.
Dua pasukan di sayap kiri pasukan Mataram dan sayap kanan dari pasukan Madiun telah bentrok.
Sayap kanan dari pasukan Mataram itu dipimpin oleh Adipati Pragola Pati yang berilmu tinggi. Ia didampingi oleh para senopati yang tangguh dan para prajurit pilihan dari Pati.
Jumlah prajurit dari pasukan Madiun lebih banyak dari bregada prajurit Pati. Namun bregada prajurit Pati terdiri dari senopati dan prajurit pilihan. Mereka tidak mengalami kesulitan walau jumlah prajuritnya tidak lebih banyak dari pasukan lawan. Bahkan dalam gebrakan pertama itu para senopati Pati telah memakan korban. Beberapa telah terluka terkena sabetan pedang atau tusukan tombak para prajurit Pati.
Para prajurit Madiun yang kebanyakan adalah prajurit biasa itu tidak mengira bahwa bahwa para prajurit lawan berilmu tinggi.
Adipati Pragola Pati yang berkumis tebal itu telah dikerubut oleh dua orang senopati Madiun. Sebelumnya dihadapi oleh seorang senopati yang segera terdesak. Seorang senopati lainnya segera bergabung. Adipati Pragola Pati bersenjatakan pedang yang lebih panjang dan lebih besar dari pedang kebanyakan. Kedua lawannya mengalami kesulitan untuk sekedar menjangkau Adipati Pragola Pati. Bahkan dalam benturan senjata, senopati Madiun itu tergetar pedangnya dan hampir saja terlepas. Beruntung kawannya segera menyerang Adipati Pragola Pati. Kali ini Adipati Pragola meningkatkan kekuatan untuk menghantam pedang lawan. Dentangan pedang beradu terdengar cukup keras dan memercikkan api. Senopati Madiun itu terkejut bukan kepalang ketika pedangnya terlepas dari genggaman. Sejenak kemudian terdengar ia mengaduh dan kemudian terjengkang ke belakang. Tumit Adipati Pragola Pati berhasil menghantam lambung lawannya. Sedangkan pedangnya berusaha untuk menebas lawannya yang lainnya. Beruntung ia mampu berkelit sehingga pedang Adipati Pragola Pati tidak menggores kulitnya atau bahkan membelah dadanya. Namun ia segera minta bala bantuan untuk mengerubut lawannya yang berilmu tinggi.
“Dia adalah Adipati Pragola Pati dari Pati. Beliau bukan lawanmu, biarlah aku layani sang adipati yang gagah perkasa ini…..!” Berkata seseorang yang telah lebih dari setengah baya yang tak lain adalah Kiai Badra saudara seperguruan dari Adipati Rangga Jumena.
“Marilah Kiai, pasti Kiai seorang yang berilmu tinggi. Siapa-kah Kiai kalau aku boleh tahu…..?” Berkata Adipati Pragola Pati.
“Aku sudah tahu kalau Kanjeng adalah Kanjeng Adipati Pragola Pati dari Pati. Seorang Adipati putra Ki Penjawi yang berilmu tinggi, setinggi sang ayah atau bahkan melampauinya….!” Berkata Kiai Badra.
“Itu berlebihan Kiai, aku tentu tidak sebanding dengan Bapa Penjawi…..!” Berkata Adipati Pragola Pati merendah.
“Ilmu padi itu semakin menunduk semakin berisi…..! Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah teman karib dari Kanjeng Adipati Rangga Jumena. Kiai Badra orang menyebutku…..!” Berkata Kiai Badra.
“Ooh Kiai Badra seperguruan dengan Paman Rangga Jumena. Bapa Penjawi sering bercerita kalau Kiai Badra seorang yang berilmu tinggi…..!” Berkata Adipati Pragola Pati merendah.
“Marilah kita bermain-main agar Kanjeng Adipati tidak sempat menjatuhkan banyak korban….!” Berkata Kiai Badra yang kemudian menyerang Adipati Pragola Pati dengan tongkat bajanya.
Sementara pertempuran di sebelahnya berlangsung sengit. Mereka kemudian menyibak untuk memberi keleluasaan kedua orang berilmu tinggi itu untuk bertempur.
Dalam pada itu, di sebelah pertempuran bregada prajurit Pati melawan pasukan Madiun itu juga sudah berlangsung pertempuran yang sengit. Keadaannya hampir serupa dengan pertempuran sebelumnya. Prajurit Madiun lebih banyak dari dari pasukan Mataram. Namun pasukan Mataram itu juga terdiri dari para senopati dan prajurit yang setiap hari di gembleng di barak pasukan di Jatinom. Setiap harinya hanya ada latihan dan latihan sehingga para prajurit di kesatuan itu adalah prajurit yang tangguh.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.