Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#863

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(863)
Mataram.

Dalam pada itu, Senopati Widarba bersama seorang senopati pendampingnya berhasil menahan Kanjeng Adipati Rangga Jumena yang marah. Marah karena pasukan Madiun secara keseluruhan terdesak mundur oleh Pasukan Mataram. Kanjeng Adipati Rangga Jumena tak sempat mendapat bantuan dari senopati Madiun karena hampir semua senopati dan prajurit Madiun telah terikat oleh lawan masing-masing. Jika salah seorang senopati Madiun bergegas membantu Kanjeng Adipati Rangga Jumena, maka barisan prajurit yang ia tinggalkan akan segera terdesak mundur.
Di arena pertempuran yang lain, terdengar keluhan tertahan seorang prajurit Madiun yang meloncat mundur karena pahanya terkena lecutan cambuk murid orang bercambuk yang tambun. Belum sempat orang itu menyelamatkan diri ketika sebuah lecutan cambuk menghantam punggungnya. Ia pun kemudian jatuh tertelungkup dan kesulitan untuk bangun. Dari arah lain, dia orang kawannya segera menyerang murid orang bercambuk yang tambun namun lincah itu. Namun naas bagi salah seorang dari kedua orang tersebut. Sebuah lecutan cambuk menghantam pinggang orang itu. Dan ia pun kemudian meloncat mundur.
Murid orang bercambuk itu tinggal melawan seorang senopati Madiun.
“Minggirlah….., biar aku layani penggembala kambing ini…..!” Berkata seorang yang telah separuh baya kepada senopati Madiun yang hampir saja terkena sabetan cambuk lawannya.
Senopati itu pun kemudian menyingkir karena tahu yang datang adalah Ki Tanggon yang telah kehilangan lawannya.
Ki Tanggon yang kini bersenjatakan canggah. Dengan senjata canggah, sebuah tombak yang bermata tiga akan mampu menggaet cambuk lawannya.
Murid orang bercambuk yang tambun itu segera menyambut lawannya yang baru datang dengan sebuah lecutan cambuk yang keras menggelegar.
Namun Ki Tanggon tidak menghindar. Ia justru menghadang lecutan cambuk itu dengan canggahnya. Benar saja, canggah itu kemudian diputar sehingga seakan menangkap cambuk yang membelit canggahnya. Terjadi tarik menarik senjata yang berbeda watak tersebut. Murid orang bercambuk itu memang bertenaga cukup kuat, namun yang dilawan adalah Ki Tanggon salah satu guru dari Senopati Retna Dumilah. Ia tidak mengerahkan kekuatan tubuhnya, namun dengan ilmunya. Hampir saja cambuk di tangan murid orang bercambuk yang tambun itu terlepas. Namun yang meloncat mundur justru Ki Tanggon, karena sebuah lecutan cambuk yang lain telah menyambar lengannya, walau hanya tipis saja.

Ketika itu, tak jauh dari arena pertempuran itu, murid orang bercambuk yang langsing tengah bertempur dengan sengit melawan Ki Tumpak yang bersenjatakan sabuk kulit yang panjang. Senjata yang bisa luntur, namun juga bisa kaku sekaku pelat baja. Beberapa kali kedua senjata itu beradu. Bahkan Ki Tumpak terkejut ketika hampir saja senjatanya terlepas ketika terbelit cambuk lawan. Beruntung ia masih mampu menarik senjatanya sehingga terlepas dari belitan cambuk. Dan kemudian ia meloncat mundur agar tak terkena lecutan cambuk berikutnya.
Namun Ki Tumpak telah sedikit terganggu oleh pahanya yang telah terluka sebelumnya yang membuatnya terpincang. Ketika itulah murid orang bercambuk yang langsing itu mengurungkan memburu Ki Tumpak karena melihat adik seperguruannya kesulitan melawan lawannya yang tak lain adalah Ki Tanggon yang hampir bisa melepaskan cambuk lawannya. Dan kemudian ia melecutkan cambuknya ke arah Ki Tanggon. Ki Tanggon-lah yang meloncat mundur karena lengannya berdarah. Walau ia telah membentengi dengan ilmu kebalnya. Ia menyadari, orang yang mampu melukainya tersebut pastilah berilmu tinggi.
Sebetulnya, murid orang bercambuk yang tambun itu tidak begitu senang mendapat pertolongan dari kakak seperguruannya. Karena ia merasa akan mampu mengatasi keadaan tanpa bantuan. Namun ia tahan perasaan itu karena ia menyadari ini di arena pertempuran yang besar.
“Kau beruntung anak gemuk, karena saudaramu menyelamatkan kamu…..!” Sindir Ki Tanggon.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *