Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(874)
Mataram.
Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga ikut serta dalam rombongan pasukan dari Jatinom. Ia juga tahu bahwa dua orang murid bercambuk itu juga berilmu tinggi. Belum lagi jika guru mereka ikut serta.
Sesaat kemudian, dua orang prajurit sandi yang lain melaporkan bahwa dari arah barat telah datang pula pasukan berkuda yang cukup besar. Yang mereka ketahui bahwa pasukan itu datang dari Mataram dan dipimpin oleh Panembahan Senopati yang didampingi oleh beberapa senopati pilihan. Prajurit sandi itu juga mengenali bahwa Raden Gagak Baning dan Senopati Widarba ada bersama prajurit berkuda dari Mataram tersebut.
“Gila…..! Mataram benar-benar mengerahkan pasukan yang besar…..! Namun kita tidak gentar…..!” Berkata Adipati Pragola.
Dalam pada itu, ketika mereka sedang berbincang, pasukan dari arah timur dan dari arah barat semakin mendekat. Mereka tinggal menunggu aba-aba untuk menyerbu.
Namun Adipati Pragola kemudian berpikiran lain. Ia tidak ingin membenturkan pasukan Pati melawan pasukan Mataram yang datang dari arah timur dan dari arah barat. Dan bahkan kini pasukan yang besar dari arah barat telah membagi diri ada yang mengepung dari arah selatan. Pasukan yang mengepung itu tentu sulit untuk diimbangi oleh pasukan Pati yang jumlahnya lebih sedikit.
“Biarlah Panembahan Senopati akan aku tantang perang tanding. Aku telah memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk menandingi-nya…..!” Batin Adipati Pragola yang perawakannya memang lebih gagah dan lebih besar dari Panembahan Senopati yang membuat ia percaya diri. Ia tentu lebih kuat dan jangkauannya lebih panjang.
Dan jika ia memenangkan perang tanding itu, maka kekuasaan Mataram akan beralih ke Pati. Pati akan menjadi pusat pemerintahan seluruh tanah Jawa, dan ia nantinya akan bergelar Sultan Pragola Pati, angan Adipati Pragola. Jika perang tanding itu terjadi, maka tak akan ada korban yang jatuh. Dan ia yakin akan memenangkan pertarungan.
Ia kemudian mengutus dua orang senopati untuk menyampaikan maksudnya itu.
Panembahan Senopati yang telah bersiap untuk memberi aba-aba agar pasukannya menyerbu pasukan lawan telah menahan diri. Ia melihat dua orang dari pasukan Pati berjalan menuju ke arahnya. Ia pun melihat bahwa kedua orang itu tidak menenteng senjata sehingga tidak pantas untuk diserang.
Panembahan Senopati kemudian maju beberapa langkah dari barisan pasukannya. Raden Gagak Baning dan Senopati Widarba mengikuti dari belakang untuk bersiaga jika terjadi kejadian yang tak terduga.
Dua orang senopati dari pasukan Pati tersebut kemudian membungkuk memberi hormat kepada Panembahan Senopati setelah dekat hanya beberapa langkah. Dan Panembahan Senopati pun membalas dengan hormat pula.
Salah seorang dari senopati Pati tersebut kemudian memperkenalkan diri dan menyampaikan salam hormat sesuai unggah ungguh yang berlaku. Dan kemudian disampaikan maksud dan tujuannya diutus oleh Adipati Pragola Pati tentang tantangan perang tanding.
“Semua itu untuk mencegah korban yang lebih banyak dari kedua belah pihak…..!” Lanjut senopati dari Pati itu.
Panembahan Senopati tersenyum dan kemudian katanya; “Yaaa…..! Aku setuju dengan Dimas Pragola bahwa perang besar hanya akan menimbulkan banyak korban kematian, terutama dari kubu pasukan Pati. Tidak untuk pasukan Mataram yang kuat…..!” Sindir Panembahan Senopati.
Merah padam wajah dua orang senopati utusan tersebut yang disindir dengan halus namun tajam. Sebelum ia menjawab, Panembahan Senopati telah melanjutkan; “Aku terima tantangan Dimas Pragola secara jantan. Terserah apapun aturan yang akan dipakai oleh Dimas Pragola. Segera siapkan arena yang luas untuk meladeni kesombongan adik iparku itu…..! Katakan semua kata-kata-ku ini kepada junjunganmu, Panembahan Senopati tidak akan gentar…..!” Lanjut Panembahan Senopati dengan tajam.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.