Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(880)
Mataram.
Semua terkejut ketika pedang Adipati Pragola terlepas. Tidak terdengar dentangan beradunya dua senjata pusaka. Namun desahan Adipati Pragola sambil meloncat mundur sambil tangan kirinya memegangi tangan tangannya. “Auuuuch…..!”
Adipati Pragola pasti menahan rasa sakit yang teramat sangat. Yang terjadi adalah, tongkat baja putih yang tumpul milik Panembahan Senopati berhasil menghantam pergelangan tangan Adipati Pragola yang memegang keris pusaka. Semula Panembahan Senopati seperti akan beradu senjata, namun kemudian ia sedikit menunduk dan sedikit maju sehingga tongkatnya menghantam pergelangan tangan lawannya. Hantaman tongkat tumpul namun dilambari dengan ilmunya yang tinggi. Walaupun Adipati Pragola juga telah membentengi diri dengan ilmu kebalnya. Namun ilmu kebal dari Adipati Pragola mampu ditembus oleh ilmu dari Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati mendengar berderaknya tulang yang patah atau remuk. Pasti itu yang dialami oleh Adipati Pragola. Namun Panembahan Senopati tidak memburunya. Jika ia menginginkan, tentu akan dengan mudah menyerang Adipati Pragola yang telah tidak bersenjata itu.
Panembahan Senopati justru mengambil senjata keris pusaka milik Adipati Pragola yang tergeletak di tanah. Sedangkan Adipati Pragola masih berdiri namun tangan kirinya masih memegangi tangan kanannya. Tampak wajah Adipati Pragola pucat pasi menahan sakit yang teramat sangat.
Mereka, seluruh pasukan dari kedua kubu diam terpaku ketika menyaksikan Panembahan Senopati maju pelan mendekati Adipati Pragola dengan memegang keris di tangan kanan dan tongkat baja putih yang kecil dan pendek di tangan kiri.
“Kembalilah bersama seluruh pasukan Pati, Dimas…..! Luka di tanganmu akan segera pulih jika ditangani oleh juru sembuh yang mumpuni…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Adipati Pragola masih diam belum menjawab. Namun pasti ia tak akan mampu lagi mengadakan perlawanan. Demikian juga seluruh pasukan Pati. Tindakan yang paling bijak adalah meninggalkan medan laga walau itu sangat menyakitkan bagi seluruh pasukan. Pasukan yang kalah perang.
“Cepatlah sebelum pasukan Mataram hilang kesabaran…..! Ini keris pusaka milik Dimas Pragola aku kembalik…..!” Berkata Panembahan Senopati sambil mengulurkan keris pusaka.
Mereka yang menyaksikan berdebar-debar karena tidak mendengar perbincangan dua orang senopati perang yang baru saja berperang tanding itu. Apalagi. Mereka melihat Panembahan Senopati maju dengan keris terhunus.
Namun hampir semuanya menarik nafas lega ketika melihat Adipati Pragola menerima kembali keris pusakanya dengan tangan kiri dan kemudian menyarungkan ke dalam warangka keris. Dan kemudian Terdengar Adipati Pragola memanggil dua orang senopatinya untuk mendekat.
Ketika dua orang senopati Pati berlari-lari kecil menuju ke tengah arena, Senopati Widarba mengajak senopati pasukan dari Jatinom untuk menuju tengah arena pula. Ia khawatir jika dua orang senopati Pati akan berbuat curang.
Panembahan Senopati tidak menolak kedatangan para senopati itu. Bahkan ia bangga akan jiwa keprajuritan dari Senopati Widarba maupun Senopati dari Jatinom.
Namun para senopati itu tertegun ketika melihat tangan Adipati Pragola sepertinya patah tulangnya. Walau tidak terlihat darah meleleh, namun jelas terlihat tangan kanan Adipati Pragola itu terkulai ditahan dengan tangan kanannya.
Kemudian terdengar Adipati Pragola berkata; “Senopati…..! Tarik mundur seluruh pasukan…..!” Katanya dengan singkat namun tegas.
Tak perlu diulang lagi. Salah seorang senopati Pati segera memapah Adipati Pragola sedangkan seorang senopati yang lain berlari ke arah pasukan Pati yang masih siaga dengan senjata masing-masing.
Adipati Pragola dan senopati yang memapahnya kemudian mohon pamit kepada Panembahan Senopati sambil membungkuk memberi hormat.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.