Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#881

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(881)
Mataram.

Sesaat kemudian terdengar senopati yang berlari-lari kecil itu kemudian berhenti di depan pasukan Pati yang besar.
“Seluruh pasukan……! Munduuur……!” Teriak senopati itu menirukan perintah Adipati Pragola.
Para prajurit dari pasukan Pati tertegun mendengar perintah itu. Sebagai seorang prajurit tentu sangat berat untuk mundur dari medan laga sebelum bertempur. Namun perintah itu jelas dan tegas, dan disampaikan oleh salah seorang senopati kepercayaan dari Adipati Pragola. Mereka pun tak menutup mata akan kenyataan. Sang Adipati kebanggaan mereka tak mampu menandingi Panembahan Senopati – kakak iparnya sendiri yang sesungguhnya juga masih saudara sepupu jauh. Sesungguhnya mereka masih merasa beruntung karena sang Adipati tidak tewas dibunuh oleh lawannya yang lebih sakti itu. Dan jika dikehendaki tentu tidak akan sulit dilaksanakan.
Mereka kemudian dengan langkah gontai berbalik badan untuk meninggalkan padang rumput berpasir kering tak jauh dari candi Prambanan itu. Namun sebelumnya dua orang prajurit telah menuntun kuda ke arah Adipati Pragola yang terluka.
Kini Adipati Pragola telah naik kuda yang kemudian diiringi beberapa senopati berkuda lainnya menuju ke arah utara. Demikian pula seluruh pasukan Pati.
Tidak seperti ketika mereka datang ke medan laga dengan dada tengadah, kini mereka dengan wajah menunduk.

Sementara itu, tidak ada sorak sorai dari kubu pasukan Mataram yang menang perang tanpa bertempur itu. Mereka sepertinya memahami perasaan dari sang Senopati Agung – Panembahan Senopati yang tidak tega untuk membunuh saudaranya sendiri.
Namun demikian, Senopati Widarba mohon izin kepada Panembahan Senopati untuk membuntuti pasukan Pati itu sampai sungguh-sungguh keluar dari telatah Mataram. Paling tidak nanti setelah melewati gunung Merapi. Tidak seluruh pasukan akan membuntuti pasukan Pati itu, namun hanya beberapa bregada prajurit berkuda dari Mataram dan sebagian bregada prajurit dari barak prajurit dari Jatinom. Namun mereka adalah para prajurit pilihan. Bagaimana pun, mereka harus bersiaga jika pasukan Pati yang mereka buntuti kemudian balik menyerang untuk melepas dendam.
Pasukan Mataram dipimpin oleh Raden Gagak Baning, sedangkan pasukan dari Jatinom dipimpin oleh sang senopati sendiri yang didampingi oleh dua orang murid orang bercambuk yang ber-ilmu tinggi. Yang kebetulan, murid orang bercambuk yang lebih dewasa itu adalah adiknya sendiri.

Dalam pada itu, Panembahan Senopati beserta pasukan Mataram yang lain segera kembali ke Mataram yang dipimpin oleh Senopati Widarba.
Walau tidak ada sorak sorai, namun tampak wajah-wajah cerah pancaran kegembiraan dan kebanggaan.
Mereka bangga kepada raja mereka yang sakti mandraguna bukan hanya cerita ngayawara namun sungguh nyata mereka saksikan.
Mereka tentu tak akan lupa bahwa Sang Panembahan Senopati yang ketika itu masih bernama Raden Mas Danang Sutawijaya mampu membunuh Harya Penangsang penguasa Jipang saat itu. Saat itu pun telah kondang bahwa Harya Penangsang adalah seorang yang sakti mandraguna murid dari Sunan Kudus. Walau saat itu mereka pun tahu bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya mendapat bantuan dari Ki Pemanahan – sang ayahnya sendiri dan Ki Penjawi – ayah dari Adipati Pragola. Dan tentu saja juga karena siasat dari Ki Juru Martani.
Dan belum lama mereka juga menyaksikan sendiri bagaimana Sang Panembahan Senopati berhasil mengalahkan Senopati Retna Dumilah yang bertempur dengan cara yang aneh. Namun mereka tahu bahwa ketika itu mereka benar-benar beradu ilmu yang tak kasat mata. Yang akhirnya pasukan Madiun pun menyerah di halamannya sendiri.
Dan kini mereka baru saja menyaksikan pertarungan yang sesungguhnya, perang tanding melawan Adipati Pragola yang kondang pula berilmu tinggi. Namun akhirnya sang Adipati pun takluk tak berdaya.
Mereka pun semakin bangga kepada raja mereka, raja Mataram yang pertama.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *